Oleh :
Armando
Al-Haqqi, Prayudha
Hakim, Febry
Aldianto, Fanno
Marcelino, Nurul
Fajriati, Cut
Rener Novira
A.
Defenisi
Kebun Raya adalah suatu lahan yang ditanami berbagai jenis tumbuhan yang
ditujukan untuk keperluan koleksi, penelitian, dan konservasi ex-situ
(di luar habitat). Selain untuk penelitian, kebun raya dapat berfungsi sebagai
sarana wisata dan pendidikan bagi pengunjung. Arboretum adalah semacam
kebun raya yang mengkoleksi pepohonan.
Dalam, tumbuhan koleksi
dipelihara dan diberi keterangan nama dan beberapa informasi lainnya yang
berguna bagi pengunjung. Dua tambahan penting bagi suatu kebun raya adalah perpustakaan dan herbarium. Keduanya diperlukan untuk kegiatan penelitian dan dokumentasi.
Identifikasi/klasifikasi adalah hal yang umum dilakukan di kebun raya. Kebun raya
dapat pula memiliki bangunan khusus untuk menumbuhkan koleksi yang tidak dapat
hidup pada iklim alami tempat itu atau memerlukan perawatan khusus. Bangunan
khusus ini dapat berupa rumah kaca atau klimatron dan iklim buatan dapat dibuat
di dalamnya.
Umumnya kebun raya dapat
dikunjungi umum. Pemilik kebun raya dapat suatu lembaga tertentu, negara,
maupun perorangan. Namun demikian, tidak semua kebun raya dibuka untuk umum,
contohnya Chelsea Physic Garden.
Tanaman
yang akan ditanam di Kebun Raya, yang akan menjadi tanaman koleksi, mempunyai
kriteria tertentu. Tanaman-tanaman tersebut dikoleksi dengan melalui
tahapan-tahapan pemilihan serta lengkap datanya sehingga mempunyai nilai di
bidang ilmu pengetahuan. Tanaman-tanaman koleksi ini ditanaman di kebun dengan
penataan menuruti kaidah-kaidah ilmu pertamanan sehingga nampak indah.
Keindahan dan muatan ilmiah yang terkandung tanaman koleksi ini menarik minat
masyarakat luas untuk mengunjunginya dan menjadikannya tempat rekreasi yang
sehat, segar, nyaman dan berpengetahuan.
Tata
nama, daya guna dan perbanyakan tanaman koleksi terus menerus diteliti untuk
berbagai keperluan, termasuk keperluan pendidikan, pengobatan, ekonomi,
konservasi dll. Dengan pemasangan papan-papan keterangan pada taman dan tanaman
yang berdayaguna, selain sebagai tempat wisata, kebun raya sekaligus berfungsi
sebagai tempat pendidikan. Masyarakat umum yang mengunjungi kebun raya yang
tadinya bermaksud hanya untuk berekreasi semata, akan pulang dengan tambahan
wawasan dan pengetahuan di bidang raya dan konservasi.
Semua
fungsi yang ada di dalam kebun raya tersebut dilaksanakan secara bersamaan
(simultan). Untuk memenuhi fungsi-fungsi yang terkandung dalam kebun raya
tersebut, berbagai kegiatan dilakukan oleh kebun raya yang meliputi:
-
Melakukan
inventarisasi berbagai jenis tumbuhan Indonesia dan melakukan eksplorasi hutan
Indonesia dalam rangka pengkoleksian tumbuhan.
-
Melakukan
konservasi tumbuhan dalam rangka melestarikan sumberdaya hayati Indonesia dan
konservasi lingkungan.
-
Melakukan
penelitian di bidang botani, di bidang budidaya tanaman (potensi, adaptasi dan
perbanyakan tanaman), di bidang pelestarian tanaman serta pengembangan
florikultura dan lanskap pertamanan.
-
Melakukan
pelayanan jasa ilmiah dalam bentuk penyediaan fasilitas pendidikan dan
penelitian serta penyelenggaraan wisata edukatif untuk menumbuhkan apresiasi
masyarakat terhadap lingkungannya.
-
Melakukan
kerjasama di bidang pengembangan Kebun Raya di tingkat nasional maupun
internasional.
B. Sejarah
Sejarah kebun
raya berhubungan erat dengan sejarah
raya sendiri. Kebun raya dari abad 16 dan 17 adalah kebun obat, tetapi gagasan
tentang kebun raya berubah
untuk menampilkan yang indah. Kemudian, pada abad
ke-18 kebun raya menjadi lebih kedalam dalam fungsi pendidikan, menunjukkan sistem klasifikasi
tumbuhan terbaru yang dibuat oleh
ahli botani yang bekerja di herbarium terkait ketika
mereka mencoba untuk memesan harta
karun baru ini.
C. Fungsi
Kebanyakan fungsi dari kebun
raya memiliki klasifikasinya masing-masing yang berkonsentrasi kepada
penelitian, pendidikan dan konservasi, mesikpun banyak fungsi dari kebanyakan
kebun raya memiliki fungsinya masing-masing.
Fungsi kebun raya:
-
Menyediakan
tanaman untuk penelitian ilmiah.
-
Menampilkan keragaman tumbuhan dalam bentuk dan kegunaannya.
-
Menampilkan tanaman dari
daerah tertentu (termasuk lokal)
-
Menumbuhkan tanaman dari
tanaman itu sendiri (mengembang biakkan)
-
Mengurangi efek “rumah kaca”
-
Mengklasifikasikan tumbuhan
-
Mencatat petumbuhan dan
perkembangan dari suatu tumbuhan
-
Menyediakan catatan klasifikasi
tumbuhan secara periodic
D. Kebun Raya di Indonesia
Indonesia memiliki beberapa kebun
raya di Indonesia diantara nya:
-
Kebun Raya Bogor
Kebun
Raya Bogor atau Kebun Botani Bogor terletak di Kota Bogor, Jawa Barat
Indonesia. Kawasan konservasi ini menempati lahan seluas 80 hektar dan memiliki
sedikitnya 15.000 koleksi jenis tumbuhan. Kebun raya ini Didirikan oleh
Gubernur Jenderal Van Der Capellen dengan nama s’Lands Plantentuinte Buitenzorg
pada tanggal 18 Mei 1817.
Kebun Raya Bogor memiliki
sekitar 15.000 jenis koleksi tumbuhan. Salah satu daya tarik utama Kebun Raya
Bogor adalah bunga bangkai (Amorphophalus titanum). Bunga ini dapat mencapai
tinggi 2m dan merupakan bunga majemuk terbesar di dunia tumbuhan.
Sejarah:
Kebun Raya Bogor pada mulanya
merupakan bagian dari 'samida' (hutan buatan atau taman buatan) yang paling
tidak telah ada pada pemerintahan Sri Baduga Maharaja (Prabu Siliwangi,
1474-1513) dari Kerajaan Sunda, sebagaimana tertulis dalam prasasti Batutulis.
Hutan buatan itu ditujukan untuk keperluan menjaga kelestarian lingkungan
sebagai tempat memelihara benih benih kayu yang langka. Di samping samida itu
dibuat pula samida yang serupa di perbatasan Cianjur dengan Bogor (Hutan Ciung
Wanara). Hutan ini kemudian dibiarkan setelah Kerajaan Sunda takluk dari
Kesultanan Banten, hingga Gubernur Jenderal van der Capellen membangun rumah
peristirahatan di salah satu sudutnya pada pertengahan abad ke-18.
Pada awal 1800-an Gubernur Jenderal Thomas Stamford Raffles, yang mendiami Istana Bogor dan memiliki minat besar dalam botani, tertarik mengembangkan halaman Istana Bogor menjadi sebuah kebun yang cantik. Dengan bantuan para ahli botani, W. Kent, yang ikut membangun Kew Garden di London, Raffles menyulap halaman istana menjadi taman bergaya Inggris klasik. Inilah awal mula Kebun Raya Bogor dalam bentuknya sekarang.
Monumen Olivia Raffles
Pada tahun 1814 Olivia Raffles (istri dari Gubernur Jenderal Thomas Stamford Raffles) meninggal dunia karena sakit dan dimakamkan di Batavia. Sebagai pengabadian, monumen untuknya didirikan di Kebun Raya Bogor.
Ide pendirian Kebun Raya bermula dari seorang ahli biologi yaitu Abner yang menulis surat kepada Gubernur Jenderal G.A.G.Ph. van der Capellen. Dalam surat itu terungkap keinginannya untuk meminta sebidang tanah yang akan dijadikan kebun tumbuhan yang berguna, tempat pendidikan guru, dan koleksi tumbuhan bagi pengembangan kebun-kebun yang lain.
Prof. Caspar Georg Karl Reinwardt adalah seseorang berkebangsaan Jerman yang berpindah ke Belanda dan menjadi ilmuwan botani dan kimia. Ia lalu diangkat menjadi menteri bidang pertanian, seni, dan ilmu pengetahuan di Jawa dan sekitarnya. Ia tertarik menyelidiki berbagai tanaman yang digunakan untuk pengobatan. Ia memutuskan untuk mengumpulkan semua tanaman ini di sebuah kebun botani di Kota Bogor, yang saat itu disebut Buitenzorg (dari bahasa Belanda yang berarti "tidak perlu khawatir"). Reinwardt juga menjadi perintis di bidang pembuatan herbarium. Ia kemudian dikenal sebagai seorang pendiri Herbarium Bogoriense.
Pada tahun 18 Mei 1817, Gubernur Jenderal Godert Alexander Gerard Philip van der Capellen secara resmi mendirikan Kebun Raya Bogor dengan nama s'Lands Plantentuinte Buitenzorg. Pendiriannya diawali dengan menancapkan ayunan cangkul pertama di bumi Pajajaran sebagai pertanda dibangunnya pembangunan kebun itu, yang pelaksanaannya dipimpin oleh Reinwardt sendiri, dibantu oleh James Hooper dan W. Kent (dari Kebun Botani Kew yang terkenal di Richmond, Inggris).
Sekitar 47 hektare tanah di sekitar Istana Bogor dan bekas samida dijadikan lahan pertama untuk kebun botani. Reinwardt menjadi pengarah pertamanya dari 1817 sampai 1822. Kesempatan ini digunakannya untuk mengumpulkan tanaman dan benih dari bagian lain Nusantara. Dengan segera Bogor menjadi pusat pengembangan pertanian dan hortikultura di Indonesia. Pada masa itu diperkirakan sekitar 900 tanaman hidup ditanam di kebun tersebut.
Pada tahun 1822 Reinwardt kembali ke Belanda dan digantikan oleh Dr. Carl Ludwig Blume yang melakukan inventarisasi tanaman koleksi yang tumbuh di kebun. Ia juga menyusun katalog kebun yang pertama berhasil dicatat sebanyak 912 jenis (spesies) tanaman. Pelaksanaan pembangunan kebun ini pernah terhenti karena kekurangan dana tetapi kemudian dirintis lagi oleh Johannes Elias Teysmann (1831), seorang ahli kebun istana Gubernur Jenderal Johannes van den Bosch. Dengan dibantu oleh Justus Karl Hasskarl, ia melakukan pengaturan penanaman tanaman koleksi dengan mengelompokkan menurut suku (familia).
Teysmann kemudian digantikan oleh Dr. Rudolph Herman Christiaan Carel Scheffer pada tahun 1867 menjadi direktur, dan dilanjutkan kemudian oleh Prof. Dr. Melchior Treub.
Pendirian Kebun Raya Bogor bisa dikatakan mengawali perkembangan ilmu pengetahuan di Indonesia. Dari sini lahir beberapa institusi ilmu pengetahuan lain, seperti Bibliotheca Bogoriensis (1842), Herbarium Bogoriense (1844), Kebun Raya Cibodas (1860), Laboratorium Treub (1884), dan Museum dan Laboratorium Zoologi (1894).
Pada tanggal 30 Mei 1868 Kebun Raya Bogor secara resmi terpisah pengurusannya dengan halaman Istana Bogor.
Pada awal 1800-an Gubernur Jenderal Thomas Stamford Raffles, yang mendiami Istana Bogor dan memiliki minat besar dalam botani, tertarik mengembangkan halaman Istana Bogor menjadi sebuah kebun yang cantik. Dengan bantuan para ahli botani, W. Kent, yang ikut membangun Kew Garden di London, Raffles menyulap halaman istana menjadi taman bergaya Inggris klasik. Inilah awal mula Kebun Raya Bogor dalam bentuknya sekarang.
Monumen Olivia Raffles
Pada tahun 1814 Olivia Raffles (istri dari Gubernur Jenderal Thomas Stamford Raffles) meninggal dunia karena sakit dan dimakamkan di Batavia. Sebagai pengabadian, monumen untuknya didirikan di Kebun Raya Bogor.
Ide pendirian Kebun Raya bermula dari seorang ahli biologi yaitu Abner yang menulis surat kepada Gubernur Jenderal G.A.G.Ph. van der Capellen. Dalam surat itu terungkap keinginannya untuk meminta sebidang tanah yang akan dijadikan kebun tumbuhan yang berguna, tempat pendidikan guru, dan koleksi tumbuhan bagi pengembangan kebun-kebun yang lain.
Prof. Caspar Georg Karl Reinwardt adalah seseorang berkebangsaan Jerman yang berpindah ke Belanda dan menjadi ilmuwan botani dan kimia. Ia lalu diangkat menjadi menteri bidang pertanian, seni, dan ilmu pengetahuan di Jawa dan sekitarnya. Ia tertarik menyelidiki berbagai tanaman yang digunakan untuk pengobatan. Ia memutuskan untuk mengumpulkan semua tanaman ini di sebuah kebun botani di Kota Bogor, yang saat itu disebut Buitenzorg (dari bahasa Belanda yang berarti "tidak perlu khawatir"). Reinwardt juga menjadi perintis di bidang pembuatan herbarium. Ia kemudian dikenal sebagai seorang pendiri Herbarium Bogoriense.
Pada tahun 18 Mei 1817, Gubernur Jenderal Godert Alexander Gerard Philip van der Capellen secara resmi mendirikan Kebun Raya Bogor dengan nama s'Lands Plantentuinte Buitenzorg. Pendiriannya diawali dengan menancapkan ayunan cangkul pertama di bumi Pajajaran sebagai pertanda dibangunnya pembangunan kebun itu, yang pelaksanaannya dipimpin oleh Reinwardt sendiri, dibantu oleh James Hooper dan W. Kent (dari Kebun Botani Kew yang terkenal di Richmond, Inggris).
Sekitar 47 hektare tanah di sekitar Istana Bogor dan bekas samida dijadikan lahan pertama untuk kebun botani. Reinwardt menjadi pengarah pertamanya dari 1817 sampai 1822. Kesempatan ini digunakannya untuk mengumpulkan tanaman dan benih dari bagian lain Nusantara. Dengan segera Bogor menjadi pusat pengembangan pertanian dan hortikultura di Indonesia. Pada masa itu diperkirakan sekitar 900 tanaman hidup ditanam di kebun tersebut.
Pada tahun 1822 Reinwardt kembali ke Belanda dan digantikan oleh Dr. Carl Ludwig Blume yang melakukan inventarisasi tanaman koleksi yang tumbuh di kebun. Ia juga menyusun katalog kebun yang pertama berhasil dicatat sebanyak 912 jenis (spesies) tanaman. Pelaksanaan pembangunan kebun ini pernah terhenti karena kekurangan dana tetapi kemudian dirintis lagi oleh Johannes Elias Teysmann (1831), seorang ahli kebun istana Gubernur Jenderal Johannes van den Bosch. Dengan dibantu oleh Justus Karl Hasskarl, ia melakukan pengaturan penanaman tanaman koleksi dengan mengelompokkan menurut suku (familia).
Teysmann kemudian digantikan oleh Dr. Rudolph Herman Christiaan Carel Scheffer pada tahun 1867 menjadi direktur, dan dilanjutkan kemudian oleh Prof. Dr. Melchior Treub.
Pendirian Kebun Raya Bogor bisa dikatakan mengawali perkembangan ilmu pengetahuan di Indonesia. Dari sini lahir beberapa institusi ilmu pengetahuan lain, seperti Bibliotheca Bogoriensis (1842), Herbarium Bogoriense (1844), Kebun Raya Cibodas (1860), Laboratorium Treub (1884), dan Museum dan Laboratorium Zoologi (1894).
Pada tanggal 30 Mei 1868 Kebun Raya Bogor secara resmi terpisah pengurusannya dengan halaman Istana Bogor.
Pada mulanya kebun ini hanya
akan digunakan sebagai kebun percobaan bagi tanaman perkebunan yang akan
diperkenalkan ke Hindia-Belanda (kini Indonesia). Namun pada perkembangannya
juga digunakan sebagai wadah penelitian ilmuwan pada zaman itu (1880 - 1905).
Kebun Raya Bogor selalu mengalami perkembangan yang berarti di bawah kepemimpinan Dr. Carl Ludwig Blume (1822), JE. Teijsmann dan Dr. Hasskarl (zaman Gubernur Jenderal Van den Bosch), J. E. Teijsmann dan Simon Binnendijk, Dr. R.H.C.C. Scheffer (1867), Prof. Dr. Melchior Treub (1881), Dr. Jacob Christiaan Koningsberger (1904), Van den Hornett (1904), dan Prof. Ir. Koestono Setijowirjo (1949), yang merupakan orang Indonesia pertama yang menjabat suatu pimpin lembaga penelitian yang bertaraf internasional.
Pada saat kepemimpinan tokoh-tokoh itu telah dilakukan kegiatan pembuatan katalog mengenai Kebun Raya Bogor, pencatatan lengkap tentang koleksi tumbuh-tumbuhan Cryptogamae, 25 spesies Gymnospermae, 51 spesies Monocotyledonae dan 2200 spesies Dicotyledonae, usaha pengenalan tanaman ekonomi penting di Indonesia, pengumpulan tanam-tanaman yang berguna bagi Indonesia (43 jenis, di antaranya vanili, kelapa sawit, kina, getah perca, tebu, ubi kayu, jagung dari Amerika, kayu besi dari Palembang dan Kalimantan).
Kebun Raya Bogor selalu mengalami perkembangan yang berarti di bawah kepemimpinan Dr. Carl Ludwig Blume (1822), JE. Teijsmann dan Dr. Hasskarl (zaman Gubernur Jenderal Van den Bosch), J. E. Teijsmann dan Simon Binnendijk, Dr. R.H.C.C. Scheffer (1867), Prof. Dr. Melchior Treub (1881), Dr. Jacob Christiaan Koningsberger (1904), Van den Hornett (1904), dan Prof. Ir. Koestono Setijowirjo (1949), yang merupakan orang Indonesia pertama yang menjabat suatu pimpin lembaga penelitian yang bertaraf internasional.
Pada saat kepemimpinan tokoh-tokoh itu telah dilakukan kegiatan pembuatan katalog mengenai Kebun Raya Bogor, pencatatan lengkap tentang koleksi tumbuh-tumbuhan Cryptogamae, 25 spesies Gymnospermae, 51 spesies Monocotyledonae dan 2200 spesies Dicotyledonae, usaha pengenalan tanaman ekonomi penting di Indonesia, pengumpulan tanam-tanaman yang berguna bagi Indonesia (43 jenis, di antaranya vanili, kelapa sawit, kina, getah perca, tebu, ubi kayu, jagung dari Amerika, kayu besi dari Palembang dan Kalimantan).
-
Kebun Raya Cibodas
Kebun
Raya Cibodas terletak di Hutan Gunung Gede Pangrango, Desa Cimacan,
Pacet, Cianjur, Jawa Barat. Lokaksinya berdampingan Taman Nasional Gunung Gede
Pangrango, Cipanas, Jawa Barat. Kawasan konservasi ini menempati lahan seluas
83 hektar. Kebun raya Cibodas ini Dibangun pada tahun 1862 oleh Johannes Elias
Teysjmann sebagai cabang dari Kebun Raya Bogor.
Kebun
Raya Cibodas berada di perbukitan dengan ketinggian 1275 meter dpl. Koleksi
yang paling khas dari KRC adalah Taman Lumut Cibodas yang memiliki 216 jenis
lumut. Dengan luas 2500m persegi, taman ini diklaim sebagai satu-satunya di
dunia yang terletak di luar ruangan dan memiliki koleksi terbanyak.
-
Kebun Raya Purwodadi
Kebun
Raya Purwodadi terletak di Jalan Raya antara Surabaya-Malang tepatnya
di Kecamatan Purwodadi, Kabupaten Pasuruan, Jawa Timur. Kawasan konservasi ini
menempati lahan seluas 85 hektar. Kebun raya ini Didirikan atas prakarsa Dr.
L.G.M. Baas Becking pada 30 Januari 1941.Kebun Raya Purwodadi sedikitnya memiliki 2.344 spesimen anggrek, 30 jenis bambu, 150 jenis polong-polongan, 117 jenis palem-paleman, 60 jenis paku-pakuan, dan banyak lagi yang lainnya.
-
Kebun Raya Bali
Kebun
Raya Bali atau Kebun Raya Eka Karya Bali terletak di
kawasan Bedugul di Kabupaten Tabanan, Bali, Indonesia. Kawasan konservasi ini
menempati lahan seluas 157,5 hektar. Kebun raya ini Diresmikan pada 15 Juli
1959, dengan nama Kebun Raya “Eka Karya”.Kebun Raya Bali berada di pegunungan dengan ketinggian 1.250 – 1.450 m dpl. Semula diperuntukkan bagi tumbuhan jenis conifer namun kini telah dijadikan kawasan konservasi ex-situ bagi tumbuhan pegunungan tropika kawasan timur Indonesia.
Jenis koleksi Kebun Raya Bali antara lain terdiri atas anggrek tanaman palem, bambu, kaktus, tanaman obat, paku-pakuan, serta tanaman upacara agama Hindu Bali. Jenis koleksi yang ditanam di areal kebun yang berdasarkan kekerabatannya dan sebagian lagi dikelompokkan berdasarkan fungsi terbagi atas 2 kelompok, antara lain: Koleksi Umum : 1.099 jenis tanaman setempat dan Koleksi Tematik yang terdiri dari Anggrek 293 jenis, Tanaman upacara hindu bali 218 Jenis, tanaman obat 318 jenis, kaktus 68 jenis, paku-pakuan 8 Jenis, bambu 62 jenis, palem 44 jenis.
-
Kebun Raya Batu Raden
Kebun
Raya Baturaden terletak di Desa Kemutuk Lor, Kec. Baturaden, Kab.
Banyumas..Kebun Raya Baturaden berada di kaki Gunung Slamet Petak 1 dan 3, RPH Baturaden, BKPH Gn. Slamet Barat KPH Banyumas Timur dibatasi sebelah utara Petak 4 dan 5 hutan produksi terbatas, sebalah barat petak 2 hutan produksi terbatas, sebelah selatan petak 1 lokawisata Baturaden dan bumi Perkemahaan, sebelah timur petak 6 hutan produksi terbatas. Topografi mulai landai sampai berbukit dengan kemiringan 20% s/d 70% dan ketinggian + 600-750 m dpl dengan jenis tanah umumnya jenis latosol berwarna merah kecoklatan.
Kebun Raya Baturaden kaya akan berbagai potensi flora sebagaimana fungsi Kebun Raya sebagai konservasi berbagai spesies tumbuhan. Jenis-jenis flora yang berada dalam kawasan Kebun Raya Baturaden yang telah diidentifikasi oleh LIPI (Lembaga Ilmu Pengetahuan Indonesia) adalah damar (Agathis borneensis), puspa (Schima wallichii), rasamala (Altingia excelsa), mahoni (Switenia macrophylla), kaliandra (Callyandra sp), paku-pakuan, kantong semar dan jenis-jenis anggrek. Jenis flora yang lainnya masih dalam identifikasi oleh LIPI sebagai yang bertanggung jawab dalam pengelolaan Kebun Raya di Indonesia.
-
Kebun Raya Liwa Lampung
Selain
itu kini Lembaga Ilmu Pengetahuan Indonesia tengah mempersiapkan membuka Kebun
Raya baru yakni Kebun Raya Liwa di Kabupaten Lampung Barat Provinsi Lampung
Indonesia. Kebun raya ini yang berbatasan langsung dengan Taman Nasional Bukit
Barisan Selatan (TNBBS).