TAMAN NASIONAL
Taman Nasional adalah kawasan pelestarian alam yang mempunyai ekosistem asli, dikelola
dengan sistem zonasi yang dimanfaatkan untuk tujuan penelitian, ilmu
pengetahuan, pendidikan, menunjang budidaya, pariwisata dan rekreasi alam.
Kriteria Penetapan Kawasan Taman Nasional (TN) adalah sebagai berikut :
- Kawasan yang ditetapkan mempunyai luas yang cukup untuk menjamin kelangsungan proses ekologis secara alami;
- Memiliki sumber daya alam yang khas dan unik baik berupa jenis tumbuhan maupun satwa dan ekosistemnya serta gejala alam yang masih utuh dan alami;
- Memiliki satu atau beberapa ekosistem yang masih utuh sebagai pariwisata alam;
- Memiliki keadaan alam yang asli dan alami untuk dikembangkan.
- Merupakan kawasan yang dapat dibagi kedalam Zona Inti, Zona Pemanfaatan, Zona Rimba dan Zona lain yang karena pertimbangan kepentingan rehabilitasi kawasan, ketergantungan penduduk sekitar kawasan, dan dalam rangka mendukung upaya pelestarian sumber daya alam hayati dan kosistemnya, dapat ditetapkan sebagai zona tersendiri.
Manfaat taman nasional
Pengelolaan taman nasional dapat memberikan manfaat antara lain:
- Ekonomi : Dapat dikembangkan sebagai kawasan yang mempunyai nilai ekonomis, sebagai contoh potensi terumbu karang merupakan sumber yang memiliki produktivitas dan keanekaragaman yang tinggi sehingga membantu meningkatkan pendapatan bagi nelayan, penduduk pesisir bahkan devisa negara.
- Ekologi : Dapat menjaga keseimbangan kehidupan baik biotik maupun abiotik di daratan maupun perairan.
- Estetika : Memiliki keindahan sebagai obyek wisata alam yang dikembangkan sebagai usaha pariwisata alam / bahari.
- Pendidikan dan Penelitian : Merupakan obyek dalam pengembangan ilmu pengetahuan, pendidikan dan penelitian.
- Jaminan Masa Depan : Keanekaragaman sumber daya alam kawasan konservasi baik di darat maupun di perairan memiliki jaminan untuk dimanfaatkan secara batasan bagi kehidupan yang lebih baik untuk generasi kini dan yang akan datang.
Kawasan taman nasional dikelola oleh pemerintah dan dikelola dengan upaya
pengawetan keanekaragaman jenis tumbuhan dan satwa beserta ekosistemnya. Suatu
kawasan taman nasionali kelola berdasarkan satu rencana pengelolaan yang
disusun berdasarkan kajian aspek-aspek ekologi, teknis, ekonomis dan sosial
budaya.
Rencana pengelolaan taman nasional sekurang-kurangnya memuat tujuan pengelolaan, dan garis besar kegiatan yang menunjang upaya perlindungan, pengawetan dan pemanfaatan kawasan.
Pengelolaan Taman nasional didasarkan atas sistem zonasi, yang dapat dibagi atas :
- Zona inti
- Zona pemanfaatan
- Zona rimba; dan atau yang ditetapkan Menteri berdasarkan kebutuhan pelestarian sumberdaya alam hayati dan ekosistemnya.
Kriteria zona inti, yaitu :
- mempunyai keanekaragaman jenis tumbuhan dan satwa beserta ekosistemnya.
- mewakili formasi biota tertentu dan atau unit-unit penyusunnya.
- mempunyai kondisi alam, baik biota maupun fisiknya yang masih asli dan atau tidak atau belum diganggu manusia.
- mempunyai luas yang cukup dan bentuk tertentu agar menunjang pengelolaan yang efektif dan menjamin berlangsungnya proses ekologis secara alami.
- mempunyai ciri khas potensinya dan dapat merupakan contoh yang keberadaannya memerlukan upaya konservasi.
- mempunyai komunitas tumbuhan dan atau satwa beserta ekosistemnya yang langka atau yang keberadaannya terancam punah.
Kriteria zona pemanfaatan, yaitu :
- mempunyai daya tarik alam berupa tumbuhan, satwa atau berupa formasi ekosistem tertentu serta formasi geologinya yang indah dan unik.
- mempunyai luas yang cukup untuk menjamin kelestarian potensi dan daya tarik untuk dimanfaatkan bagi pariwisata dan rekreasi alam.
- kondisi lingkungan di sekitarnya mendukung upaya pengembangan pariwisata alam.
Kriteria zona rimba, yaitu :
- kawasan yang ditetapkan mampu mendukung upaya perkembangan dari jenis satwa yang perlu dilakukan upaya konservasi.
- memiliki keanekaragaman jenis yang mampu menyangga pelestarian zona inti dan zona pemanfaatan.
merupakan tempat dan kehidupan bagi jenis satwa migran tertentu.
Upaya pengawetan kawasan taman nasional dilaksanakan sesuai dengan sistem zonasi pengelolaannya:
Upaya pengawetan pada zona inti dilaksanakan dalam bentuk kegiatan :
- perlindungan dan pengamanan.
- inventarisasi potensi kawasan.
- penelitian dan pengembangan dalam menunjang pengelolaan.
Upaya pengawetan pada zona pemanfaatan dilaksanakan dalam bentuk kegiatan :
- perlindungan dan pengamanan
- inventarisasi potensi kawasan
- penelitian dan pengembangan dalam menunjang pariwisata alam
Upaya pengawetan pada zona rimba dilaksanakan dalam bentuk kegiatan :
1. perlindungan dan pengamanan
1. perlindungan dan pengamanan
2. inventarisasi potensi kawasan
3. penelitian dan pengembangan dalam menunjang pengelolaan
4. pembinaan habitat dan populasi satwa.
Pembinaan habitat dan populasi satwa, meliputi kegiatan :
1. pembinaan padang rumput
2. pembuatan fasilitas air minum dan atau tempat berkubang dan mandi satwa
3. penanaman dan pemeliharaan pohon-pohon pelindung dan pohon-pohon sumber
makanan satwa
4. penjarangan populasi satwa
5. penambahan tumbuhan atau satwa asli, atau
6. pemberantasan jenis tumbuhan dan satwa pengganggu.
Beberapa kegiatan yang dapat mengakibatkan perubahan fungsi kawasan taman nasional adalah :
1. merusak kekhasan potensi sebagai pembentuk ekosistem
2. merusak keindahan dan gejala alam
3. mengurangi luas kawasan yang telah ditentukan
4. melakukan kegiatan usaha yang tidak sesuai dengan rencana pengelolaan
dan atau rencana
Pengusahaan yang telah mendapat persetujuan dari pejabat yang berwenang.
Sesuatu kegiatan yang dapat dianggap sebagai tindakan permulaan melakukan kegiatan yang berakibat terhadap perubahan fungsi kawasan adalah :
Pengusahaan yang telah mendapat persetujuan dari pejabat yang berwenang.
Sesuatu kegiatan yang dapat dianggap sebagai tindakan permulaan melakukan kegiatan yang berakibat terhadap perubahan fungsi kawasan adalah :
- memotong, memindahkan, merusak atau menghilangkan tanda batas kawasan.
- membawa alat yang lazim digunakan untuk mengambil, menangkap, berburu, menebang, merusak, memusnahkan dan mengangkut sumberdaya alam ke dan dari dalam kawasan.
Taman nasional dapat dimanfaatkan sesuai dengan sistem zonasinya :
Pemanfaatan Zona inti :
- penelitian dan pengembangan yang menunjang pemanfaatan.
- ilmu pengetahuan.
- pendidikan.
- kegiatan penunjang budidaya.
Pemanfaatan zona pemanfaatan :
- pariwisata alam dan rekreasi.
- penelitian dan pengembangan yang menunjang pemanfaatan.
- pendidikan dan atau
- kegiatan penunjang budidaya.
Pemanfaatan zona rimba :
- penelitian dan pengembangan yang menunjang pemanfaatan.
- ilmu pengetahuan.
- pendidikan.
- kegiatan penunjang budidaya.
Taman nasional yang ada di Indonesia :
1. Taman Nasional
Gunung Leuser
Hampir seluruh
kawasan ditutupi oleh lebatnya hutan Dipterocarpaceae dengan beberapa sungai
dan air terjun. Terdapat tumbuhan langka dan khas yaitu daun payung raksasa (Johannesteijsmannia altifrons), bunga raflesia (Rafflesia atjehensis dan R.
micropylora) serta Rhizanthes
zippelnii yang merupakan bunga terbesar dengan diameter 1,5 meter.
Selain itu, terdapat tumbuhan yang unik yaitu ara atau tumbuhan pencekik.
Satwa langka dan
dilindungi yang terdapat di taman nasional antara lain mawas/orangutan (Pongo abelii), siamang (Hylobates
syndactylus syndactylus), gajah Sumatera (Elephas maximus sumatranus), badak Sumatera (Dicerorhinus sumatrensis sumatrensis), harimau
Sumatera (Panthera tigris sumatrae),
kambing hutan (Capricornis sumatraensis),
rangkong (Buceros bicornis), rusa
sambar (Cervus unicolor), dan
kucing hutan (Prionailurus bengalensis sumatrana).
2. Taman Nasional Siberut
Taman Nasional
Siberut ditutupi oleh hutan primer Dipterocarpaceae, hutan primer campuran,
rawa, hutan pantai, dan hutan mangrove.
Hutan di taman
nasional ini relatif masih alami dengan banyaknya pohon-pohon besar dengan
tinggi rata-rata 60 meter. Taman Nasional
Siberut memiliki 4 jenis satwa primata yang tidak ditemukan pada daerah-daerah
lainnya di dunia (endemik) yaitu bokkoi (Macaca pagensis),
lutung mentawai/joja (Presbytis
potenziani siberu), bilou (Hylobates klossii),
dan simakobu (Nasalis concolor siberu).
Selain itu, terdapat 4 jenis bajing yang endemik, 17 jenis satwa mamalia dan
130 jenis burung (4 jenis endemik).
3. Taman Nasional Kerinci Seblat
Hutan Taman
Nasional Kerinci Seblat memiliki 4.000 jenis tumbuhan yang didominasi oleh
famili Dipterocarpaceae. Tumbuhan yang langka dan endemik seperti pinus kerinci
(Pinus merkusii strain Kerinci),
kayu pacat (Harpulia alborea), bunga
raflesia (Rafflesia arnoldi dan R. hasseltii), dan bunga bangkai (Amorphophallus titanum dan A.
decus-silvae).Taman Nasional
Kerinci Seblat memiliki 37 jenis mamalia, 10 jenis reptilia, 6 jenis amfibia, 8
jenis primata dan 139 jenis burung.
4. Taman Nasional Bukit Tigapuluh
Tipe ekosistem
penyusun hutan Taman Nasional Bukit Tigapuluh adalah hutan dataran rendah,
hutan pamah dan hutan dataran tinggi dengan jenis floranya seperti jelutung (Dyera costulata), getah merah (Palaquium spp.), pulai (Alstonia
scholaris), kempas (Koompassia
excelsa), rumbai (Shorea spp.),
cendawan muka rimau/raflesia (Rafflesia
hasseltii), jernang atau palem darah naga (Daemonorops draco), dan berbagai jenis rotan.Taman Nasional
Bukit Tigapuluh memiliki 59 jenis mamalia, 6 jenis primata, 151 jenis burung,
18 jenis kelelawar, dan berbagai jenis kupu-kupu.Disamping
merupakan habitat harimau Sumatera (Panthera tigris
sumatrae), tapir (Tapirus indicus),
ungko (Hylobates agilis), beruang
madu (Helarctos malayanus malayanus),
sempidan biru (Lophura ignita), kuau (Argusianus argus argus) dan lain-lain; juga sebagai
perlindungan hidro-orologis Daerah Aliran Sungai Kuantan Indragiri.
5. Taman Nasional Bukit Duabelas
Jenis tumbuhan
yang ada antara lain bulian (Eusideroxylon
zwageri), meranti (Shorea sp.),
menggeris/kempas (Koompassia excelsa),
jelutung (Dyera costulata), jernang
(Daemonorops draco), damar (Agathis sp.), dan rotan (Calamus
sp.). Terdapat kurang lebih 120 jenis tumbuhan termasuk cendawan
yang dapat dikembangkan sebagai tumbuhan obat.Taman nasional
ini merupakan habitat dari satwa langka dan dilindungi seperti siamang (Hylobates syndactylus syndactylus), beruk (Macaca nemestrina), macan dahan (Neofelis nebulosa diardi), kancil (Tragulus javanicus kanchil), beruang madu (Helarctos malayanus malayanus), kijang (Muntiacus muntjak montanus), meong congkok (Prionailurus bengalensis sumatrana), lutra Sumatera (Lutra sumatrana), ajag (Cuon
alpinus sumatrensis), kelinci Sumatera (Nesolagus
netscheri), elang ular bido (Spilornis cheela
malayensis), dan lain-lain.
6. Taman Nasional Berbak
Jenis tumbuhan di
taman nasional antara lain meranti (Shorea
sp.), dan berbagai jenis palem. Taman Nasional Berbak terkenal memiliki paling
banyak jenis palem tanaman hias di Indonesia. Jenis palem tanaman hias yang
tergolong langka antara lain jenis daun payung (Johanesteijmannia
altifrons) serta jenis yang baru ditemukan yaitu Lepidonia kingii (Lorantaceae) yang berbunga besar
dengan warna merah/ungu.
Ratusan bahkan ribuan burung migran dapat dilihat di taman nasional ini, yang
dapat menimbulkan kekaguman apabila burung-burung tersebut terbang secara
berkelompok.
7. Taman Nasional Sembilang
Tumbuhan yang ada
di daratan dan perairan dicirikan dengan adanya paku gajah (Acrostichum aureum), nipah (Nypa fruticans), cemara laut (Casuarina equisetifolia), pandan (Pandanus tectorius), waru laut (Hibiscus tiliaceus), nibung (Oncosperma tigillaria), jelutung (Dyera costulata), menggeris (Koompassia excelsa), gelam tikus (Syzygium inophylla), Rhizophora
sp., Sonneratia alba, dan Bruguiera gimnorrhiza.Daerah-daerah
pantai/hutan terutama di Sembilang dan Semenanjung Banyuasin merupakan habitat
harimau Sumatera (Panthera tigris sumatrae),
gajah Sumatera (Elephas maximus sumatranus),
tapir (Tapirus indicus), siamang
(Hylobates syndactylus syndactylus),
kucing mas (Catopuma temminckii temminckii),
rusa sambar (Cervus unicolor equinus),
buaya (Crocodylus porosus), biawak
(Varanus salvator), ikan sembilang
(Plotusus canius), labi-labi besar
(Chitra indica), lumba-lumba air
tawar (Orcaella brevirostris),
dan berbagai jenis burung.
8. Taman Nasional Bukit Barisan
Selatan
Jenis tumbuhan di
taman nasional tersebut antara lain pidada (Sonneratia sp.),
nipah (Nypa fruticans), cemara
laut (Casuarina equisetifolia),
pandan (Pandanus sp.), cempaka (Michelia champaka), meranti (Shorea sp.), mersawa (Anisoptera
curtisii), ramin (Gonystylus
bancanus), keruing (Dipterocarpus sp.),
damar (Agathis sp.), rotan (Calamus sp.), dan bunga raflesia (Rafflesia arnoldi). Tumbuhan yang
menjadi ciri khas taman nasional ini adalah bunga bangkai jangkung (Amorphophallus decus-silvae), bunga bangkai raksasa (A. titanum) dan anggrek raksasa/tebu (Grammatophylum speciosum). Tinggi bunga bangkai
jangkung dapat mencapai lebih dari 2 meter.
Taman Nasional
Bukit Barisan Selatan merupakan habitat beruang madu (Helarctos malayanus malayanus), badak Sumatera (Dicerorhinus sumatrensis sumatrensis), harimau Sumatera
(Panthera tigris sumatrae), gajah
Sumatera (Elephas maximus sumatranus),
tapir (Tapirus indicus), ungko (Hylobates agilis), siamang (H. syndactylus syndactylus), simpai (Presbytis melalophos fuscamurina), kancil (Tragulus javanicus kanchil), dan penyu sisik (Eretmochelys imbricata).
9. Taman Nasional Way Kambas
Jenis tumbuhan di
taman nasional tersebut antara lain api-api (Avicennia marina),
pidada (Sonneratia sp.), nipah (Nypa fruticans), gelam (Melaleuca
leucadendron), salam (Syzygium
polyanthum), rawang (Glochidion
borneensis), ketapang (Terminalia
cattapa), cemara laut (Casuarina
equisetifolia), pandan (Pandanus sp.),
puspa (Schima wallichii), meranti
(Shorea sp.), minyak (Dipterocarpus gracilis), dan ramin (Gonystylus bancanus).
Taman Nasional
Way Kambas memiliki 50 jenis mamalia diantaranya badak Sumatera (Dicerorhinus sumatrensis sumatrensis), gajah Sumatera
(Elephas maximus sumatranus),
harimau Sumatera (Panthera tigris sumatrae),
tapir (Tapirus indicus), anjing
hutan (Cuon alpinus sumatrensis),
siamang (Hylobates syndactylus syndactylus);
406 jenis burung diantaranya bebek hutan (Cairina scutulata),
bangau sandang lawe (Ciconia episcopus
stormi), bangau tong-tong (Leptoptilos
javanicus), sempidan biru (Lophura ignita),
kuau (Argusianus argus argus),
pecuk ular (Anhinga melanogaster);
berbagai jenis reptilia, amfibia, ikan, dan insekta.
10. Taman Nasional Batang Gadis
terdapat 242 jenis tumbuhan berpembuluh (vascular plant)
yang terdiri dari 47 suku atau sekitar 1% dari flora yang ada di Indonesia
(sekitar 25.000 jenis tumbuhan berpembuluh yang ada di Indonesia). Selain itu,
diternukan juga bunga langka dan dilindungi yaitu bunga Padma (Rafflesia sp.)
jenis baru.
Satwa langka yang
dilindungi undang-undang dan konvensi internasional yang dijumpai di TNBG
adalah harimau Sumatera (Panthera tigris sumatrae), kambing
hutan (Naemorhedus sumatrensis), tapir (Tapirus indicus), kucing
hutan (Catopuma temminckii), kancil (Tragulus javanicus),
binturong (Arctitis binturong) beruang madu (Helarctos malayanus),
rusa (Cervus unicolor) dan kijang (Muntiacus muntjac) dan landak
(Hystix brachyura). Selain itu tim survei berhasil menernukan amfibi tak
berkaki (Ichtyopis glutinosa) yang merupakan jenis satwa purba dan katak
bertanduk tiga (Megophyris nasuta) yang sudah langka dan merupakan jenis
yang hanya dapat dijumpai (endemik) di Sumatera.
11. Taman Nasional
Tesso Nilo
Terdapat 360 jenis flora yang tergolong dalam 165 marga dan 57 suku, 107
jenis burung, 23 jenis mamalia, tiga jenis primata, 50 jenis ikan, 15 jenis reptil, dan 18 jenis amfibi, di setiap hektare Taman Nasional Tesso Nilo. Tesso Nillo juga adalah salah
satu sisa hutan dataran rendah yang menjadi tempat tinggal 60-80 ekor gajah dan merupakan kawasan konservasi gajah.
12. Taman Nasional Ujung Kulon
Kurang lebih 700
jenis tumbuhan terlindungi dengan baik dan 57 jenis diantaranya langka seperti;
merbau (Intsia bijuga), palahlar (Dipterocarpus haseltii), bungur (Lagerstroemia speciosa), cerlang (Pterospermum diversifolium), ki hujan (Engelhardia serrata)dan berbagai macam jenis anggrek.
Satwa di Taman
Nasional Ujung Kulon terdiri dari 35 jenis mamalia, 5 jenis primata, 59 jenis
reptilia, 22 jenis amfibia, 240 jenis burung, 72 jenis insekta, 142 jenis ikan
dan 33 jenis terumbu karang. Satwa langka dan dilindungi selain badak Jawa
adalah banteng (Bos javanicus javanicus),
ajag (Cuon alpinus javanicus),
surili (Presbytis comata comata),
lutung (Trachypithecus auratus auratus),
rusa (Cervus timorensis russa),
macan tutul (Panthera pardus), kucing batu (Prionailurus bengalensis javanensis), owa (Hylobates moloch), dan kima raksasa (Tridacna gigas).
13. Taman Nasional Kepulauan Seribu
Umumnya, tumbuhan
yang terdapat di Taman Nasional Kepulauan Seribu didominasi oleh tumbuhan
pantai, seperti nyamplung (Calophyllum inophyllum), waru (Hibicus tiliaceus),
pandan (Pandanus sp.), cemara laut
(Casuarina equisetifolia), cangkudu
(Morinda citrifolia), butun (Barringtonia asiatica), bogem (Bruguiera sp.), sukun (Artocarpus
altilis), ketapang (Terminalia
cattapa), dan kecundang (Cerbena adollam).
Kekayaan
kehidupan laut taman nasional ini terdiri dari karang keras/lunak sebanyak 54
jenis, 144 jenis ikan, 2 jenis kima, 3 kelompok ganggang seperti Rhodophyta,
Chlorophyta dan Phaeophyta, 6 jenis rumput laut seperti Halodule sp., Halophila sp.,
dan Enhalus sp., serta 17 jenis burung
pantai.
Taman Nasional
Kepulauan Seribu merupakan tempat peneluran penyu sisik (Eretmochelys imbricata) dan penyu hijau (Chelonia mydas). Penyu sisik dan penyu hijau yang
merupakan satwa langka dan jarang ditemukan di perairan lain terutama pantai
Utara Pulau Jawa, ditangkarkan di Pulau Semak Daun.
14. Taman Nasional Gunung Halimun
Beberapa tumbuhan
yang mendominasi hutan di Taman Nasional Gunung Halimun antara lain rasamala (Altingia excelsa), jamuju (Dacrycarpus
imbricatus), dan puspa (Schima wallichii).
Sekitar 75 jenis anggrek terdapat di taman nasional ini dan beberapa jenis
diantaranya merupakan jenis langka seperti Bulbophylum
binnendykii, B. angustifolium, Cymbidium ensifolium, dan Dendrobium macrophyllum.
Taman Nasional
Gunung Halimun merupakan habitat dari beberapa satwa mamalia seperti owa (Hylobates moloch), kancil (Tragulus
javanicus javanicus), surili (Presbytis comata
comata), lutung budeng (Trachypithecus
auratus auratus), kijang (Muntiacus muntjak
muntjak), macan tutul (Panthera pardus
melas), dan anjing hutan (Cuon alpinus
javanicus).
Terdapat kurang
lebih 204 jenis burung dan 90 jenis diantaranya merupakan burung yang menetap
serta 35 jenis merupakan jenis endemik di Jawa termasuk burung elang Jawa (Spizaetus bartelsi). Selain itu terdapat dua jenis
burung yang terancam punah yaitu burung cica matahari (Crocias albonotatus) dan burung poksai kuda (Garrulax rufifrons). Burung elang Jawa yang identik
dengan lambang negara Indonesia (burung garuda), cukup banyak dijumpai di Taman
Nasional Gunung Halimun.
15. Taman Nasional Gunung Gede
Pangrango
Taman Nasional
Gunung Gede Pangrango memiliki keanekaragaman ekosistem yang terdiri dari
ekosistem sub-montana, montana, sub-alpin, danau, rawa, dan savana.
Ekosistem
sub-montana dicirikan oleh banyaknya pohon-pohon yang besar dan tinggi seperti
jamuju (Dacrycarpus imbricatus),
dan puspa (Schima walliichii). Sedangkan ekosistem sub-alphin dicirikan oleh
adanya dataran yang ditumbuhi rumput Isachne
pangerangensis, bunga eidelweis (Anaphalis
javanica), violet (Viola pilosa),
dan cantigi (Vaccinium varingiaefolium).
Satwa primata
yang terancam punah dan terdapat di Taman Nasional Gunung Gede-Pangrango yaitu
owa (Hylobates moloch), surili (Presbytis comata comata), dan lutung budeng (Trachypithecus auratus auratus); dan satwa langka
lainnya seperti macan tutul (Panthera pardus
melas), landak Jawa (Hystrix brachyura
brachyura), kijang (Muntiacus muntjak
muntjak), dan musang tenggorokan kuning (Martes flavigula).
Taman Nasional
Gunung Gede-Pangrango terkenal kaya akan berbagai jenis burung yaitu sebanyak
251 jenis dari 450 jenis yang terdapat di Pulau Jawa. Beberapa jenis
diantaranya burung langka yaitu elang Jawa (Spizaetus
bartelsi) dan burung hantu (Otus angelinae).
16.
Taman Nasional Karimunjawa
Tumbuhan yang menjadi ciri khas Taman
Nasional Karimunjawa yaitu dewodaru (Crystocalyx
macrophyla) yang terdapat pada hutan hujan dataran rendah. Kelompok
algae yang dapat dijumpai terdiri dari tiga kelompok yaitu algae hijau, algae
coklat, dan algae merah. Hutan pantai dan hutan mangrove dicirikan dengan
adanya ketapang (Terminalia cattapa),
cemara laut (Casuarina equisetifolia),
jati pasir (Scaerota frustescens),
setigi (Strebus asper), waru laut
(Hibiscus tiliaceus), dan bakau
hitam (Rhizophora mucronata).
Jenis terumbu karang di Taman Nasional
Karimunjawa merupakan terumbu karang pantai/tepi (fringing
reef), terumbu karang penghalang (barrier
reef) dan beberapa taka (patch reef).
Kekayaan jenisnya mencapai 51 genus, lebih dari 90 jenis karang keras dan 242
jenis ikan hias. Dua jenis biota yang dilindungi yaitu akar bahar/karang hitam
(Antiphates spp.) dan karang merah
(Tubipora musica).
Biota laut lainnya yang dilindungi
seperti kepala kambing (Cassis cornuta),
triton terompet (Charonia tritonis),
nautilus berongga (Nautilus pompillius), batu
laga (Turbo marmoratus), dan 6
jenis kima
Keanekaragaman satwa darat di taman
nasional ini tidak terlalu tinggi dibandingkan dengan satwa perairan. Satwa
darat yang umum dijumpai antara lain rusa (Cervus timorensis
subspec), kera ekor panjang (Macaca
fascicularis karimondjawae); 40 jenis burung seperti pergam hijau (Ducula aenea), elang laut perut putih (Haliaeetus leucogaster), trocokan/merbah cerukcuk (Pycnonotus goiavier), betet (Psittacula alexandri), penyu sisik (Eretmochelys imbricata), penyu hijau (Chelonia mydas), dan ular edhor. Burung elang laut
perut putih merupakan satwa yang terancam punah di dunia.
17.
Taman Nasional Bromo Tengger Semeru
Beberapa jenis tumbuhan yang terdapat
di Taman Nasional Bromo Tengger Semeru antara lain jamuju (Dacrycarpus imbricatus), cemara gunung (Casuarina sp.), eidelweis (Anaphalis
javanica), berbagai jenis anggrek dan jenis rumput langka (Styphelia pungieus).
Terdapat sekitar 137 jenis burung, 22
jenis mamalia dan 4 jenis reptilia di taman nasional ini
Satwa langka dan dilindungi yang
terdapat di taman nasional ini antara lain luwak (Pardofelis
marmorata), rusa (Cervus timorensis
), kera ekor panjang (Macaca fascicularis),
kijang (Muntiacus muntjak ), ayam
hutan merah (Gallus gallus), macan
tutul (Panthera pardus ), ajag (Cuon alpinus ); dan berbagai jenis burung seperti
alap-alap burung (Accipiter virgatus ),
rangkong (Buceros rhinoceros silvestris),
elang ular bido (Spilornis cheela bido),
srigunting hitam (Dicrurus macrocercus),
elang bondol (Haliastur indus), dan
belibis yang hidup di Ranu Pani, Ranu Regulo, dan Ranu Kumbolo
18.
Taman Nasional Meru Betiri
Taman nasional ini merupakan habitat
tumbuhan langka yaitu bunga raflesia (Rafflesia
zollingeriana), dan beberapa jenis tumbuhan lainnya seperti bakau (Rhizophora sp.), api-api (Avicennia
sp.), waru (Hibiscus
tiliaceus), nyamplung (Calophyllum
inophyllum), rengas (Gluta renghas),
bungur (Lagerstroemia speciosa),
pulai (Alstonia scholaris), bendo
(Artocarpus elasticus), dan
beberapa jenis tumbuhan obat-obatan.
Selain itu, Taman Nasional Meru Betiri
memiliki potensi satwa dilindungi yang terdiri dari 29 jenis mamalia, dan 180
jenis burung. Satwa tersebut diantaranya banteng (Bos
javanicus javanicus), kera ekor panjang (Macaca fascicularis), macan tutul (Panthera pardus melas), ajag (Cuon alpinus javanicus), kucing hutan (Prionailurus bengalensis javanensis), rusa (Cervus timorensis russa), bajing terbang ekor merah (Iomys horsfieldii), merak (Pavo
muticus), penyu belimbing (Dermochelys
coriacea), penyu sisik (Eretmochelys
imbricata), penyu hijau (Chelonia mydas),
dan penyu ridel/lekang (Lepidochelys
olivacea).
19.
Taman Nasional Baluran
Merupakan perwakilan ekosistem hutan yang
spesifik kering di Pulau Jawa, terdiri dari tipe vegetasi savana, hutan
mangrove, hutan musim, hutan pantai, hutan pegunungan bawah, hutan rawa dan
hutan yang selalu hijau sepanjang tahun. Sekitar 40 persen tipe vegetasi savana
mendominasi kawasan Taman Nasional Baluran.
Tumbuhan yang ada di taman nasional ini sebanyak 444 jenis, diantaranya terdapat tumbuhan asli yang khas dan menarik yaitu widoro bukol (Ziziphus rotundifolia), mimba (Azadirachta indica), dan pilang (Acacia leucophloea). Widoro bukol, mimba, dan pilang merupakan tumbuhan yang mampu beradaptasi dalam kondisi yang sangat kering (masih kelihatan hijau), walaupun tumbuhan lainnya sudah layu dan mengering.
Tumbuhan yang lain seperti asam (Tamarindus indica), gadung (Dioscorea hispida), kemiri (Aleurites moluccana), gebang (Corypha utan), api-api (Avicennia sp.), kendal (Cordia obliqua), manting (Syzygium polyanthum), dan kepuh (Sterculia foetida).
Terdapat 26 jenis mamalia diantaranya
banteng (Bos javanicus javanicus),
kerbau liar (Bubalus bubalis), ajag (Cuon alpinus javanicus), kijang (Muntiacus muntjak muntjak), rusa (Cervus timorensis russa), macan tutul (Panthera pardus melas), kancil (Tragulus javanicus pelandoc), dan kucing bakau (Prionailurus viverrinus).
Satwa banteng merupakan maskot/ciri
khas dari Taman Nasional Baluran.
Selain itu, terdapat sekitar 155 jenis
burung diantaranya termasuk yang langka seperti layang-layang api (Hirundo rustica), tuwuk/tuwur asia (Eudynamys scolopacea), burung merak (Pavo muticus), ayam hutan merah (Gallus gallus), kangkareng (Anthracoceros convecus), rangkong (Buceros rhinoceros), dan bangau tong-tong (Leptoptilos javanicus)
20.
Taman Nasional Alas Purwo
Tumbuhan khas dan endemik pada taman
nasional ini yaitu sawo kecik (Manilkara kauki)
dan bambu manggong (Gigantochloa manggong).
Tumbuhan lainnya adalah ketapang (Terminalia
cattapa), nyamplung (Calophyllum
inophyllum), kepuh (Sterculia foetida),
keben (Barringtonia asiatica),
dan 13 jenis bambu.
Taman Nasional Alas Purwo merupakan
habitat dari beberapa satwa liar seperti lutung budeng (Trachypithecus auratus auratus), banteng (Bos javanicus javanicus), ajag (Cuon alpinus javanicus), burung merak (Pavo muticus), ayam hutan (Gallus
gallus), rusa (Cervus timorensis
russa), macan tutul (Panthera pardus
melas), dan kucing bakau (Prionailurus
bengalensis javanensis). Satwa langka dan dilindungi seperti penyu
lekang (Lepidochelys olivacea),
penyu belimbing (Dermochelys coriacea),
penyu sisik (Eretmochelys imbricata),
dan penyu hijau (Chelonia mydas) biasanya
sering mendarat di pantai Selatan taman nasional ini pada bulan Januari s/d
September.
21.
Taman Nasional Bali Barat
Terdiri dari beberapa tipe vegetasi
yaitu hutan mangrove, hutan pantai, hutan musim, hutan hujan dataran rendah,
savana, terumbu karang, padang lamun, pantai berpasir, dan perairan laut
dangkal dan dalam.
Taman nasional ini memiliki 175 jenis
tumbuhan dan 14 jenis diantaranya merupakan tumbuhan langka seperti bayur (Pterospermum javanicum), ketangi (Lagerstroemia speciosa), burahol (Stelechocarpus burahol), cendana (Santalum album), dan sonokeling (Dalbergia latifolia).
Disamping memiliki satwa burung yang endemik
dan langka yaitu burung jalak bali (Leucopsar
rothschildi), terdapat jenis burung lain seperti jalak putih (Sturnus melanopterus), terucuk (Pycnonotus goiavier), dan ibis putih kepala hitam (Threskiornis melanocephalus).
Di taman nasional ini dapat dijumpai
beberapa satwa seperti kijang (Muntiacus muntjak
nainggolani), luwak (Pardofelis
marmorata), trenggiling (Manis javanica),
landak (Hystrix brachyura brachyura),
dan kancil (Tragulus javanicus javanicus).
Di taman nasional ini dapat dijumpai beberapa
satwa seperti banteng (Bos javanicus
javanicus), kijang (Muntiacus muntjak
nainggolani), luwak (Pardofelis
marmorata), trenggiling (Manis javanica),
landak (Hystrix brachyura brachyura),
dan kancil (Tragulus javanicus javanicus).
22.
Taman Nasional Gunung Rinjani
Potensi tumbuhan yang terdapat di
Taman Nasional Gunung Rinjani antara lain jelutung (Laportea
stimulans), dedurenan (Aglaia argentea),
bayur (Pterospermum javanicum),
beringin (Ficus benjamina),
jambu-jambuan (Syzygium sp.), keruing (Dipterocarpus hasseltii), rerau (D. imbricatus), eidelweis (Anaphalis
javanica), dan 2 jenis anggrek endemik yaitu Perisstylus
rintjaniensis dan P. lombokensis.
Selain terdapat satu jenis mamalia
endemik yaitu musang rinjani (Paradoxurus
hemaproditus rinjanicus), juga terdapat kijang (Muntiacus muntjak nainggolani), lutung budeng (Trachypithecus auratus kohlbruggei), trenggiling (Manis javanica), burung cikukua tanduk (Philemon buceroides neglectus), dawah hutan (Ducula lacernulata sasakensis), kepudang kuduk hitam (Oriolus chinensis broderipii), dan beberapa jenis
reptilia.
23.
Taman Nasional Komodo
Sebagian besar taman nasional ini
merupakan savana dengan pohon lontar (Borassus
flabellifer) yang paling dominan dan khas. Beberapa tumbuhan yang
ada di Taman Nasional Komodo antara lain rotan (Calamus
sp.), bambu (Bambusa sp.),
asam (Tamarindus indica), kepuh
(Sterculia foetida), bidara (Ziziphus jujuba), dan bakau (Rhizophora sp.)
Selain satwa khas Komodo, terdapat
rusa (Cervus timorensis floresiensis),
babi hutan (Sus scrofa), ajag (Cuon alpinus javanicus), kuda liar (Equus qaballus), kerbau liar (Bubalus bubalis); 2 jenis penyu, 10 jenis lumba-lumba,
6 jenis paus dan duyung yang sering terlihat di perairan laut Taman Nasional
Komodo.
Potensi kehidupan laut di taman
nasional ini tercatat sebanyak 259 jenis karang dan 1.000 jenis ikan seperti
barakuda, marlin, ekor kuning, kakap merah, baronang, dan lain-lain.
24. Taman
Nasional Manupeu-Tanah Daru
memiliki keanekaragaman jenis bernilai tinggi
yaitu sekitar 118 jenis tumbuhan diantaranya suren (Toona
sureni), taduk (Sterculia foetida),
kesambi (Schleichera oleosa), pulai
(Alstonia scholaris), asam (Tamarindus indica), kemiri (Aleurites moluccana), jambu hutan (Syzygium sp.), cemara gunung (Casuarina sp.), dan lantana (Lantana camara)
Satwa yang ada pada kawasan taman
nasional ini sebanyak 87 jenis burung termasuk 7 jenis endemik pulau Sumba
yaitu kakatua cempaka (Cacatua sulphurea
citrinocristata), julang Sumba (Rhyticeros
everetti), punai Sumba (Treron teysmannii),
sikatan Sumba (Ficedula harterti),
kepodang-sungu Sumba (Coracina dohertyi),
dan madu Sumba (Nectarinia buettikoferi).
Burung julang sumba dan kakatua cempaka merupakan burung yang paling langka dan
terancam punah khususnya di Pulau Sumba.
Memiliki 57 jenis kupu-kupu termasuk
tujuh endemik Pulau Sumba yaitu Papilio
neumoegenii, Ideopsis oberthurii, Delias fasciata, Junonia adulatrix, Athyma
karita, Sumalia chilo, dan Elimnia amoena.
25.
Taman Nasional Laiwangi-Wanggameti
Di kawasan ini terdapat jenis tumbuhan
antara lain jambu hutan (Syzygium sp.),
pulai (Alstonia scholaris),
beringin (Ficus sp.), kenari (Canarium oleosum), kayu manis (Cinnamomum zeylanicum), honggi (Myristica littoralis), suren (Toona sureni), taduk (Sterculia
foetida), kesambi (Schleichera
oleosa), dan hangkang (Palaquium
obovatum).Taman Nasional Laiwangi-Wanggameti merupakan habitat dari
beberapa satwa liar seperti kera ekor panjang (Macaca
fascicularis fascicularis), babi hutan (Sus
sp.), biawak (Varanus salvator),
ular sanca Timor (Phyton timorensis), dan
ayam hutan (Gallus gallus). Selain
itu, merupakan populasi utama burung walik rawamanu (Ptilinopus dohertyi), punai Sumba (Treron teysmannii) dan berbagai jenis burung lainnya
seperti gemak Sumba (Turnix everetti),
kakatua cempaka (Cacatua sulphurea citrinocristata),
nuri (Lorius domicella), sikatan
Sumba (Ficedula harterti),
kepodang-sungu Sumba (Coracina dohertyi),
dan madu Sumba (Nectarinia buettikoferi)
26.
Taman Nasional Kelimutu
Beberapa tumbuhan yang terdapat di Taman
Nasional Kelimutu antara lain kayu mata (Albizia montana),
kebu (Homalanthus giganteus),
tokotaka (Putranjiva roxburghii),
uwi rora (Ardisia humilis), longgo
baja (Drypetes subcubica), toko
keo (Cyrtandra sp.), kayu deo (Trema cannabina), dan kelo (Ficus villosa).
Taman Nasional Kelimutu merupakan
habitat sekitar 19 jenis burung yang terancam punah diantaranya punai Flores (Treron floris), burung hantu wallacea (Otus silvicola), sikatan rimba-ayun (Rhinomyias oscillans), kancilan Flores (Pachycephala nudigula), sepah kerdil (Pericrocotus lansbergei), tesia Timor (Tesia everetti), opior jambul (Lophozosterops dohertyi), opior paruh tebal (Heleia crassirostris), cabai emas (Dicaeum annae), kehicap Flores (Monarcha sacerdotum), burung madu matari (Nectarinia solaris), dan elang Flores (Spizaetus floris).
Dari empat jenis mamalia endemik taman
nasional ini, yang sering dijumpai adalah dua tikus gunung Bunomys naso dan Rattus hainaldi.Di
taman nasional ini dapat dijumpai beberapa satwa seperti banteng (Bos javanicus javanicus), kijang (Muntiacus muntjak nainggolani), luwak (Pardofelis marmorata), trenggiling (Manis javanica), landak (Hystrix
brachyura brachyura), dan kancil (Tragulus
javanicus javanicus).
27.
Taman Nasional Gunung Palung
Seperti daerah Kalimantan Barat lain,
umumnya kawasan ini ditumbuhi oleh jelutung (Dyera costulata),
ramin (Gonystylus bancanus),
damar (Agathis borneensis), pulai
(Alstonia scholaris), rengas (Gluta renghas), kayu ulin (Eusideroxylon
zwageri), Bruguiera sp.,
Lumnitzera sp., Rhizophora sp., Sonneratia sp., ara si pencekik,
dan tumbuhan obat.
Tumbuhan yang tergolong unik di taman
nasional ini adalah anggrek hitam (Coelogyne
pandurata), yang mudah dilihat di Sungai Matan terutama pada bulan
Februari-April. Daya tarik anggrek hitam terlihat pada bentuk bunga yang
bertanda dengan warna hijau dengan kombinasi bercak hitam pada bagian tengah
bunga, dan lama mekar antara 5-6 hari
Tercatat ada 190 jenis burung dan 35
jenis mamalia yang berperan sebagai pemencar biji tumbuhan di hutan. Semua
keluarga burung dan kemungkinan besar dari seluruh jenis burung yang ada di
Kalimantan, terdapat di dalam hutan taman nasional ini.
Satwa yang sering terlihat di Taman
Nasional Gunung Palung yaitu bekantan (Nasalis larvatus),
orangutan (Pongo satyrus), bajing
tanah bergaris empat (Lariscus hosei),
kijang (Muntiacus muntjak pleiharicus),
beruang madu (Helarctos malayanus euryspilus),
beruk (Macaca nemestrina nemestrina),
klampiau (Hylobates muelleri),
kukang (Nyticebus coucang borneanus),
rangkong badak (Buceros rhinoceros borneoensis),
kancil (Tragulus napu borneanus),
ayam hutan (Gallus gallus), enggang
gading (Rhinoplax vigil), buaya
siam (Crocodylus siamensis),
kura-kura gading (Orlitia borneensis), dan
penyu tempayan (Caretta caretta). Tidak kalah
menariknya keberadaan tupai kenari (Rheithrosciurus
macrotis) yang sangat langka, dan sulit untuk dilihat
28.
Taman Nasional Danau Sentarum
merupakan perwakilan ekosistem lahan basah
danau, hutan rawa air tawar dan hutan hujan tropik di Kalimantan.
Taman Nasional Danau Sentarum memiliki
tumbuhan khas dan asli yaitu tembesu/tengkawang (Shorea
beccariana). Selain itu juga terdapat tumbuhan hutan dataran rendah
seperti jelutung (Dyera costulata), ramin (Gonystylus bancanus), meranti (Shorea sp.), keruing (Dipterocarpus
sp.), dan kayu ulin (Eusideroxylon
zwageri).
29.
Taman Nasional Betung Kerihun
Taman nasional ini memiliki delapan
tipe ekosistem hutan seperti hutan dataran rendah, sekunder tua, Dipterocarpus,
sub-montana, dan montana; dengan keanekaragaman tumbuhan bernilai tinggi
sebanyak 1.216 jenis yang terdiri dari 418 genus dan 110 famili (75% endemik
Kalimantan). Sebanyak 14 jenis merupakan “catatan baru” di Indonesia
diantaranya Musa lawitiensis, Neouvaria acuminatissima, Castanopsis inermis, Lithocarpus
philippinensis, Chisocheton cauliflorus, Syzygium spicata dan Shorea peltata,
serta 13 jenis palem merupakan “catatan baru” di Kalimantan antara lain Pinanga
bifidovariegata dan soka (Ixora sp.).
Terdapat kurang lebih 48 jenis mamalia
termasuk 7 jenis primata diantaranya klasi (Presbytis
rubicunda rubicunda), orangutan (Pongo satyrus),
klampiau (Hylobates muelleri), kepuh
(Presbytis frontata frontata), dan
kokah (P. femoralis chrysomelas);
301 jenis burung yang terdiri dari 151 genus dan 36 famili, 15 jenis burung
migran, dan 24 jenis endemik Kalimantan; 51 jenis amfibia, 52 jenis reptilia,
170 jenis insekta dan 112 jenis ikan
Satwa yang mendominasi dan paling
sering terlihat adalah orangutan (Pongo satyrus),
rusa sambar (Cervus unicolor brookei),
tangkasi (Tarsius bancanus borneanus),
owa Kalimantan (Hylobates muelleri), klasi
(Presbytis rubicunda rubicunda),
beruang madu (Helarctos malayanus euryspilus),
lutra (Lutra sumatrana), dan
kancil (Tragulus napu borneanus).
Diantara keluarga Bucerotidae yang
terdapat di taman nasional ini, yang paling menonjol adalah burung julang emas
(Aceros undulatus) dan enggang
gading (Rhinoplax vigil) yang
merupakan maskot satwa Propinsi Kalimantan Barat.
30.
Taman Nasional Bukit Baka-Bukit Raya
Tercatat 817 jenis tumbuhan yang
termasuk dalam 139 famili diantaranya Dipterocarpaceae, Myrtaceae, Sapotaceae,
Euphorbiaceae, Lauraceae, dan Ericadeae. Selain terdapat tumbuhan untuk
obat-obatan, kerajinan tangan, perkakas/bangunan, konsumsi, dan berbagai jenis
anggrek hutan. Terdapat bunga raflesia (Rafllesia sp.)
yang merupakan bunga parasit terbesar dan juga tumbuh di Gunung Kinibalu
Malaysia. Tumbuhan endemik antara lain Symplocos rayae,
Gluta sabahana, Dillenia beccariana, Lithocarpus coopertus, Selaginnella
magnifica, dan Tetracera glaberrima.
Satwa mamalia yang dapat dijumpai
antara lain macan dahan (Neofelis nebulosa),
orangutan (Pongo satyrus), beruang
madu (Helarctos malayanus euryspilus),
lutung merah (Presbytis rubicunda rubicunda),
kukang (Nyticebus coucang borneanus),
rusa sambar (Cervus unicolor brookei),
bajing terbang (Petaurista elegans banksi),
dan musang belang (Visvessa tangalunga).
Jenis burung yang menetap di taman
nasional ini antara lain enggang gading (Rhinoplax vigil),
rangkok badak (Buceros rhinoceros borneoensis),
enggang hitam (Anthracoceros malayanus),
delimukan zamrud (Chalcophaps indica), uncal
kouran (Macropygia ruficeps), kuau
raja (Argusianus argus grayi),
dan kuau kerdil Kalimantan (Polyplectron
schleiermacheri). Kuau kerdil merupakan satwa endemik pulau
Kalimantan yang paling terancam punah akibat kegiatan manusia di dalam hutan.
31.
Taman Nasional Tanjung Puting
memiliki beberapa tipe ekosistem yang
terdiri dari hutan hujan tropika dataran rendah, hutan tanah kering, hutan rawa
air tawar, hutan mangrove, hutan pantai, dan hutan sekunder.
Kawasan ini didominir oleh tumbuhan
hutan dataran rendah seperti jelutung (Dyera costulata), ramin (Gonystylus
bancanus), meranti (Shorea sp.), keruing (Dipterocarpus sp.), dan rotan.
Jenis satwa langka endemik dan
dilindungi yang terdapat di hutan Taman Nasional Tanjung Puting antara lain
orangutan (Pongo satyrus), bekantan (Nasalis larvatus), lutung merah (Presbytis
rubicunda rubida), beruang (Helarctos malayanus euryspilus), kancil (Tragulus
javanicus klossi), macan dahan (Neofelis nebulosa), dan kucing hutan
(Prionailurus bengalensis borneoensis)
32.
Taman Nasional Kutai
Beberapa tumbuhan yang ada di taman
nasional seperti bakau (Rhizophora sp.),
tancang (Bruguiera sp.), cemara
laut (Casuarina equisetifolia), simpur
(Dillenia sp.), meranti (Shorea sp.), benuang (Octomeles
sumatrana), kapur (Dryobalanops sp.),
ulin (Eusideroxylon zwageri), 3
jenis raflesia dan berbagai jenis anggrek.
Pohon ulin yang terdapat di Sangkimah
memiliki tinggi bebas cabang 45 m, diameter 225 cm atau keliling batang 706 cm
dan volumenya 150 m3. Pohon ini tercatat sebagai pohon tertinggi dan terbesar
di Indonesia
Disamping memiliki potensi
keanekaragaman tumbuhan, taman nasional ini juga memiliki potensi
keanekaragaman satwa yang tinggi, yaitu dari kelompok primata seperti orangutan
(Pongo satyrus), owa kalimantan (Hylobates muelleri), bekantan (Nasalis larvatus), kera ekor panjang (Macaca fascicularis fascicularis), beruk (M. nemestrina nemestrina), dan kukang (Nyticebus coucang borneanus). Kelompok ini dapat
dijumpai di Teluk Kaba, Prevab-Mentoko dan Sangkimah. Kelompok ungulata seperti
banteng (Bos javanicus lowi), rusa
sambar (Cervus unicolor brookei),
kijang (Muntiacus muntjak pleiharicus),
dan kancil (Tragulus javanicus klossi).
Kelompok ini dapat dijumpai di seluruh kawasan Taman Nasional Kutai. Kelompok
carnivora seperti beruang madu (Helarctos malayanus
euryspilus) bangau tong-tong (Leptoptilos
javanicus), elang laut perut putih (Haliaeetus
leucogaster), pergam raja/hijau (Ducula aenea),
ayam hutan (Gallus sp.), beo/tiong
emas (Gracula religiosa), dan
pecuk ular asia (Anhinga melanogaster melanogaster)
33.
Taman Nasional Kayan Mentarang
Beberapa tumbuhan yang ada di taman
nasional ini antara lain pulai (Alstonia
scholaris), jelutung (Dyera costulata),
ramin (Gonystylus bancanus),
Agathis (Agathis borneensis), kayu
ulin (Eusideroxylon zwageri), rengas (Gluta wallichii), gaharu (Aquilaria
malacensis), aren (Arenga pinnata),
berbagai jenis anggrek, palem, dan kantong semar. Selain itu, ada beberapa
jenis tumbuhan yang belum semuanya dapat diidentifikasi karena merupakan jenis
tumbuhan baru di Indonesia.
Terdapat sekitar 100 jenis mamalia (15 jenis
diantaranya endemik), 8 jenis primata dan lebih dari 310 jenis burung dengan 28
jenis diantaranya endemik Kalimantan serta telah didaftarkan oleh ICBP (International Committee for Bird Protection) sebagai jenis
terancam punah.
Beberapa jenis mamalia langka seperti macan
dahan (Neofelis nebulosa),
beruang madu (Helarctos malayanus euryspilus),
lutung dahi putih (Presbytis frontata frontata),
dan banteng (Bos javanicus lowi)
34.
Taman Nasional Bunaken
Potensi daratan pulau-pulau taman
nasional ini kaya dengan jenis palem, sagu, woka, silar dan kelapa. Jenis satwa
yang ada di daratan dan pesisir antara lain kera hitam Sulawesi (Macaca nigra nigra), rusa (Cervus
timorensis russa), dan kuskus (Ailurops ursinus
ursinus).
Jenis tumbuhan di hutan bakau Taman
Nasional Bunaken yaitu Rhizophora sp.,
Sonneratia sp., Lumnitzera sp., dan Bruguiera
sp. Hutan ini kaya dengan berbagai jenis kepiting, udang, moluska
dan berbagai jenis burung laut seperti camar, bangau, dara laut, dan cangak
laut
Sekitar 91 jenis ikan terdapat di
perairan Taman Nasional Bunaken, diantaranya ikan kuda gusumi (Hippocampus kuda), oci putih (Seriola rivoliana), lolosi ekor kuning (Lutjanus kasmira), goropa (Ephinephelus
spilotoceps dan Pseudanthias hypselosoma),
ila gasi (Scolopsis bilineatus), dan
lain-lain.
Jenis moluska seperti kima raksasa (Tridacna gigas), kepala kambing (Cassis cornuta), nautilus berongga (Nautilus pompillius), dan tunikates/ascidian.
35.
Taman Nasional Lore Lindu
Tumbuhan yang dapat dijumpai di hutan
pamah tropika dan pegunungan bawah antara lain Eucalyptus
deglupta, Pterospermum celebicum, Cananga odorata, Gnetum gnemon, Castanopsis
argentea, Agathis philippinensis, Philoclados hypophyllus, tumbuhan obat, dan
rotan.
Hutan sub-alpin di taman nasional ini
berada diatas ketinggian 2.000 meter dpl. Keadaan hutannya sering diselimuti
kabut, dan sebagian besar pohonnya kerdil-kerdil yang ditumbuhi lumut
Di dalam kawasan taman nasional terdapat
berbagai ragam satwa yaitu 117 jenis mamalia, 88 jenis burung, 29 jenis
reptilia, dan 19 jenis amfibia. Lebih dari 50 persen satwa yang terdapat di
kawasan ini merupakan endemik Sulawesi diantaranya kera tonkean (Macaca tonkeana tonkeana), babi rusa (Babyrousa babyrussa celebensis), tangkasi (Tarsius diannae dan T. pumilus), kuskus (Ailurops ursinus furvus dan Strigocuscus celebensis callenfelsi), maleo (Macrocephalon maleo), katak Sulawesi (Bufo celebensis), musang Sulawesi (Macrogalidia musschenbroekii musschenbroekii), tikus
Sulawesi (Rattus celebensis),
kangkareng Sulawesi (Penelopides
exarhatus), ular emas (Elaphe erythrura),
dan ikan endemik yang berada di Danau Lindu (Xenopoecilus
sarasinorum)
36.
Taman Nasional Taka Bonerate
Tumbuhan yang terdapat di daerah
pantai didominasi oleh kelapa (Cocos nucifera),
pandan laut (Pandanus sp.), cemara laut
(Casuarina equisetifolia), dan
ketapang (Terminalia catappa)
Terumbu karang yang sudah
teridentifikasi sebanyak 261 jenis dari 17 famili diantaranya Pocillopora eydouxi, Montipora danae, Acropora palifera, Porites
cylindrica, Pavona clavus, Fungia concinna, dan lain-lain. Sebagian
besar jenis-jenis karang tersebut telah membentuk terumbu karang atol (barrier reef) dan terumbu tepi (fringing reef). Semuanya merupakan terumbu karang yang
indah dan relatif masih utuh.
Terdapat sekitar 295 jenis ikan karang
dan berbagai jenis ikan konsumsi yang bernilai ekonomis tinggi seperti kerapu (Epinephelus spp.), cakalang (Katsuwonus spp.), napoleon wrasse (Cheilinus undulatus), dan baronang (Siganus sp.).
Sebanyak 244 jenis moluska diantaranya lola (Trochus niloticus), kerang kepala kambing (Cassis cornuta), triton (Charonia tritonis), batulaga (Turbo spp.), kima sisik (Tridacna squamosa), kerang mutiara (Pinctada spp.), dan nautilus berongga (Nautilus pompillius).
Jenis-jenis penyu yang tercatat
termasuk penyu sisik (Eretmochelys
imbricata), penyu hijau (Chelonia mydas),
dan penyu lekang (Dermochelys coriacea).
37.
Taman Nasional Rawa Aopa Watumohai
Keanekaragaman tumbuhan di dalam
kawasan ini sangat menonjol yaitu setidaknya tercatat 89 famili, 257 genus dan
323 spesies tumbuhan, diantaranya lara (Metrosideros
petiolata), sisio (Cratoxylum
formosum), kalapi (Callicarpa
celebica), tongke (Bruguiera gimnorrhiza),
lontar (Borassus flabellifer), dan
bunga teratai (Victoria spp.)
Kawasan ini juga menjadi habitat berbagai
jenis burung, tercatat 155 jenis burung ada di dalamnya, 32 jenis diantaranya
tergolong langka dan 37 jenis tergolong endemik. Burung-burung tersebut antara
lain maleo (Macrocephalon maleo),
bangau tong-tong (Leptoptilos javanicus),
bangau sandang lawe (Ciconia episcopus
episcopus), raja udang kalung putih (Halcyon
chloris chloris), kakatua putih besar (Cacatua
galerita triton), elang-alap dada-merah (Accipiter rhodogaster rhodogaster), merpati hitam
Sulawesi (Turacoena manadensis), dan
punai emas (Caloena nicobarica),
Terdapat satu jenis burung endemik di Sulawesi Tenggara yaitu kacamata Sulawesi
(Zosterops consobrinorum). Burung
tersebut tidak pernah terlihat selama puluhan tahun yang lalu, namun saat ini
terlihat ada di Taman Nasional Rawa Aopa Watumohai
Jenis primata yang ada yaitu tangkasi/podi (Tarsius spectrum spectrum) dan monyet hitam (Macaca nigra nigra). Satwa langka dan dilindungi
lainnya seperti anoa dataran rendah (Bubalus
depressicornis), anoa pegunungan (B.
quarlesi), soa-soa (Hydrosaurus
amboinensis), kuskus kerdil (Strigocuscus
celebensis celebensis), rusa (Cervus timorensis
djonga), babirusa (Babyrousa
babyrussa celebensis), dan musang Sulawesi (Macrogalidia musschenbroekii musschenbroekii)
38.
Taman Nasional Wakatobi
Taman nasional ini memiliki 25 buah
gugusan terumbu karang dengan keliling pantai dari pulau-pulau karang sepanjang
600 km. Lebih dari 112 jenis karang dari 13 famili diantaranya Acropora formosa, A. hyacinthus, Psammocora profundasafla, Pavona
cactus, Leptoseris yabei, Fungia molucensis, Lobophyllia robusta, Merulina
ampliata, Platygyra versifora, Euphyllia glabrescens, Tubastraea frondes,
Stylophora pistillata, Sarcophyton throchelliophorum, dan Sinularia spp
Kekayaan jenis ikan yang dimiliki taman
nasional ini sebanyak 93 jenis ikan konsumsi perdagangan dan ikan hias
diantaranya argus bintik (Cephalopholus
argus), takhasang (Naso unicornis),
pogo-pogo (Balistoides viridescens),
napoleon (Cheilinus undulatus), ikan
merah (Lutjanus biguttatus),
baronang (Siganus guttatus), Amphiprion melanopus, Chaetodon specullum, Chelmon rostratus,
Heniochus acuminatus, Lutjanus monostigm Selain terdapat beberapa
jenis burung laut seperti angsa-batu coklat (Sula leucogaster
plotus), cerek melayu (Charadrius
peronii), raja udang erasia (Alcedo atthis);
juga terdapat tiga jenis penyu yang sering mendarat di pulau-pulau yang ada di
taman nasional yaitu penyu sisik (Eretmochelys imbricata),
penyu tempayan (Caretta caretta), dan
penyu lekang (Lepidochelys olivacea), Caesio caerularea, dan lain-lain.
39. Taman nasional kepulauan togean
Beberapa jenis tumbuhan di taman
nasional ini antara lain tancang (Bruguiera
sexangula), bakau (Rhizophora
acuminata), api-api (Avicennia sp.),
kapur (Dryobalanops sp.), pulai (Alstonia scholaris), ketapang (Terminalia catappa), pandan (Pandanus sp.), meranti (Shorea
selanica), benuang (Octomeles
sumatrana), matoa/kasai (Pometia pinnata),
kayu putih (Melaleuca leucadendron),
berbagai jenis anggrek, dan pakis endemik (Chintea binaya).
Sekitar 117 jenis burung terdapat di
Taman Nasional Manusela, dimana 14 jenis diantaranya endemik seperti kesturi
ternate (Lorius garrulus), nuri
tengkuk ungu/nuri kepala hitam (L. domicella),
kakatua Seram (Cacatua moluccensis), raja
udang (Halcyon lazuli dan H. sancta), burung madu Seram besar (Philemon subcorniculatus), dan nuri raja/nuri ambon (Alisterus amboinensis).
40.
Taman Nasional Teluk Cendrawasih
Potensi karang Taman Nasional Teluk
Cendrawasih tercatat 150 jenis dari 15 famili, dan tersebar di tepian 18 pulau
besar dan kecil. Persentase penutupan karang hidup bervariasi antara 30,40%
sampai dengan 65,64%. Umumnya, ekosistem terumbu karang terbagi menjadi dua zona
yaitu zona rataan terumbu (reef flat)
dan zona lereng terumbu (reef slope).
Jenis-jenis karang yang dapat dilihat antara lain koloni karang biru (Heliopora coerulea), karang hitam (Antiphates sp.), famili Faviidae dan Pectiniidae,
serta berbagai jenis karang lunak.
Taman Nasional Teluk Cendrawasih
terkenal kaya akan jenis ikan. Tercatat kurang lebih 209 jenis ikan penghuni
kawasan ini diantaranya butterflyfish,
angelfish, damselfish, parrotfish, rabbitfish, dan anemonefish
Jenis moluska antara lain keong
cowries (Cypraea spp.), keong
strombidae (Lambis spp.), keong
kerucut (Conus spp.), triton
terompet (Charonia tritonis), dan
kima raksasa (Tridacna gigas).
Terdapat empat jenis penyu yang sering
mendarat di taman nasional ini yaitu penyu sisik (Eretmochelys
imbricata), penyu hijau (Chelonia mydas),
penyu lekang (Lepidochelys olivaceae),
dan penyu belimbing (Dermochelys
coriacea). Duyung (Dugong dugon),
paus biru (Balaenoptera musculus),
ketam kelapa (Birgus latro),
lumba-lumba, dan hiu sering terlihat di perairan Taman Nasional Teluk
Cendrawasih
41.
Taman Nasional Lorentz
Jenis-jenis tumbuhan di taman nasional
ini antara lain nipah (Nypa fruticans), bakau (Rhizophora apiculata),
Pandanus julianettii, Colocasia esculenta, Avicennia marina, Podocarpus pilgeri,
dan Nauclea coadunata.
Jenis-jenis satwa yang
sudah diidentifikasi di Taman Nasional Lorentz sebanyak 630 jenis burung (± 70
% dari burung yang ada di Papua) dan 123 jenis mamalia. Jenis burung yang
menjadi ciri khas taman nasional ini ada dua jenis kasuari, empat megapoda, 31
jenis dara/merpati, 30 jenis kakatua, 13 jenis burung udang, 29 jenis burung
madu, dan 20 jenis endemik diantaranya cendrawasih ekor panjang (Paradigalla
caruneulata) dan puyuh salju (Anurophasis monorthonyx).
Satwa mamalia tercatat
antara lain babi duri moncong panjang (Zaglossus bruijnii), babi duri
moncong pendek (Tachyglossus aculeatus), 4 jenis kuskus, walabi, kucing
hutan, dan kanguru pohon
42.Taman
Nasional Wasur
Jenis tumbuhan yang mendominasi hutan
di kawasan taman nasional ini antara lain api-api (Avicennia
sp.), tancang (Bruguiera sp.),
ketapang (Terminalia sp.), dan kayu
putih (Melaleuca sp.).
Jenis satwa yang umum dijumpai antara
lain kanguru pohon (Dendrolagus spadix),
kesturi raja (Psittrichus fulgidus),
kasuari gelambir (Casuarius casuarius sclateri),
dara mahkota/mambruk (Goura cristata),
cendrawasih kuning besar (Paradisea apoda
novaeguineae), cendrawasih raja (Cicinnurus regius
rex), cendrawasih merah (Paradisea rubra),
buaya air tawar (Crocodylus novaeguineae),
dan buaya air asin (C. porosus)
43.
Taman Nasional Gunung Merbabu
Kawasan taman nasional
ini terutama terdiri dari zona-zona hutan pegunungan, seperti yang dikemukakan Van Stenis
- Zona hutan pegunungan bawah (1.000—1.500 m dpl), saat ini telah berubah (tidak asli lagi) dan ditumbuhi oleh jenis-jenis tusam (Pinus merkusii), puspa (Schima wallichii ssp. noronhae) dan bintuni.
- Zona hutan pegunungan atas (1.500—2.400 m dpl), ditumbuhi oleh jenis-jenis akasia (Acacia decurrens), puspa, sengon gunung (Albizia lophanta), sowo (Engelhardtia serrata), cemara gunung Casuarina junghuhniana), pasang (Quercus sp), dan tanganan.
- Zona hutan (vegetasi) sub-alpin (2.400—3.142 m dpl), ditumbuhi oleh rerumputan dan edelwis jawa
44. Taman Nasional Gunung Ciremai
Taman Nasional ini
cukup kaya akan jenis pohon. Tercatat di antaranya jenis-jenis saniten (Castanopsis
argentea, C. javanica, C. tungurrut) dan pasang (Lithocarpus
elegans dan L. sundaicus) dari suku Fagaceae; jenitri (Elaeocarpus
obtusus, E. petiolatus dan E. stipularis), suku Elaeocarpaceae; mara (Macaranga
denticulata) dan kareumbi (Omalanthus populneus),
suku Euphorbiaceae; aneka jirak (Symplocos
fasciculata, S. spicata, S. sessilifolia, S. theaefolia), Symplocaceae;
jenis-jenis ara (di antaranya Ficus
padana dan F. racemosa), Moraceae; puspa (Schima wallichii) danki sapu (Eurya acuminata),
Theaceae; dan lain-lain.
Di bagian yang lebih
kering di Setianegara, hutan didominasi oleh jenis-jenis huru atau medang (Litsea spp.),
saninten (C. argentea dan C. javanica), mara (Macaranga
tanarius), mareme (Glochidion sp.), bingbin (Pinanga javana),
dan pandan gunung (Pandanus
sp.) Di bagian yang lebih atas zona montana ini juga didapati dominansi dari jamuju (Dacrycarpus
imbricatus, Podocarpaceae) yang membentuk sabuk vegetasi khusus.
45. Taman
Nasional Bantimurung Bulusaraung
FLORA yang ada pada
TN. BABUL ( Taman Nasional Bantimurung - Bulusaraung )
merupakan jenis-jenis dari vegetasi Karts dan hutan datara rendah.
Jenis-jenis yang tumbuh pada habitat Karts antara lain Palanqium sp, Calophilum sp, Leea indica, Sapotaceae, Polyalthia insignis, Pangium edule, Aleurites moluccana, Celastroceae, Cinamomum sp, Leea aculata.
Jenis-jenis yang tumbuh pada habitat hutan dataran rendah antara lain Vitex cofassus (Bitti), Palaquium obtusifofium (Nyato), Pterocarpus indicus (Cendrana), Ficus spp (Beringin), Sterquila foetida,Dracontomelon dao (Dao), Dracontomelon Mangiferum, Arenga pinnata (Aren), Colona sp, Dilleniaserrata, Alleurites moluccana (Kemiri), Diospyros celebica (Kayu hitam), Buchanania Arborescens, Antocepalus cadamba, Myristica sp, Kneam sp, dan Calophyllum inophyllum.
Fauna pada TN. BABUL merupakan jenis yang khas dan endemik, anatara lain Enggang Sulawesi (Ryticeros cassidix), Enggang Kerdil (Peneloppides exahartus), Musang Sulawesi (Macrogofidia mussenbraecki), Kelelawar, Kera Sulawesi (Macaca Maura), Kuskus (Phalanger celebencis), Tarsius (Tarsius sp) dan lain-lain, serta berbagai jenis kupu-kupu yakni, Papiliio blumei. P.Pofites, P.Satapses, Troides halipron, T.Helena, T.Hypolites dan Graphium androcles. Selain itu terdapat jenis fauna yang endemik dalam gua sebagai penghuni gelap abadi seperti ikan dengan mata tereduksi bahkan mata buta (Bostrychus spp), Kumbang buta (Eustra sp), Jangkrik gua (Rhaphidophora sp) serta tungau buta (Trombidiidae).