MENU

Kamis, 20 September 2012

KOMPONEN PETA

Setelah suatu kenampakan Bumi terproyeksi pada bidang datar, maka satu tahap pemetaan sudah dilaksanakan. Masih ada beberapa hal lagi yang harus dipenuhi agar gambaran permukaan Bumi tersebut layak disebut peta. Peta yang baik biasanya dilengkapi dengan komponen peta atau sering disebut kelengkapan peta.
Komponen Peta
Pada waktu SMP kamu pernah belajar membaca peta dengan bantuan komponen peta. Ingat bukan? Nah, kali ini kita akan membahasnya dengan lebih mendalam. Komponen peta menjadi hal yang harus ada pada peta, karena dengannya peta bisa dengan mudah dibaca, ditafsirkan, serta tentu saja tidak membingungkan.

1. Judul Peta
Judul menggambarkan isi sebuah peta. Apakah yang kamu dapat sesudah sekilas membaca judul peta? Ya, setidaknya kamu akan memperoleh gambaran muatan peta tersebut. Bahkan melalui judul pula, kamu bisa mendapatkan gambaran wilayah manakah yang dipetakan.
Demi tujuan tersebut, dalam pemilihan judul pun ada beberapa hal yang harus diperhatikan, yaitu:
a. Judul harus mencerminkan informasi yang sesuai dengan isi peta.
b. Judul peta sebisa mungkin tidak menimbulkan penafsiran ganda.
2. Skala Peta
Kenampakan di permukaan Bumi tidak mungkin digambarkan dengan ukuran sebenarnya di peta. Jika hal itu dilakukan tentu saja memerlukan media yang luas. Nah, di sinilah skala peta berperan. Kenampakan di Bumi dapat diperkecil ukurannya dengan perbandingan ukuran agar dapat ditampilkan pada peta.
Perbandingan tersebut dinyatakan dalam skala. Di SMP kamu pernah belajar tentang skala dan bagaimana suatu skala disajikan. Penyajian skala dilakukan dengan tiga cara sebagai berikut.

Skala grafik hendaknya dicantumkan pada peta, karena sangat berguna pada saat melakukan pembesaran maupun pengecilan peta. Coba temukan peranan skala grafis dalam hal tersebut. Nah, setelah kamu temukan peranan skala peta tersebut kamu akan menyadari betapa pentingnya skala.
Lalu, bagaimana jika suatu peta tidak ada skalanya? Jika hal ini kamu temui, maka cara-cara berikut dapat kamu lakukan.
a. Membandingkan dengan objek pada peta yang sudah pasti diketahui ukurannya di lapangan. Cara ini dilakukan dengan mengambil objek yang secara umum telah diketahui ukurannya. Lapangan sepak bola misalnya yang mempunyai panjang 100 meter, atau dapat juga menggunakan objek-objek yang bisa kamu ukur di lapangan dan tampak pada peta. Dengan menggunakan lapangan sepak bola, jika suatu kenampakan digambarkan sepanjang 4 cm, maka peta mempunyai skala 1 : 2.500. Bagaimana jika panjang lapangan sepak bola digambarkan sepanjang 5 cm, berapa skalanya?
b. Menggunakan bantuan peta topografi. Pada peta topografi pada umumnya ditampilkan garis kontur. Masih ingat apa itu garis kontur? Garis kontur yaitu garis pada peta yang menghubungkan titik-titik dengan ketinggian yang sama. Deretan garis ini tidak diletakkan begitu saja, tetapi ada Contour interval (Ci) yang merupakan selisih ketinggian dua garis kontur. Nilai Ci dapat ditemukan dengan pedoman rumus berikut.
Nah, apabila suatu peta terdapat garis kontur tetapi tidak tercantum skala petanya, maka skala peta dapat dihitung.
Contoh:
Suatu peta wilayah x mempunyai Ci = 20 meter. Berapa skala peta tersebut?
Ci = 20
20 = 2.000 / 1× penyebut skala
Jadi, penyebut skala adalah 40.000. Nah, berarti peta tersebut mempunyai skala 1 : 40.000. Namun, ingat peta yang akan dihitung adalah peta asli, bukan hasil pembesaran maupun pengecilan.
c. Membandingkannya dengan peta lain dengan cakupan daerah sama dan ada skalanya. Cara ini dapat dilakukan dengan menggunakan rumus sebagai berikut.

d. Menghitung skala dari garis lintang. Cara ini baik digunakan untuk wilayah dekat ekuator (lintang rendah). Pedoman yang digunakan yaitu panjang 1° lintang dekat ekuator = 68,7 mil = 110,56 km.
Contoh:
1,9 cm = 1° lintang
1,9 = 110,56 km
1,9 cm = 11.056.000 cm
1 cm = 5.889.474 cm
skala ± 1 : 5.900.000 (hasil pembulatan)
Jenis peta berdasarkan skala terdiri atas:
1. Peta kadaster, skala < 1 : 5.000.
2. Peta skala besar, skala 1 : 5.000 sampai dengan < 1 : 250.000.
3. Peta skala sedang, skala 1 : 250.000 sampai dengan < 1 : 500.000.
4. Peta skala kecil, skala 1 : 500.000 sampai dengan < 1 : 1.000.000.
5. Peta skala sangat kecil, skala > 1 : 1.000.000.
3. Petunjuk Arah (Orientasi)
Meskipun terlihat sederhana, tanda ini penting pada peta. Gunanya tentu saja untuk menunjukkan arah sehingga bermanfaat bagi penggunaan peta untuk menentukan arah. Coba lihat peta atau atlas yang kamu punyai. Bagaimanakah petunjuk arah ini digambarkan dan ditempatkan pada peta?
4. Simbol dan Warna
Dalam dunia pemetaan dikenal beberapa tipe simbol. Masih ingatkah kamu berbagai jenis simbol tersebut? Nah, untuk sekadar mengingatkanmu, simaklah geo info berikut.
Menggunakan simbol-simbol tersebut kamu dapat mengenali objek sosial seperti jalan raya, rel kereta api, lahan pertanian, pelabuhan dan sebagainya. Jalan raya dikenali dengan simbol garis. Tingkatan jalan bisa dibedakan dengan penggunaan simbol garis yang berbeda. Tipe garis yang berbeda ini pulalah yang membedakan jalan, jalan kereta api, dan sungai. Objek fisik bisa juga dikenali dari peta, seperti gunung yang dikenali dengan simbol segitiga dan bentang alam yang dikenali dari garis kontur.
Selain dengan simbol, penggunaan warna untuk menonjolkan perbedaan objek lazim digunakan. Tidak ada ketentuan baku penggunaan warna dalam peta. Terkadang kebiasaan umum serta maksud dan tujuan peta sering menjadi pedoman pewarnaan peta. Penggunaan warna juga bisa digunakan untuk membedakan data kualitatif dan kuantitatif. Data kuantitatif digambarkan dengan gradasi warna. Bagaimana menyajikan simbol warna dapat kamu pelajari pada subbab di belakang.
5. Legenda atau Keterangan
Apakah artinya simbol tanpa keterangan, itulah gambaran betapa pentingnya legenda dalam sebuah peta. Legenda peta berisi keterangan simbol yang terdapat pada peta. Agar dapat memahami isi peta dengan baik, pembaca peta harus benar-benar memahami legenda. Buka dan lihat kembali atlas atau peta yang kamu miliki, di manakah letak legendanya?
6. Sumber dan Tahun Pembuatan Peta
Jika suatu saat kamu membutuhkan peta yang benar-benar dapat dipercaya, carilah peta dengan memerhatikan sumber dan tahun pembuatan. Mengapa harus dengan kedua hal tersebut? Sumber pada peta menunjukkan data-data yang digunakan dalam pemetaan, sehingga akan memberikan kepastian bahwa informasi yang disajikan dalam peta benar-benar akurat. Sedangkan informasi tahun memberikan petunjuk apakah data tersebut benar-benar up date dan tidak kedaluwarsa.
7. Inset
Inset digunakan untuk memperjelas posisi suatu wilayah yang ada di peta. Inset terdiri atas dua jenis, yaitu inset lokasi dan inset pembesaran. Inset lokasi memberikan gambaran global wilayah di sekitar daerah yang dipetakan. Contoh peta Provinsi Riau memerlukan inset peta Sumatra atau Indonesia. Sedangkan inset pembesaran digunakan untuk menggambarkan wilayah yang kecil.
Berbagai komponen peta ini harus ada di dalam peta dan diletakkan dengan tepat agar keterbacaannya benar-benar terjamin serta unsur keindahan pun tidak terabaikan. Untuk memenuhi keduanya, maka harus dibuat komposisi peta yang tepat.

Penulis/Editor : Eni A dan Tri H
Sumber : http://ssbelajar.blogspot.com/2012/09/komponen-peta.html#more