Kualitas pembelajaran dipengaruhi oleh banyak faktor misalnya sarana
prasarana, sumber belajar, media pembelajaran, termasuk juga keadaan
guru. Siswa merindukan guru yang profesional dengan inovasi, kreatifitas, motivator dan lainnya. Siswa
akan merasakan kenyamanan dalam belajar jika guru yang diinginkan
selalu masuk mengajar bahkan guru tersebut masuk untuk pelajaran lain.
Namun ada beberapa siswa yang menginginkan gurunya tak mengajar pada jam
yang ada karena anggapan bahwa guru tersebut tidak kreatif, monoton
dalam mengajar, tidak sistematis, bukan sebagai motivator tapi sebagai
penyindir tentang latar belakang siswa.
Beberapa
sekolah untuk semua tingkatan dari TK, SD, SMP/MTs, SMA/SMK/MA terdapat
penyebaran kualitas guru yang tidak merata. Hal ini terutama beberapa
guru yang usianya di atas 40 tahun atau guru yang memasuki masa pensiun
masih mengajar dengan persiapan yang seadanya sehingga tidak merasa siap
jika akan memasuki kelasnya. Beberapa guru bahkan sudah mendapat gelar
profesional dengan sertifikat yang didapatkan dari PLPG
namun mengajarnya tidak mengalami peningkatan. Apalagi menuntut kepada
pihak sekolah agar dapatkan jam 24/minggunya. Karena merasa senior dan
faktor lainnya sedangkan guru muda hanya bisa mendapatkan siswa jam yang
ada. Padahal secara kenyataan di lapangan beberapa guru muda (< 40
tahun) lebih diminati karena lebih energik dan memahami karakteritik
siswa sesuai dengan perkembangan psikologis saat ini dan mendapatkan jam
yang sedikit bahkan sisa dari jam guru-guru yang sudah tersertifikasi.
Perbandingan guru ini menjadi masalah baru dalam meningkatkan kualitas
pembelajaran di sekolah.
Bahkan siswa
selalu kecarian guru yang sudah tua yang katanya "kaya pengalaman" namun
jarang masuk karena berbagai alasan, ada kerjaan diluar, sakit, dan
faktor lainnya. Sehingga guru yang energik akan menggantikan guru yang
tak datang sehingga memunculkan masalah baru. Siswa tidak akan mau
belajar dan tidak termotivasi bila guru yang sebenarnya masuk kelas dan
memilih guru penggantinya. Namun apa yang terjadi, tak mungkin guru yang
energik dapat melayani siswa di dalam kelas karena tak ada jam mengajar
sehingga guru yang energik dengan inovasi, kretifitas dan motivatornya
mengajar lebih banyak di luar karena kualitasnya yang unggul. Ini banyak
terjadi untuk sekolah negeri dan swasta. Bila guru negeri yang mengajar
di sekolah swasta akan tetap di gunakan sebagai pengajar karena
kualitas dan dedikasinya yang tinggi pada siswa dibandingkan guru yang
hanya mengajar di sekolah negeri.
Dimanakah guruku???
Guruku tidak ada di kelas dan ada di kantin sekolah.
Guruku lebih senang mengajar di luar (swasta) dibandingkan di sekolah utamanya (negeri)
Itulah
kenyataan yang ada, guru jarang di kelas bahwakan adapun hanya pada 10
menit-menit di awal selanjutnya akan duduk di meja piket, ruang guru
atau di kantin. Kalau hal ini terjadi maka kualitas siswa tidak akan
meningkat karena kemampuan guru di bidang pedagogik, profesionalnya
kecil sehingga siswa selalu mencari guru yang lain karena kenyamanan
dalam belajar tidak didapatkan selama ini. Guru energik dengan
keprofesionalnya yang belum tersertifikasi karena faktor usia, masa
pengabdian yang kurang serta senioritas mengakibatkan tidak dapat
mengabdi dan meningkatkan kualitas siswa secara utuh karena lebih nyaman
mengajar di luaran. Siswa juga akan merasa kehilangan guru bila
masa-masa pemberkasan sertifikasi dimulai, banyak siswa tak ada gurunya
karena gurunya lebih mementingkan menyiapkan berkas untuk pengajuan
tunjangan yang akan didapatkan.
Jika ada lomba yang akan diikuti
siswa, maka banyak guru tidak ada ditempat dan tidak ada waktu untuk
membimbing sebelum, saat dan setelah kegiatan berlangsung. Untuk
beberapa lomba misalnya olimpiade, karya tulis, olahraga atau lomba
kreatifitas lainnya. Jika siswa mendapatkan juara maka beberapa guru
sebagai pahlawan dan ada untuk mendampingi, jika kalah maka tak ada yang
membangkitkan motivasi siswa lagi dan guru pada menjauh.
Jika siswa mencari guru, untuk mengisi jam pelajarannya maka jawablah kita sudah ada dikelasnya
Jika siswa mencari guru, untuk membimbing lomba/kegiatan maka jawablah kita ada disampingnya
Jika siswa mecari guru, untuk mencapai kompetensinya, maka jawablah kapan kita melakukan pengayaan
Jika
siswa mencari guru, untuk mencari jawaban UN, maka sampaikan bahwa kita
sudah bersama selama ini sebelum UN berlangsung dan saat berlansung UN
selalu berdo'a untuk kemudahan menjawab soal yang ada.