MENU

Minggu, 26 Mei 2013

Dimana Guruku ???


Kualitas pembelajaran dipengaruhi oleh banyak faktor misalnya sarana prasarana, sumber belajar, media pembelajaran, termasuk juga keadaan guru. Siswa merindukan guru yang profesional dengan inovasi, kreatifitas, motivator dan lainnya. Siswa akan merasakan kenyamanan dalam belajar jika guru yang diinginkan selalu masuk mengajar bahkan guru tersebut masuk untuk pelajaran lain. Namun ada beberapa siswa yang menginginkan gurunya tak mengajar pada jam yang ada karena anggapan bahwa guru tersebut tidak kreatif, monoton dalam mengajar, tidak sistematis, bukan sebagai motivator tapi sebagai penyindir tentang latar belakang siswa.
Beberapa sekolah untuk semua tingkatan dari TK, SD, SMP/MTs, SMA/SMK/MA terdapat penyebaran kualitas guru yang tidak merata. Hal ini terutama beberapa guru yang usianya di atas 40 tahun atau guru yang memasuki masa pensiun masih mengajar dengan persiapan yang seadanya sehingga tidak merasa siap jika akan memasuki kelasnya. Beberapa guru bahkan sudah mendapat gelar profesional dengan sertifikat yang didapatkan dari PLPG namun mengajarnya tidak mengalami peningkatan. Apalagi menuntut kepada pihak sekolah agar dapatkan jam 24/minggunya. Karena merasa senior dan faktor lainnya sedangkan guru muda hanya bisa mendapatkan siswa jam yang ada. Padahal secara kenyataan di lapangan beberapa guru muda (< 40 tahun) lebih diminati karena lebih energik dan memahami karakteritik siswa sesuai dengan perkembangan psikologis saat ini dan mendapatkan jam yang sedikit bahkan sisa dari jam guru-guru yang sudah tersertifikasi. Perbandingan guru ini menjadi masalah baru dalam meningkatkan kualitas pembelajaran di sekolah.
Bahkan siswa selalu kecarian guru yang sudah tua yang katanya "kaya pengalaman" namun jarang masuk karena berbagai alasan, ada kerjaan diluar, sakit, dan faktor lainnya. Sehingga guru yang energik akan menggantikan guru yang tak datang sehingga memunculkan masalah baru. Siswa tidak akan mau belajar dan tidak termotivasi bila guru yang sebenarnya masuk kelas dan memilih guru penggantinya. Namun apa yang terjadi, tak mungkin guru yang energik dapat melayani siswa di dalam kelas karena tak ada jam mengajar sehingga guru yang energik dengan inovasi, kretifitas dan motivatornya mengajar lebih banyak di luar karena kualitasnya yang unggul. Ini banyak terjadi untuk sekolah negeri dan swasta. Bila guru negeri yang mengajar di sekolah swasta akan tetap di gunakan sebagai pengajar karena kualitas dan dedikasinya yang tinggi pada siswa dibandingkan guru yang hanya mengajar di sekolah negeri.

Dimanakah guruku???
Guruku tidak ada di kelas dan ada di kantin sekolah. 

Guruku lebih senang mengajar di luar (swasta) dibandingkan di sekolah utamanya (negeri)
Itulah kenyataan yang ada, guru jarang di kelas bahwakan adapun hanya pada 10 menit-menit di awal selanjutnya akan duduk di meja piket, ruang guru atau di kantin. Kalau hal ini terjadi maka kualitas siswa tidak akan meningkat karena kemampuan guru di bidang pedagogik, profesionalnya kecil sehingga siswa selalu mencari guru yang lain karena kenyamanan dalam belajar tidak didapatkan selama ini. Guru energik dengan keprofesionalnya yang belum tersertifikasi karena faktor usia, masa pengabdian yang kurang serta senioritas mengakibatkan tidak dapat mengabdi dan meningkatkan kualitas siswa secara utuh karena lebih nyaman mengajar di luaran. Siswa juga akan merasa kehilangan guru bila masa-masa pemberkasan sertifikasi dimulai, banyak siswa tak ada gurunya karena gurunya lebih mementingkan menyiapkan berkas untuk pengajuan tunjangan yang akan didapatkan.

Jika ada lomba yang akan diikuti siswa, maka banyak guru tidak ada ditempat dan tidak ada waktu untuk membimbing sebelum, saat dan setelah kegiatan berlangsung. Untuk beberapa lomba misalnya olimpiade, karya tulis, olahraga atau lomba kreatifitas lainnya. Jika siswa mendapatkan juara maka beberapa guru sebagai pahlawan dan ada untuk mendampingi, jika kalah maka tak ada yang membangkitkan motivasi siswa lagi dan guru pada menjauh.

Jika siswa mencari guru, untuk mengisi jam pelajarannya maka jawablah kita sudah ada dikelasnya
Jika siswa mencari guru, untuk membimbing lomba/kegiatan maka jawablah kita ada disampingnya
Jika siswa mecari guru, untuk mencapai kompetensinya, maka jawablah kapan kita melakukan pengayaan
Jika siswa mencari guru, untuk mencari jawaban UN, maka sampaikan bahwa kita sudah bersama selama ini sebelum UN berlangsung dan saat berlansung UN selalu berdo'a untuk kemudahan menjawab soal yang ada.