Selasa, 22 Januari 2013

Busa Cuci Piring Dijadikan Media Pembelajaran

Memasuki pertemuan ketiga di semester II (genap) TP. 2012/2013, maka guru harus dituntut untuk berfikir kreatif dan berkarya untuk membuat media pembelajaran yang sesuai dan benar untuk materi tertentu. Begitu juga, saat untuk materi tektonisme, maka berkaitan dengan patahan dan lipatan. Maka cari ide agar siswa mudah untuk memahami materi tersebut. Media pembelajaran ini dicari karena laptop saat ini tak bisa lagi di hubungkan ke Infocus/Slide Proyektor terhambat VGA yang sudah rusak.

Waktu magrib segera tiba, ketika duduk-duduk beristirahat terfikir bagaimana menyiapkan materi pembelajaran untuk esok hari. Berfikir, cari busa harus keluar rumah dan kardus ada di gudang, sedangkan gabus putih tak mungkin. Maka setelah magrib meluncur ke plaza untuk membeli busa cuci piring. Ternyata banyak pilihan warna dan harganya sekitar Rp. 10.000,- (5 buah) dan ada yang 4 buah dalam 1 bungkus. Busa di beli sekaligus membeli barang kebutuhan rumah tangga lain, seperti sendok, garpu dan pisau. Wau, ini harus dibuat kreatif, bagaimana media ini harus terwujud.

Di hari senin, masuk ke kelas dan menunjukan busa-busa itu didepan  siswa, Siswa langsung bertanya-tanya, itu apa ? untuk apa? mintalah, keren warnanya. Waduh koq diminta, padahal ini kan mau dijadikan media pembelajaran hari ini untuk kelas X. Ini sengaja dilakukan agar siswa bertanya dan penasaran apa yang ada di atas meja guru. Setelah menuliskan di papan tulis tentang tenaga geologi, maka untuk tektonik, saya langsung mengambil busa yang berwarna-warni tersebut. Di bagian atas busa ada warna hijau yang tipis dan warna berbeda setiap busa yang ada. Ada warna merah, biru, kuning, hijau, abu-abu. 


Diambil busa dan dibentuk seperti patahan (horst dan slenk/graben), dan lipatan (antiklinal dan sinklinal). Maka siswa diajak berdiskusi bahwa kerak bumi itu berlapis-lapis seperti busa tadi. Ilustrasikan dulu tentang bagaimana siswa ketika pergi ke Brastagi, maka akan melewati puncak dan lembah Bukit Barisan. Kemudian dijelaskan bagaimana horst itu terjadi dan slenk/graben di bisa terbentuk. Begitu juga dengan lipatan, busa dibentuk dengan berbagai jenis lipatan. Ternyata siswa seletah ditanya tentang materi ini, sebagian banyak yang faham tentang materi ini. Saya meraskan sedikit berbeda pada tahun pelajaran sebelumnya, guru yang lebih aktif dibandingkan siswa. Kegiatan ini siswa lebih aktif karena banyak pertanyaan bagaimana lapisan kerak bumi ini terjadi dan bagaimana Bukit Barisan itu ada. Semua itu diberikan contoh yang lebih mendekati objek. Karena kalau pada mata pelajaran geografi, tak mungkin harus membawa bukit atau kerak bumi ke dalam ruang kelas. Ide ini saya anggap sebagai hal kreatif menyikapi media laptop dan Slide Proyektor tidak berfungsi.

Oleh karena itu, busa cuci piring ini akan memberikan manfaat bagi guru, karena warnanya bervariasi, mudah dibentuk dan ringan untuk dibawa kemana-mana. Ini lebih efektif dibandingkan media pembelajaran yang sudah jadi. Karena berat untuk dibawa juga harganya terlalu mahal bagi sekolah kami. Walau media ini teradapat kelebihan dan kekurangnya sebagai media pembelajaran, semoga bermanfaat bagi kita semua untuk mencari ide kreatif agar materi geografi mudah untuk difahami.

Terima kasih
Wassalam