Pencapaian komptensi siswa harus dicapai dengan berbagai strategi,
model, metode dan teknik dalam pembelajaran. Kenyataanya banyak kendala
yang dihadapi melihat karakteristik siswa yang beragam dari berbagai
sisi seperti motivasi, minat, kemampuan awal, kecerdasan, kemampuan
otak, latar belakang ekonomi, keluarga dan lain-lain.
Ketika
siswa memulai pelajaran di kelas, maka berbagai karakterteristik
bercampur saling bersaing untuk meraih juara secara pribadi dan secara
umum. Juara pribadi merupakan juara yang diraih atas keberhasilannya
menaklukan kelemahan pada dirinya sehingga menjadi keunggulan dan
mencapai komptensi yang akan diraihnya sehingga menjadi juara pada
dirinya sendiri. Ada juga menjadi juara secara umum artinya juara yang
diberikan atas prestasinya dalam persaingan di kelas.
Untuk
membentuk karakter juara, banyak harus dilakukan selain memotivasi dari
dalam juga motivasi dari luar. Dari beberapa kisah yang pernah dibaca
termasuk artikel yang diposting anggota guraru, bahwa
pencapaian prestasi juara pada dirinya diraih karena pernyataan orang
tuanya yang menyatakan bahwa "siswa, guru dan lain-lainnya semua
mencintaimu, mengapa harus pindah ke sekolah lain, belum tentu guru dan
siswa mencintaimu seperti yang ada di sekolah ini". Lebih dan kurangs
seperti inilah kesimpulan dari artikel yang dibaca dan menjadi artikel
yang inspiratif bagi kita semua. Karena sebelumnya siswa ini memiliki
kelemahan dalam berfikir sehingga akan dipindahkan di sekolah lain
bahkan di SLB.
Terjadi siswa tersebut
menjadi juara atas dirinya bahwa lingkungan sekolahnya mendukung untuk
menjadi juara dan menaklukan kelemahan pada dirinya. Selain menjadi
juara pada dirinya juga menjadi juara atas prestasinya dibandingkan
dengan siswa lainnya. Bagaimana menumbuhkan karakter juara tersebut.
Ada
beberapa artikel dan bahan diskusi dengan teman-teman, banyak yang
dapat dilakukan untuk menjadi juara sebagai bahan kajian antara lain:
- Menumbuhkan karakter olimpisme pada dirinya sehingga akan mudah menjadi jaura dalam kegiatan apapun termasuk dalam kegiatan pembelajaran yang dilakukannya
- Membentuk lingkungan juara dengan mengikut sertakan siswa pada segala kompetisi/lomba sesuai bakat dan minatnya
- Melakukan pembentukan karakter dari luar dengan memutar video dan cerita-cerita inspiratif sehingga menumbuhkan semangat menjadi lebih baik dari kondisi saat ini
- Pelatihan dan pembinaan dengan sistematis dan terencana dalam pencapaiannya sehingga akan tercapai juara akan diraihnya
Untuk
melakukannya sangat sulit dirasakan sampai saat ini oleh beberapa guru
termasuk saya, ternyata membentuk karakter juara tidak bisa secara
sendirian, seperti halnya Timnas Sepak Bola Indonesia U-19 yang dapat
meraih juara AFF-U19 dan juga lolos pada Final AFC-U19 di Myanmar 2013.
Banyak kendala yang dihadapi seperti input, materi dan termasuk
kelemahan pada diri guru yang juga tidak memiliki karakter juara. Untuk
itu sebagai motivasi diri, maka guru harus memiliki karakter juara yang
dapat menjadi contoh bagi siswa untuk meraihnya. Kalau guru saja tak
memiliki karakter juara bagaimana dengan siswanya. Kisah-kisah dan
peristiwa di atas menggambarkan bahwa perjuangan itu butuh PROSES untuk membentuk karakter juara. Selain itu juga MENCINTAI adalah
hal yang fitrah dalam diri manusia untuk membentuk karakter juara
sehingga mudah untuk mencapainya. Jadilah JUARA yang sebenarnya dengan
mengalahkan DIRI SENDIRI.