Sabtu, 26 Oktober 2013

SAYA KALAH LAGI !!!

Pengumuman yang dipercepat satu hari sebelumnya membuat kaget jantung ini setelah membuka situs dari panitia. Kenapa kaget karena pengumuman tidak tercantum nama saya dan yang tercantum 2 siswa saya yang masuk grand final dan merupakan 2 sekolah yang berbeda yang saya bimbing untuk mengikuti lomba tersebut. Lomba ini diselenggarakan oleh Badan Penelitian dan Pengembangan (balitbang) Pemerintah Kota Medan dalam rangka hari teknologi nasional tahun 2013. Lomba berbentuk lomba karya tulis ilmiah (LKTI). Lomba ini berhadian Rp. 99.750.000 (sembilan puluh sembilan jutan tujuh ratus lima puluh ribu rupiah) untuk 3 kategori yaitu siswa SMA/K/MA, Mahasiswa dan Umum.

Pengumuman itu dapat dilihat di :
http://balitbang.pemkomedan.go.id/berita-79-peserta-yang-masuk-grand-final-perlombaan-karya-tulis-ilmiah-tahun-2013.html
Balitbang Kota Medan

Kecewaan ada pada diri ini karena tidak masuk 5 besar untuk grand final, namun yang menjadi kebahagian karena 2 siswa atas nama Muhammad Fachmi (SMA Harapan 1 Medan) dan Denis Muba Pandapotan Simanihuruk (SMA Negeri 15 Medan) merupakan 2 siswa binaan dalam kelompok ilmiah remaja (KIR). Sedangkan 2 siswa lagi tidak masuk ke babak selanjutnya karena berdasarkan penilaian juri belum diberi kesempatan untuk presentasi untuk tahun ini. Dari berbagai sisi memang masih banyak kekurangan dari 2 karya siswa ini termasuk dari yang lainnya.
Siswa yang kalah sangat sedih karena tidak masuk dan rasa penyesalannya tinggi, padahal untuk kategori mahasiswa, abang siswa binaan saya masuk menjadi 5 besar. Namun untuk memotivasinya agar dapat ikut pada lomba kesempatan lainnya. Saya juga dalam beberapa bulan ini semenjak bulan Juni sampai Oktober 2013 ini, sudah beberapa lomba diikuti namun saya kalah lagi untuk masuk babak selanjutnya. Semuanya tragis karena pada lomba sebelumnya pada bulan juni 2013 dan diumumkan pada akhir Juli 2013 saya hanya diperingkat 15 dari 143 orang seluruh Indonesia dalam LKTI Guru dalam keselamatan jalan oleh Kemhub Direktorat Perhubungan Darat. Selanjutnya lomba lainnya termasuk dalam lomba blog dan lainnya.

Beberapa siswa bimbingan juga tak masuk babak selanjutnya dalam beberapa komptisi yang diikuti. Sedih rasayanya saya kalah lagi, bukan siswa yang kalah, saya juga dapat kalah. Kalah bagi saya juga menjadi motivasi untuk menjadi lebih baik lagi dalam berkarya dalam lomba karya tulis selanjutnya. Sedih namun bercampur gembira karena kalah dalam diri ini tapi gembira siswa saya yang masuk.

Pernah berfikir, apakah saya seperti Mourinho Mantan Pelatih Porto FC, Inter Milan, dan Real Madrid yang sukses melatih menjadi tim juara namun Mou yang menyebut namanya The Special One tidak sukses di klub besar sebagai pemain profesional. Apakah diri ini seperti itu juga? Jawaban ada pada diri saya, karena selama ini juga kalau lomba jarang sukses namun beberapa siswa binaan pernah meraih sukses besar sebagai juara-juara di tingkat kota Medan, Propinsi Sumatera Utara dan Nasional.

Kekalahan ini akan membuat jiwa ini harus menjadi besar, rendah diri, dan nilai olimpis terus di bangun agar sebagai pembimbing tidak dilihat "loyo" oleh siswa. Maka jadilah tauldan bagi siswa kita dalam berlomba walau kita merasakan selalu kalah dalam berlomba.