Untuk menjadi guru profesional haruslah kreatif dalam memilih alternatif dalam metode, strategi, dan model pembelajaran yang digunakan. Untuk Mata Pelajaran Geografi di sekolah banyak siswa khususnya kelas X di semester genap pada Ulangan Harian I sesuai KD 2.1 yaitu Menganalisis Fenomena Litosfer dan Pedosfer dan pengaruhnya bagi kehidupan di permukaan bumi tidak banyak yang lulus.
Dari beberapa analisa yang ada dari pengalaman siswa sebelumnya menunjukan bahwa:
Pertama: Kompleksitas materi ini sangat sulit karena berhubungan dengan unsur geologi dan pedologi. Siswa kurang memahami materi ini karena istilah-istilah yang digunakan banyak sekali, namun banyak materi ini sebenarnya menarik untuk dipelajari. Misalnya tentang struktur lapisan bumi, batuan, tenaga endogen (tektonik, vulkanik, gempa bumi), tenaga eksogen (pelapukan, erosi, sedimentasi, masswasting) serta mempelajari tentang tanah. Bahwa materi ini banyak ditemukan dirasakan oleh siswa namun untuk secara konsep dan istilah banyak siswa yang tidak memahami.
Kedua, Intake siswa yang memang lemah karena siswa yang masuk di sekolah ini tidak begitu ketat untuk mendaftar masuk sekolah. Jadi persaingan tidak begitu ketat seperti sekolah lainnya sejenis dengan berbagai tes dan kegiatan pembinaan yang baik. Selain itu motivasi siswa untuk belajar geografi dipengaruhi dari kondisi sekolah dimana siswa bersekolah. Karena faktor guru dan lainnya, maka siswa tidak memiliki motivasi untuk belajar geografi walau ada sebagian yang termotivasi. Tapi bagaimana pun harus ada pembenahan dalam menerima siswa agar sekolah menjadi berkualitas
Ketiga, Daya Dukung dari sarana yang ada juga minim terutama bahan praktik atau media pembelajaran yang disediakan sekolah. Oleh karena itu guru harus mencari dan membiayai media yang akan diajarkan. Sekolah lebih memfokuskan pada mata pelajaran eksakta dan penjaskes yang lebih lengkap untuk media dan sarana prasarana yang disediakan.
Keempat, Waktu Pembelajaran hanya 1 jam/les dibandingkan pelajaran yang lain misalnyanya Matematika, Fisika, Kimia, dan Biologi, Bahasa Inggris, Ekonomi yang ditambah pelajarannya. Sehingga waktu yang tersedia tidak bisa dimanfaatkan secara maksimal. Dengan beberapa metode dan strategi yang diterapkan belum efektif juga karena elemen lain tidak singkron dengan kondisi yang ada.
Melihat kondisi tersebut, guru harus memiliki motivasi, inovasi dalam melakukan pembelajaran namun terkadang mengalami titik jenuh. Faktor lain juga mempengaruhinya. Ketika siswa dikumpulkan di lapangan ternyata paling banyak yang remedial dibandingkan mata pelajaran lainnya. Ini menjadi pertanyaan, apakah siswanya yang kurang termotivasi atau faktor dari dalam siswanya untuk mempelajari geografi atau karena gurunya yang kurang optimal untuk mempelajarinya.
Dari 2 faktor tersebut, ternyata keduanya ada dalam mempengaruhi hasil belajar. Yang menjadi masalah lagi adalah hanya beberapa yang memiliki motivasi untuk memperbaiki nilai dengan remedial atau pengayaan. Bagaimana ini bisa terjadi. Ketika dipanggil pimpinan, mengapa ini bisa terjadi, apa metode yang diterapkan dan jawaban dikembalikan sama guru bagaimana mengelola kelas dan menerapkan metode tersebut. Semoga bukan guru saja menjadi faktor utama kesalahan, bisa saja faktor lain di luar guru dan siswa. Guru dan siswa harus kerjasama dan faktor luar harus memberikan dukungan. Semoga program remedial yang dilaksanakan guru lebih berarti dan siswa lebih termotivasi bahwa kegagalan tidak mencapai KKM dalam Ulangan Harian menjadi intropeksi diri bahwa KITA BISA DAN UNGGUL !
Remedial lagi remedial lagi ........................ tidak akan terjadi lagi