Sabtu, 19 Oktober 2013

SULITNYA MEMBENTUK KARAKTER JUARA

Pencapaian komptensi siswa harus dicapai dengan berbagai strategi, model, metode dan teknik dalam pembelajaran. Kenyataanya banyak kendala yang dihadapi melihat karakteristik siswa yang beragam dari berbagai sisi seperti motivasi, minat, kemampuan awal, kecerdasan, kemampuan otak, latar belakang ekonomi, keluarga dan lain-lain.
Ketika siswa memulai pelajaran di kelas, maka berbagai karakterteristik bercampur saling bersaing untuk meraih juara secara pribadi dan secara umum. Juara pribadi merupakan juara yang diraih atas keberhasilannya menaklukan kelemahan pada dirinya sehingga menjadi keunggulan dan mencapai komptensi yang akan diraihnya sehingga menjadi juara pada dirinya sendiri. Ada juga menjadi juara secara umum artinya juara yang diberikan atas prestasinya dalam persaingan di kelas.
Untuk membentuk karakter juara, banyak harus dilakukan selain memotivasi dari dalam juga motivasi dari luar. Dari beberapa kisah yang pernah dibaca termasuk artikel yang diposting anggota guraru, bahwa pencapaian prestasi juara pada dirinya diraih karena pernyataan orang tuanya yang menyatakan bahwa "siswa, guru dan lain-lainnya semua mencintaimu, mengapa harus pindah ke sekolah lain, belum tentu guru dan siswa mencintaimu seperti yang ada di sekolah ini". Lebih dan kurangs seperti inilah kesimpulan dari artikel yang dibaca dan menjadi artikel yang inspiratif bagi kita semua. Karena sebelumnya siswa ini memiliki kelemahan dalam berfikir sehingga akan dipindahkan di sekolah lain bahkan di SLB.
Terjadi siswa tersebut menjadi juara atas dirinya bahwa lingkungan sekolahnya mendukung untuk menjadi juara dan menaklukan kelemahan pada dirinya. Selain menjadi juara pada dirinya juga menjadi juara atas prestasinya dibandingkan dengan siswa lainnya. Bagaimana menumbuhkan karakter juara tersebut.
IMG_20130902_090015
Ada beberapa artikel dan bahan diskusi dengan teman-teman, banyak yang dapat dilakukan untuk menjadi juara sebagai bahan kajian antara lain:
  • Menumbuhkan karakter olimpisme pada dirinya sehingga akan mudah menjadi jaura dalam kegiatan apapun termasuk dalam kegiatan pembelajaran yang dilakukannya
  • Membentuk lingkungan juara dengan mengikut sertakan siswa pada segala kompetisi/lomba sesuai bakat dan minatnya
  • Melakukan pembentukan karakter dari luar dengan memutar video dan cerita-cerita inspiratif sehingga menumbuhkan semangat menjadi lebih baik dari kondisi saat ini
  • Pelatihan dan pembinaan dengan sistematis dan terencana dalam pencapaiannya sehingga akan tercapai juara akan diraihnya
Untuk melakukannya sangat sulit dirasakan sampai saat ini oleh beberapa guru termasuk saya, ternyata membentuk karakter juara tidak bisa secara sendirian, seperti halnya Timnas Sepak Bola Indonesia U-19 yang dapat meraih juara AFF-U19 dan juga lolos pada Final AFC-U19 di Myanmar 2013. Banyak kendala yang dihadapi seperti input, materi dan termasuk kelemahan pada diri guru yang juga tidak memiliki karakter juara. Untuk itu sebagai motivasi diri, maka guru harus memiliki karakter juara yang dapat menjadi contoh bagi siswa untuk meraihnya. Kalau guru saja tak memiliki karakter juara bagaimana dengan siswanya. Kisah-kisah dan peristiwa di atas menggambarkan bahwa perjuangan itu butuh PROSES untuk membentuk karakter juara. Selain itu juga MENCINTAI adalah hal yang fitrah dalam diri manusia untuk membentuk karakter juara sehingga mudah untuk mencapainya. Jadilah JUARA yang sebenarnya dengan mengalahkan DIRI SENDIRI.