Sabtu, 29 Maret 2014

PAK, KENAPA SAYA TAK DIHUKUM ?

 

Kebiasaan siswa yang sering terjadi dan melanggar peraturan sekolah ialah urusan merokok di lingkungan sekolah. Untuk mengkelabui guru dan siswa lain, melakukannya di tempat tertentu seperti kantin, belakang sekolah bahkan di toilet.

Begitulah peristiwa itu terjadi pada hari sabtu, 29 Maret 2014. Siswa yang selama ini mempunyai kemampuan belajar yang kurang, keluar dari toilet pria. Kebetulan bapak guru lewat dan tidak curiga apa yang mereka lakukan. Ada anak penjaga sekolah yang bertanya, kenapa mereka pak? merokok ya? Kemudian dijawab bahwa mereka tak melakukan apa-apa. Kemudian guru berlalu begitu saya, namun hatinya ada yang janggal. Kemudian karena penasaran terhadap anak tersebut apa yang dilakukannnya walau siswa tersebut sudah keluar dari toilet. Ternyata setelah di cermati toilet tersebut seperti bau rokok dan siswa asap rokok masih tersisa.

Ketika bapak guru melewati ruang kelas kedua siswa tersebut dan kemudian memanggilnya. Sebenarnya bapak guru tersebut akan mengajar di kelas sebelah, namun karena memanggil kedua siswa tersebut, bapak guru meletakan hanya meletakan tasnya di kelas yang akan diajarnya dan memerintahkan siswa untuk menenangkan diri di dalam kelas. Keluar dari kelas yang diajarnya, maka guru menjumpai kedua siswa tersebut diluar kelas dan duduk bersama. Tampak dari jauh ibu guru kedua siswa tersebut masuk, siswa disuruh untuk permisi karena ada urusan dengan guru yang mengurusi siswa yang bermasalah ini. Kata ibu guru tersebut, ternyata bapak juga tertarik dengan kedua siswa ini ya. Mungkin kedua siswa ini didalam kelas terkadang memiliki masalah yang rumit di kelasnya, selain kemampuan otak yang lambat dalam belajar juga tingkah lakunya yang lain.

Mengurus siswa ini, memang butuh yang ekstra. Bapak guru itu mengintrogasi kedua siswa ini dari berbagai pertanyaan. Mengapa merokok, dari mana rokoknya, sudah lama melakukannya, pekerjaan orang tua dan lain-lain. Setelah itu, kedua siswa tersebut disuruh masuk, namun tidak mau masuk dan minta dihukum. Mungkin siswa ini heran sama bapak guru ini kenapa tidak dihukum. Bapak guru tersebut hanya bilang mau urusan ini sama BP, walikelas, Kepala sekolah atau sama bapak guru aja. Mereka menjawab sama bapak saja urusan ini diselesaikan. Namun keheranan mereka terus mengalir dan sampai menangis. Padahal mereka itu terkesan "garang" kalau dikelas saat belajar dengan bapak guru yang mengajar dikelasnya dan mengurusi masalah ini. Herannya mungkin kenapa tak dihukum sama sekali sedangkan jika bermasalah dengan guru lain selalu dihukum dan melakukan perjanjian tertentu. 

Disuruh masuk kelas juga tak masuk pada ibu guru yang sudah memulai pelajaran. Wajahnya merah dan ari matanya sedikit mulai keluar. Dan kedua siswa tersebut terus meminta hukuman dan bapak guru juga tak memberi hukuman. Akhirnya bapak guru tersebut meninggalkan mereka dan siswa tersebut akhirnya masuk ke dalam kelas untuk belajar. 

Bapak guru itu terus berfikir, mungkin cara seperti inilah yang tepat untuk menyelesaikan masalah yang dihadapi siswa jika bersalah. Bukan terus menghukumnya dengan sanksi atau perjanjian. Namun bapak guru tersebut tak mau perjanjian dan sanki, namun hanya mengisyaratkan bahwa kepercayaan mereka  akan tetap terjaga bila "mulut"nya juga akan menjadi saksinya.

Semoga pendekatan ini akan menyelesaikan masalah yang dihadapi, bahwa merokok itu berdampak pada dirinya dan orang lain. Karena orang tuanya berhenti merokok karena terus mengalami kesakitan dan siswa satu lagi menyatakan bahwa nafasnya juga terasa sakit jika merokok. Semoga ini dapat menyadarkannya agar kedua siswa tersebut sadar dan kebaikan untuk dirinya agar tidak melanggar peraturan yang ada. 

Bapak guru sebenarnya menyayangi mereka namun cara menyelesaikan masalahnya dengan cara yang berbeda. Terima kasih untuk semuanya karena itu bagian dari belajar untuk kehidupan.