Jumat, 23 Oktober 2009

Hasil Nilai Remedial Geografi

HASIL REMEDIAL GEOGRAFI

KETERANGAN :
L = LULUS
TL = TIDAK LULUS

SMA HARAPAN 1 MEDAN

KELAS X - B
1. SITI HAJAR : 60 (TL)
2. M. FIRIZQY NST: 68 (TL)
3. NAJLA A.H : 60 (TL)
4. SITI HAJAR : 64 (TL)
5. M. REZA ERDIANSYAH : 52 (TL)

KELAS X - C
1. ANINDIDA TANIA : 56 (TL)
2. AHMAD FADHIL LUBIS : 36 (TL)
3. ANINDA TANIA : 56 (TL)
4. MIRA FITRIYANTI : 48 (TL)
5. M. NAZHIFI WILAR : 36 (TL)
6. NYIMAS CINTYA NIKE I : 52 (TL)
7. GATRA MAHESA : 72 (L)
8. ELSA WIDYASARI : 60 (TL)

KELAS X - D
1. M. ALDY : 56 (TL)

KELAS X - E
1. T. IKHWANI RIDHO B : 56 (TL)

KELAS X - F
1. M. NARENDRA ADHA : 60 (TL)
2. JUANGGA S : 56 (TL)
3. FAISAL M. AKBAR : 56 (TL)
4. FADHILA ANTHONY : 60 (TL)

KELAS X - G
1. RIDHO MUHAMMAD : 60 (TL)
2. NURMADIAH RASID AMIR : 68 (TL)
3. HALIZHA NADHIRA : 68 (TL)
4. MAHLAFINA C.S : 60 (TL)
5. YANA TRISHA A. HRP : 60 (TL)

SAPUTRA ANGGA : 56 (TL)

KELAS XI IPS 2
1. M. DHANIE R. PASARIBU : 48 (TL)
2. PRADITHA DIANDINI : 56 (TL)
3. MILA LAILYANA : 60 (TL)
4. SYELLA DWITAMI SUHAEDI : 60 (TL)

KELAS XII IPS-1
1. IKHSAN P.N : 90 (L)
2. RIZKI REDHIKA : 90 (L)
3. DINI MULIANI : 80 (L)
4. OLGA P : 90(L)
5. DAMAN HURIIRAWAN : 90(L)
6. NURUL YUNITA ROZANI : 80 (L)
7. M. FAHLIL RIZA : 90 (L)
8. PUTRI HAFIZAH : 90 (L)
9. FITRA SYAHDIKA : 95 (L)
10.NIA MASLIANA : 90 (L)
11.NURUL HASNITA : 80 (L)
12. YATI SD : 80 (L)
13. AMIRA M.S : 80 (L)
14. RAISA SONIA : 90 (L)
15. SITI CHAIRUNNICA : 80 (L)
16. DENY : 80 (L)
17. AHMAD SURAYA : 80 (L)
18. REWINA :90 (L)
19. AGUNG NUGRAHA : 85 (L)
22. IMAM : 90 (L)
23. FEBRINA : 80 (L)
24. WAN IZMI : 80 (L)
25. FATIH : 90 (L)
26. MAYA : 80 (L)
27. NURUL ADHA : 80 (l)


SMA HARAPAN 2 MEDAN

KELAS X

1. MUTIA ALFI : 65 (TL)
2. ANNISA : 60 (TL)
3. RINA ELLIZA : 60 (TL)
4. DEWI SARTIKA : 60 (TL)
5. DEDE UTARI : 60 (TL)
6. ANINDITA : 40 (TL)
7. WINDI ELVIA : 45 (TL)

KELAS XI IPS
1. NUR AMALIANA : 48 (TL)

TERIMA KASIH KEPADA ANAK-ANAK KU YANG TELAH MELAKUKAN REMEDIAL, BAIK YANG ADA DI SMA HARAPAN 1 MEDAN DAN SMA HARAPAN 2 MEDAN. MOGA SUKSES UNTUK MEMPELAJARI GEOGRAFI SELANJUTNYA

Rabu, 21 Oktober 2009

Remedial Kelas XI UTS Semester I 2009

SOAL REMEDIAL UJIAN TENGAH SEMESTER
MATERI : BIOSFER
KELAS : XI SMA HARAPAN 1 DAN 2 MEDAN

PERSYARATAN :
1. Jawablah pertanyaan pilihan berganda ini dengan benar
2. Jawaban dikirim ke email : sofyan_line@yahoo.com dalam lembar kerja mail
3. Jawaban dikirim maximal pada hari minggu, 25 Oktober 2009 jam 20.00
4. Buat Nama, Nomor Absensi dan Kelasnya

1. Biosfer merupakan gabungan dua kata yaitu bios dan sphere yang mempunyai arti …
a. Manusia dan lapisan d. Makhluk hidup dan ilmu
b. Ekosistem dan lapisan e. Hidup dan ilmu
c. Hidup dan lapisan

2. Tingkat kehidupan paling rendah pada makhluk hidup yaitu.
a. Kelompok d. Bioma
b. Populasi e. Ekosistem
c. Individu

3. Persebaran flora di muka bumi tersebar secara tidak merata. Flora seperti kelapa sawit, karet, kakao. Flora ini dipengaruhi oleh faktor utama yaitu...
a. Suhu udara, kelembaban
b. Kelembaban, angin
c. Curah hujan dan suhu udara
d. Suhu udara, tekanan udara
e. Vegetasi, angin

4. Faktor utama yang mempengaruhi persebaran hutan musim ialah …
a. Manusia d. Biologis
b. Vegetasi e. Edafik
c. Klimatik


5. Ciri-ciri bioma hutan hujan tropis antara lain …
a. Curah hujan 2.000 mm/tahun dan cukup penyinaran matahari
b. Terdapat burung cendrawasih
c. Suhu dingin dengan curah hujan > 2.000 mm/tahun dan tumbuhannya rapat
d. Temperatur udara panas sepanjang tahun dan hujan terjadi secara musiman
e. Curah hujan 750 – 1.000 mm/tahun dan merata serta floranya tidak terlalu rapat

6. Vegetasi khas yang hidup dan berkembang di daerah taiga adalah …
a. Hutan pinus d. Hutan jati
b. Hutan heterogen e. Lumut
c. Kaktus

7. Di Indonesia dijumpai daerah sabana yaitu terletak di
a. NTB/NTT d. Sulewesi
b. Papua e. Sumatera
c. Jawa barat

8. Hutan bakau (mangrove) dapat dijumpai di daerah pantai Indonesia yaitu ……
a. Kalimantan d. Barat sumatera
b. Selatan Jawa e. Utara Papua
c. Selatan Sumatera

9. Hutan Indonesia sebagai salah satu hutan terluas di dunia yang dijadikan sebagai paru-paru dunia. Hutan mangrove (bakau) memiliki ciri-ciri ….
a. Banyak tumbuh di sekitar pantai
b. Tumbuh rumput yang menutupi permukaan bumi
c. Pohon tinggi dan runcing seperti pinus
d. Memiliki musim jika kemarua dan hujan
e. Hutannya lebat dan berdaun lebar dan dasar hutan gelap
10. Jenis pohon yang umumnya terdapat di hutan hujan tropis kecuali..
a. Jati d. Kayu putih
b. Pinus e. Mahoni
c. Akasia

11. Pohon sagu tersebar di Indonesia sebagai tanaman dan sekaligus menjadi sumber makanan penduduk di wilayah …
a. Sumatera dan papua d. Kalimantan dan Sumatera
b. Jawa dan NTB/NTT e. Sulewesi dan NTT/NTB
c. Papua dan maluku

12. Ciri-ciri hutan
1. lebat 4. homogen
2. meranggas 5. berdaun jarum
3. heterogen 6. hujan sepanjang tahun
Yang termasuk ciri bioma hutan hujan tropik ialah ...
a. 1, 2 dan 3 d. 2, 4, dan 5
b. 1, 3 dan 4 e. 4, 5 dan 6
c. 1, 3 dan 6

13. Jenis-jenis fauna
1. bison 5. unta
2. harimau 6. orang utan
3. panda 7. tapir
4. gajah 8. badak
Yang termasuk fauna kawasan oriental ialah …
a. 1, 3, 5 dan 7 d. 3, 4, 5 dan 6
b. 2, 3, 6 dan 7 e. 5, 6, 7, dan 8
c. 2, 4, 6 dan 8

14. Persebaran fauna wilayah Neotropik meliputi kawasan ...
a. Afrika Utara, Eropa e. Madagskar
b. Asia Selatan, Tenggara d. Amerika Utara
c. Amerika Tengah dan Selatan

15. Persebaran fauna di Indonesia bagian barat dan tengah dibatasi oleh garis ….
a. Raflles d. Webace
b. Colummbus e. Webber
c. Wallace

16. Fauna di wilayah barat di berada di dangkalan ...
a. Sahul d. Malihan
b. Peralihan e. Sihal
c. Sunda

17. Jenis fauna yang berada di daerah Indonesia barat ..
a. Babi rusa d. Badak
b. Kangguru e. Burung Maleo
c. Cendrawasih

18. Fauna yang dilindungi dikawasan hutan Bukit Lawang ialah
a. Kus-kus d. Orang utan
b. Burung Gagak e. Sipanse
c. Kera putih

19. Persebaran fauna di Indonesia bagian tengah ialah ...
a. Burung cendrawasih, komodo, badak
b. Gajah, orang utan dan harimau
c. Cendrawasih, kangguru dan kadal
d. Burung Maleo, komodo dan babi rusa
e. Babi hutan, anoa dan dan gajah
20. Usaha yang dapat dilakukan untuk menjaga kelestarian Flora dan Fauna dengan berbagai cara yang dilakukan pemerintah. Usaha untuk membentuk kawasan secara khusus melindungi flora khusus seperti hutan mangrove disebut dengan …
a. Kebun Raya d. Suaka alam
b. Taman Nasional e. Kebun alam
c. Cagar alam

Remedial Kelas X UTS Semester I 2009

SOAL REMEDIAL UJIAN TENGAH SEMESTER
MATERI : HAKIKAT GEOGRAFI
KELAS : X SMA HARAPAN MEDAN

PERSYARATAN :
1. Jawablah pertanyaan pilihan berganda ini dengan benar
2. Jawaban dikirim ke email : sofyan_line@yahoo.com dalam lembar kerja mail
3. Jawaban dikirim maximal pada hari sabtu, 24 Oktober 2009 jam 20.00
4. Buat NAMA, NOMOR ABSENSI DAN Kelas

1. Orang yang mula-mula memperkenalkan istilah geografi kepada umum ialah …
a. Alfred Wegener
b. Anaximander
c. Claudius Ptolomeus
d. Eratostehes
e. Bernhardus Varenius


2. Geografi adalah ilmu mempelajarai tentang persamaan dan perbedaan fenomena geosfer dari sudut pandang kelingkungan atau kewilayahan dalam konteks keruangan adalah defenisi menurut
a. R. Bintarto
b. Eratosthenes
c. Frank Debenham
d. Semlok IGI 1998
e. Strabo

3. Kehidupan di muka bumi dipengaruhi oleh faktor iklim. Pernyataan ini dikemukakan oleh ...
a. R. Bintarto
b. Strabo
c. R.E Taylor
d. Hungtington
e. Preston E. James

4. Konsep-konsep dasar geografi yang dipahami dalam mempelajarai geografi antara lain ...
a. Aglomerasi, keterkaitan ruang dan korologi
b. Lingkungan, aglomerasi, jarak, deskripsi
c. Lingkungan, Komplek Wilayah dan Diferensiasi Area
d. Jarak, Lokasi, Pola, Morfologi
e. Keruangan, lingkungan dan komplek wilayah

5. Bahan Pangan diperkotaan berasal dari daerah sekitarnya dan hasil produksi perkotaan didistribusikan ke desa. Pengkajian ini menggunakan konsep geografi …
a. Keterjangkauan, Pola
b. Lokasi, Jarak
c. Nilai Guna, aglomerasi
d. Interaksi dan Keterkaitan ruang
e. Lokasi dan Interaksi

6. Konsep geografi Nilai Guna ada pada pernyataan ...
a. Kepuluaan Mentawai dapat ditempuh dengan kapal boat
b. Desa dan kota mempunyai fungsi masing-masing
c. Persebaran penduduk memanjang di garis pantai
d. Bukit Barisan dengan relief tidak rata
e. Sawah untuk menamam padi dan tumpang sari ikan tawar

7. Perhatikan pernyataan berikut :
1. Persebaran 4. Lingkungan
2. Keruangan 5. Kompleks Wilayah
3. Deskripsi 6. Distribusi
Dari pernyataan di atas, prinsip geografi terdapat pada nomor ….
a. 1, 2 dan 4
b. 1, 3 dan 4
c. 4, 5 dan 6
d. 2, 5 dan 6
e. 1, 3 dan 6


8. Objek material geografi (litosfer, hidrosfer, atmosfer, biosfer dan atroposfer). Objek material geografi tentang air yaitu..
a. Litosfer
b. Biosfer
c. Antroposfer
d. Atmosfer
e. Hidrosfer

9. Pendekatan geografi merupakan metode yang digunakan dalam melakukan kajian objek geografi. Pendekatan geografi dapat diibagi pada …
a. Formal dan material
b. Persebaran, Interelasi, Deskripsi dan Korologi
c. Persebaran, Interelasi, Aglomerasi
d. Integrasi/Terpadu dan sistemik/ortodoks
e. Keruangan, lingkungan dan komplek wilayah

10. Desa dan kota memiliki perbedaan dalam wilayah dan fungsinya. Pendekatan yang digunakan dalam pendekatan tersebut ialah
b. Korologi
c. Lingkungan
d. Keruangan
d. Diperensiasi Area
e. Komplek Wilayah

11. Tanah sebagai tempat tinggal penduduk, juga sebagai pendukung untuk memenuhi kebutuhan sehari-hari. Prinsip yang digunakan ialah ...
a. Korologi
b. Deskripsi
c. Lingkungan
d. Persebaran
e. Interelasi

12. Gempa Bumi terjadi di pantai Barat Sumatera. Korban material tidak terhitung dan fasilitas untuk mengatasi masalah tersebut terbatas jumlahnya. Prinsip yang digunakan yaitu…
a. Korologi
b. Pemerataan
c. Interelasi
d. Persebaran
e. Distribusi

13. Penduduk di pulau Jawa lebih padat dibandingkan dengan pulau-pulau lainnya di Indonesia. Prinsip yang digunakan …
b. Persebaran
c. Korologi
d. Interelasi
d. Pemerataan
e. Deskripsi

14. Persebaran penduduk di Indonesia tidak merata. Hal ini dipelajari melalui disiplin ilmu ...
a. Demografi dan Geografi Desa - Kota
b. Oseanografi dan Hidrologi
c. Geomorfologi dan geologi
d. Meteorologi dan Klimatologi
e. Kartografi dan Demografi

15. Ilmu yang mempelajari secara khusus tentang cuaca dan iklim sebagai bagian disiplin ilmu geografi ialah …
a. Meteorologi, Klimatologi
b. Kartografi, Inderaja
c. Hidrologi, oceanografi
d. Geologi, geomorfologi
e. Pedologi, seimologi

16. Geografi tidak saja didukung oleh disiplin ilmu teknik, fisik tetapi unsur sosial. Yang tergolong ilmu sosial ialah …
a. Penginderaan Jauh
b. Geomorfologi
c. Geografi manusia
d. Kartografi
e. Meteorolog

17. Pekerjaan di lautan harus didukung oleh disiplin ilmu tertentu. Untuk disiplin ilmu geografi terkait dengan ilmu kelautan yaitu
a. Ekologi
b. Pedologi
c. Oceanografi
d. Zoologi
e. Fitologi

18. Perubahan iklim yang dapat mempengaruhi cara dan bentuk penyesuaian atau kegiatan ekonomi penduduk, merupakan salah satu contoh gejala geografi yang bersifat …
a. Sosiologis dan ekonomis
b. Fisiografis
c. Klimatologis
d. Sosial geografi
e. Oceanografi

19. Penggunaan sarana dalam disiplin ilmu geografi dibawah ini kecuali …
a. Diagram
b. Peta
c. Survei Lapangan
d. Grafik
e. Tabel

20.Manfaat geografi untuk bidang pariwisata secara praktis antara lain …
a. Menentukan bentuk bangunan untuk pariwisata
b. Mencari wisatawan domestik
c. Sebagai pemetaan dalam lokasi pariwisata
d. Mengidentifikasi penduduk
e. Membangun sarana olahraga

Remedial Kelas XII IPS UTS Semester I 2009

REMEDIAL UTS SEMESTER I TAHUN 2009
KELAS XII SMA HARAPAN 1 MEDAN
MATERI : PETA
PERSYARATAN :
1. Jawablah pertanyaan pilihan berganda ini dengan benar
2. Jawaban dikirim ke email : sofyan_line@yahoo.com dalam lembar kerja mail
3. Jawaban dikirim maximal pada hari KAMIS, 22 Oktober 2009 jam 24.00
4. Buatlah nama, nomor absensi dan kelasnya

1. Peta berasal dari bahaya Yunani yaitu mappa, yang artinya …
a. Gambaran bumi d. Tiruan bola bumi
b. Bentuk muka bumi e. Hamparan daratan
c. Kain penutup meja
2. Peta yang menggambarkan relief (permukaan bumi) dengan menggunakan garis kontur disebut …
a. Khusus d. Topografi
b. Dasar e. Tematik
c. Chorografi
3. Peta Umum dan Khusus
1) Chorografi 5) Regional/Negara
2) Topografi 6) Drainase
3) Rupa bumi 7) Penduduk
4) Cuaca dan Iklim 8) Geologi
Dari pernyataan diatas yang merupakan peta khusus pada pada nomor …
b. 1, 2 dan 3 d. 3, 6 dan 7
c. 1, 2 dan 5 e. 6, 7 dan 8
d. 2, 3 dan 4
4. Peta berskala besar mempunyai skala peta …
a. 1 : 500.000 – 1 : 1000.000
b. 1 : 250.000 – 1 : 500.000
c. 1 : 5000 – 250.000
d. 1 : 100 – 1 : 5000
e. 1 : 1 – 1 : 100
5. Ketinggian Kota Brastagi 1.250 meter dpl. Peta ini diketahui dari garis-garis kontur yang ada di peta. Peta ini disebut dengan peta …
a. Chorografi d. Rupa bumi
b. Kadaster e. Tematik
c. Isohyet
6. Garis khayal pada peta yang menunjukan curah hujan yang sama di sebut dengan garis …
a. Isotherm d. Isohyet
b. Isohelin e. Isobar
c. Isobath
7. Angka yang menunjukan perbandingan jarak antara di peta dnegna jarak sebenarnya disebut …
a. Skala d. Proyeksi
b. Lettering e. Legenda
c. Inset
8. Simbol garis biru pada peta menggambarkan objek …
a. Rel Kereta Api d. Sungai
b. Batas Kota e. Batas Wilayah
c. Jalan
9. Salah satu keunggulan pembuatan peta dengan simbol titik adalah …
a. Dapat memperlihatkan penyebaran fenomena secara visual
b. Besar kecilnya titik merefleksikan kuantitas
c. Penggambarannya sederhana
d. Waktu yang diperlukan tak terlalu lama
e. Tak perlu alat bantu untuk menginterpretasinya
10. Simbol area dapat digunakan untuk menunjukan objek ..
a. Waduk, danau dan laut
b. Rawa-rawa, dataran dan daerah perkebunan
c. Kota, pelabuhan dan gunung
d. Daearah perkebunan, danau dan kota
e. Batas wilayah, laut dan jalan
11. Warna putih pada peta menunjukan objek ..
a. Pegunungan d. Dataran tinggi
b. Perairan e. Dataran rendah
c. Wilayah yang bukan menjadi isi objek peta
12. Pembuatan peta harus disesuaikan dengan keadaan sebenarnya di permukaan bumi. Equidistant merupakan..
a. Luas di peta sesuai dengan luas di permukaan bumi
b. Bentuk sesuai di permukaan bumi dan di peta
c. Jarak sesuai di permukaan bumi dan di peta
d. Ketinggian sesuai dengan ketinggian di permukaan bumi
e. Panjang di peta sesuai dengan di permukaan bumi
13. Untuk menggambarkan globe bumi pada peta digunakan proyeksi. Dibawah ini adalah beberapa tujuan proyeksi , kecuali …
a. Agar bentuk benua pada globe sebangun dengan peta
b. Agar jarak pada globe bumi sama dengan jarak di peta
c. Agar luas benua pada globe bumi sama dengan luas pada peta
d. Agar semua daratan dan lautan dimuka bumi sama dan sebangun tergambar pada peta
e. Untuk memperkecil distorsi
14. Pada daerah kutub, proyeksi peta yang baik dengan menggunakan …
a. Miring d. Transversal
b. Kerucut e. Bidang datar
c. Silinder
15. Pada peta tercantum skala grafis 0 – 5 km dengan potongan hitam putih masing-masing 1 cm. Kalau skala ini ditulis dengan skala angka (numerical scala) perbandingannya adalah ...
a. 1 : 100.000 d. 1 : 1.000.000
b. 1 : 50.000 e. 1 : 500.000
c. 1 : 5.000
16. Sebuah peta dengan skala 1 : 50.000 akan diperkecil ½ kali, maka skalanya akan berubah menjadi ...
a. 1 : 25.000 d. 1 : 150.000
b. 1 : 100.000 e. 1 : 200.000
c. 1 : 125.000
17. Tentukan skala peta jika jarak Desa Jaya – Desa Maju di peta 8 cm dengan jarak sebenarnya 24 km. Berapakah skala peta tersebut ..
a. 1 : 3.000.000 d. 1 : 19.200.000
b. 1 : 192.000 e. 1 : 30.000
c. 1 : 300.000
18. Dua peta Kota Medan, memiliki perbedaan skala petanya. Peta 1 (satu) berskala 1 : 200.000, dengan jarak Kecamatan T - D = 6 cm. Apabila pada Peta II (dua) memiliki skala 1 : 300.000, maka jarak Kecamatan T – D pada peta II (dua) yaitu …
a. 1 cm d. 12 cm
b. 18 cm e. 4 cm
c. 1,5 cm
19. Medote memperbesar/memperkecil peta dibawah ini kecuali …
a. Pantograf d. Modul
b. Alat map-o-graf e. Fotograf
c. Sistem grid bujur sangkar
20. Peta dapat dimanfaatkan sesuai dengan fungsinya masing-masing. Untuk peta air dapat dimanfaatkan sebagai ...
a. Pertimbangan dalam membangun irigasi
b. Analisis bahan baku
c. Menentukan jenis-jenis industri
d. Identifikasi jenis kegiatan penduduk
e. Menentukan jalan


”Kearifan Menjawab sebagai Prestasi Belajar”
By : Sofyanto, S.Pd

Selasa, 20 Oktober 2009

Kreatifitas Guru dalam Mengembangkan Pembelajaran Melalui Sumber Belajar

KREATIFITAS GURU DALAM MENGEMBANGKAN
PEMBELAJARAN MELALUI SUMBER BELAJAR

Sofyanto 

Komponen sumber belajar menjadi 6 (enam) macam: pesan (message), manusia (people), bahan (materials), peralatan (device), teknik/metode (tecnique), Lingkungan (setting). Sumber belajar menjadi dua jenis, sumber belajar yang direncanakan (by design) dan sumber belajar yang dimanfaatkan (by utilization). Pembelajaran yang selama ini belum mengoptimalkan pemanfaatan sumber belajar yang ada. Suatu tantangan bagi guru untuk meningkatkan kreatifitas dengan memanfaatkan sumber belajar yang ada sehingga kualitas pembelajaran dapat tercapai. Pengembangan sumber belajar ini tentu dibutuhkan kreatifitas guru dengan mencari alternatif-alternatif sumber belajar yang selama ini yang belum digunakan dengan menggunakan kriteria : ekonomis, praktis, mudah, dekat, fleksibel, dan sesuai dengan tujuan: Pemahaman untuk merencanakan, mengelola, melaksanakan, memanfaatkan dan mengevaluasi dibutuhkan guru sebagai guru kreatif. Kreatifitas guru mengembangkan sumber belajar untuk yaitu : menggunakan, mengenalkan dan menyajikan sumber belajar. Menjelaskan peranan berbagai sumber belajar dalam pembelajaran. Menugaskan siswa menggunakan sumber belajar dalam bentuk tingkah laku. Mencari sendiri, dan memilih bahan sesuai dengan prinsip dan teori belajar. Menilai, merencanakan dan mengembangkan kegiatan penggunaan sumber belajar yang efektif.

Kata Kunci : Kreatifitas, Guru, Sumber Belajar

A. Pendahuluan
Mengkaji kurikulum KTSP yang digunakan saat ini di sekolah, perlu dilakukan berbagai penyesuaian dalam proses pembelajarannya, dikarenakan guru harus sedapat mungkin memberikan kemudahan pada siswanya untuk dapat menguasai dan memahami materi pembelajaran. Guru harus membantu siswa agar belajar lebih mudah, lebih lancar dan lebih terfokus. Jadi perlu banyak sumber belajar yang bisa dimanfaatkan dalam proses pembelajaran di kelas. Guru dituntut untuk memiliki kemampuan khusus yang berhubungan dengan pemanfaatan sumber belajar. Mengingat pembahasan utama dalam makalah ini difokuskan pada pembelajaran yang memanfaatkan lingkungan sebagai sumber belajar, maka pembahasan berkaitan dengan situasi atau suasana sekitar di mana pesan disampaikan/ditransmisikan baik lingkungan fisik, ruang kelas, gedung sekolah, atau nonfisik
Paradigma belajar saat ini, dilakukan agar siswa memperoleh berbagai pengalaman belajar sehingga terjadi perubahan dalam dirinya menuju ke arah yang lebih baik. Untuk itu, siswa harus sebanyak-banyaknya berinteraksi dengan sumber belajar. Dalam bidang pembelajaran, adanya beberapa kecenderungan, yaitu: 1) bergesernya paradigma pembelajaran dari sistem yang berorientasi pada guru ke sistem yang berorientasi pada siswa. 2) tumbuh dan makin memasyarakatnya pendidikan terbuka/jarak jauh sebagai sistem pendidikan alternatif, 3) makin banyaknya pilihan sumber belajar yang tersedia sebagai dampak makin banyak dan mudahnya informasi diperoleh baik yang bermanfaat maupun tidak, 4) makin diperlukannya standar kualitas global dalam kerangka persaingan global. 5) semakin diperlukannya pendidikan sepanjang hayat.
Untuk peningkatan kualitas pembelajaran, sumber belajar adalah sebagai suatu komponen dalam sistem pembelajaran, perlu dikaji secara mendalam sehingga pembelajaran dilakukan guru dapat berkembang sesuai dengan tuntutan perubahan. Perubahan dalam dunia pendidikan formal, in formal dan non formal dibutuhkan suatu paradigma perubahan secara cepat. Oleh karena itu, sumber belajar yang belum optimal dimanfaatkan guru serta pengembangannya dalam pembelajaran untuk perlu pembahasan agar hal ini dapat dipahami oleh guru, siswa, kepala sekolah, dinas pendidikan dan sebagainya.

B. Pembahasan
Undang-Undang Republik Indonesia No 20 Tahun 2003 pada Pasal 1 No. 20 tentang Sistem Pendidikan Nasional disebutkan bahwa pembelajaran adalah proses interaksi siswa dengan pendidik dan sumber belajar pada suatu lingkungan belajar. Dijelaskan bahwa sumber belajar, disamping pendidik, mutlak diperlukan dalam pelaksanaan proses pembelajaran. Hal ini disebabkan karena proses pembelajaran hanya akan berlangsung apabila terdapat interaksi antara peserta didk dengan sumber belajar dan pendidik. Proses pembelajaran lebih bermakna maka perlu adanya usaha membangun (input) yang prosesnya melalui struktur kognitif akan berkesan lama dalam ingatan/memori (terjadi rekonstruksi). Menurut John Dewey, pembelajaran sejati adalah lebih berdasr pada penjelajahan yang terbimbing dengan pendamping daripada sekedar transmisi pengetahuan. Pembelajaran merupakan individual discovery. Pendidikan memberikan kesempatan dan pengalaman dalam proses pencarian informasi, menyelesaikan masalah dan membuat keputusan bagi kehidupannya sendiri.
Sumber belajar berperan dalam menyediakan berbagai informasi dan pengetahuan yang diperlukan dalam mengembangkan berbagai kompetensi yang diinginkan pada bidang studi atau mata-mata pelajaran yang dipelajarinya. Sumber belajar adalah segala sesuatu yang ada disekitar lingkungan kegiatan belajar yang dapat digunakan untuk membantu optimalisasi hasil belajar. Optimalisasi hasil belajar ini dapat dilihat tidak hanya dari hasil belajar (output) namun juga dilihat dari proses berupa intraksi siswa dengan berbagai macam sumber yang dapat merangsang untuk terjadinya proses belajar dan mempercepat pengadaan pengetahuan, keterampilan dan sikap positif terhadap bidang ilmu yang dipelajarinya.
Pembelajaran tidak mungkin dapat dilaksanakan dengan optimal bila tidak ada sumber belajar, karena proses pembelajaran akan terwujud bila terjadi interaksi antara siswa dengan guru. Peran guru sangat diperlukan dalam memberikan motivasi, arahan, bimbingan konseling, dan kemudahan (fasilitasi) bagi berlangsungnya proses belajarnya. Sedang sumber belajar berperan dalam menyediakan berbagai informasi dan pengetahuan yang diperlukan dalam mengembangkan berbagai kompetensi yang diinginkan pada bidang studi atau mata pelajaran yang dipelajarinya. Oleh karena itu, sumber belajar yang beraneka ragam, diantaranya berupa bahan (media) pembelajaran memberikan sumbangan positif dalam peningkatan mutu pendidikan dan pembelajaran.

1. Pengertian Sumber Belajar
Sumber belajar menurut Degeng (1990) mencakup semua sumber yang mungkin dapat digunakan oleh siswa agar terjadi perilaku belajar. Lebih lanjut Degeng menyatakan bahwa peranan pokok sumber belajar dalam proses pembelajaran adalah “mentransmisi” rangsangan atau informasi kepada siswa. AECT (1977) mendefinisikan sumber belajar adalah meliputi semua sumber (data, orang, bahan dan alat) yang dapat digunakan oleh siswa dalam belajar baik secara terpisah maupun secara terkombinasi sehingga mempermudah siswa dalam mencapai tujuan belajarnya. Dari apa yang dikemukakan di atas, dapat dirumuskan bahwa sumber belajar adalah segala hal yang dapat memberikan kemungkinan kepada seseorang memperoleh sejumlah informasi, pengetahuan, pengalaman, ketrampilan dalam proses. Hal ini menunjukkan adanya aneka ragam sumber belajar yang masing-masing mempunyai kegunaan tertentu yang mungkin sama atau bahkan berbeda dengan sumber belajar yang lainnya. Pada hakikatnya tidak ada satu sumber belajarpun yang dapat memenuhi segala macam keperluan. Dengan demikian, berbicara mengenai sumber belajar perlu diartikan dalam arti yang jamak dan beraneka ragam serta pemilihan sumber belajar perlu dikaitkan dengan sasaran yang ingin dicapai dalam kegiatan belajar.
Menurut AECT (Association of Education and Communication Technology), terdapat enam macam sumber belajar, yaitu pesan, orang, bahan, alat, teknik dan latar/lingkungan. Komponen sumber belajar antara lain :
a. Pesan (message) ialah informasi yang diteruskan oleh komponen lain dalam bentuk ide atau gagasan, fakta, pengertian dan data.
b. Manusia (people) ialah orang yang bertindak sebagai penyimpan informasi sangatlah tepat apabila dikatakan bahwa manusia adalah sumber dari segala sumber belajar.
c. Bahan (materials) ialah perangkat lunak yang mengandung pesan disajikan kepada siswa dengan menggunakan perantara melalui alat/perangkat keras ataupun oleh dirinya sendiri.
d. Peralatan (device) ialah peralatan yang digunakan untuk menyampaikan pesan yang tersimpan dalam bahan (materials).
e. Teknik/metode (tecnique) yaitu prosedur atau alur yang dipersiapkan dalam mempergunakan bahan pelajaran, peralatan situasi dan orang untuk menyampaikan pesan. Contoh sumber belajar yang dirancang adalah ceramah, demonstrasi, tanya jawab dan sebagainya.
f. Lingkungan (setting) yaitu situasi atau suasana sekitar di mana pesan disampaikan/ditransmisikan baik lingkungan fisik, ruang kelas, gedung sekolah, atau nonofisik.
Sumber belajar adalah semua sumber baik berupa data, manusia dan wujud tertentu yang dapat digunakan oleh siswa dalam belajar, baik secara terpisah maupun secara terkombinasi sehingga mempermudah siswa dalam mencapai tujuan belajarnya (AECT, 1977).
Peranan penting sumber belajar itu diantaranya adalah:
a. Memfasilitasi pengalaman belajar siswa
b. Mendukung serta mempermudah terjadinya proses pembelajaran
c. Mempercepat laju belajar, memberi kesempatan pemelajar untuk belajar sesuai dengan kemampuannya
d. Membantu pendidik dalam menggunakan waktu secara lebih efisien
e. Mengurangi kontrol pendidik yang kaku dan tradisional
Sumber belajar dapat dinyatakan sebagai segala sesuatu yang dapat membantu siswa untuk belajar dan meningkatkan kompetensinya. Selain itu juga dinyatakan bahwa Sumber belajar (learning resources) adalah semua sumber baik berupa data, orang dan wujud tertentu yang dapat digunakan oleh siswa dalam belajar, baik secara terpisah maupun secara terkombinasi sehingga mempermudah siswa dalam mencapai tujuan belajar atau mencapai kompetensi tertentu. (Akhmad Sudrajat, 2008).
Kemp (1985) mengklasifikasi sumber belajar dengan menggunakan pendekatan bentuk belajar-mengajar, kelas besar, kelompok kecil, dan belajar sesuai dengan kecepatan siswa secara perseorangan. Lebih lanjut menurut Kemp pemilihan suatu sumber belajar didasarkan pada karakteristik tujuan pembelajaran yang ingin dicapai dan karakteristik isi bidang studi yang ingin dipelajari. Di samping faktor-faktor lain seperti tersedia tidaknya media itu dan mampu tidaknya dosen/guru menggunakannya.
Sumber belajar dapat didekati dari peranan sumber belajar dalam pembelajaran, atau dari tingkat keabstrakan/kekonkritan suatu media atau juga dari struktur pembelajaran dimana sumber belajar itu dipakai. AECT (1977) membedakan sumber belajar menjadi dua jenis, yakni: a) sumber belajar yang direncanakan (by design), yaitu semua sumber yang secara khusus telah dikembangkan sebagai “komponen system instruksional” untuk memberikan fasilitas belajar yang terarah dan bersifat formal, b) sumber belajar yang dimanfaatkan (by utilization), yaitu sumber-sumber yang tidak secara khusus di desain untuk keperluan pembelajaran namun dapat ditemukan, diaplikasikan, dan digunakan untuk keperluan belajar.
Sumber belajar yang ada di sekitar siswa sebagai sumber yang dapat dimanfaatkan untuk menunjang kegiatan belajar secara lebih optimal. Apabila guru mengajar dengan memanfaatkannya sebagai sumber belajarnya, maka hal itu akan lebih bermakna dan bernilai, sebab siswa dihadapkan dengan peristiwa dan keadaan yang sebenarnya, keadaan yang alami sehingga lebih nyata, lebih faktual dan kebenarannya lebih dapat dipertanggungjawabkan. Dengan mempelajari diharapkan siswa dapat lebih memahami bahan ajar, lebih dari itu dapat menimbulkan kesadaran. Misalnya untuk menjaga dan memelihara lingkungan sekaligus menggunakannya menjadi sumber belajar siswa.
Fungsi-fungsi sumber belajar menggambarkan tentang alasan dan arti penting sumber belajar untuk kepentingan proses dan pencapaian hasil pembelajaran siswa. Dalam memilih sumber belajar harus memperhatikan kriteria sebagai berikut : a) ekonomis, tidak harus terpatok pada harga yang mahal; b) praktis; tidak memerlukan pengelolaan yang rumit, sulit dan langka; c) mudah; dekat dan tersedia disekitar lingkungan kita; d) fleksibel : dapat dimanfaatkan untuk berbagai tujuan instruksional dan e) sesuai dengan tujuan: mendukung proses dan pencapaian tujuan belajar, dapat membangkitkan motivasi dan minat belajar siswa.
Berdasarkan fungsi dan kriteria dalam memilih sumber belajar, maka lingkungan memiliki alasan yang kuat untuk dijadikan sebagai alternatif untuk dimanfaatkan sebagai sumber belajar. Lingkungan merupakan salah satu sumber belajar yang amat penting dan memiliki nilai-nilai yang sangat berharga dalam rangka proses pembelajaran siswa. Lingkungan dapat memperkaya bahan dan kegiatan belajar. Lingkungan yang dapat dimanfaatkan sebagai sumber belajar terdiri dari : a) lingkungan sosial: b) lingkungan fisik (alam). Lingkungan sosial dapat digunakan untuk memperdalam ilmu-ilmu sosial dan kemanusiaan sedangkan lingkungan alam dapat digunakan untuk mempelajari tentang gejala-gejala alam dan dapat menumbuhkan kesadaran siswa akan cinta alam dan partisipasi dalam memelihara dan melestarikan alam.

2. Pemanfaatan Aneka Sumber Belajar
Sumber belajar yang ada di sekitar siswa dapat dioptimalkan untuk pencapaian proses dan hasil pembelajaran yang berkualitas. Hal ini memang beralasan karena sumber belajar menyediakan berbagai hal yang dapat dipelajari siswa, Selain itu pemanfaatannya menumbuhkan aktivitas belajar siswa (learning activities) yang lebih meningkat. Oleh karena itu belajar tidak hanya terjadi di ruangan kelas namun juga di luar ruangan kelas yang meliputi situasi atau suasana sekitar di mana pesan disampaikan baik lingkungan fisik, ruang kelas, gedung sekolah, atau nonfisik. Penggunaan lingkungan sebagai sumber belajar sering membuat anak merasa senang dalam belajar. Pemanfaatan sumber belajar dapat mengembangkan sejumlah keterampilan seperti mengamati (dengan seluruh indera), mencatat, merumuskan pertanyaan, berhipotesis, mengklasifikasi, membuat tulisan, dan membuat gambar/diagram.
Guru juga harus memiliki pengetahuan, kemampuan, dan keterampilan dalam mengembangkan pembelajaran kepada siswa dengan memanfaatkan sumber belajar. Sumber belajar tersebut dapat berupa kegiatan mengamati apa yang menarik bagi siswa. Dapat juga guru memperhatikan dan menggunakan saat yang tepat untuk mengajar. Guru juga dapat mengajukan pertanyaan kepada siswa dengan menggunakan pertanyaan-pertanyaan terbuka. Selain itu, gunakan kosa kata yang beragam untuk menjelaskan hal-hal baru, dan cobalah bersikap lebih ingin tahu
Misalnya, guru ingin memanfaatkan lingkungan sebagai sumber belajar, baik lingkungan fisik maupun lingkungan sosial, perlu memperhatikan beberapa teknik. Pada dasarnya terdapat dua teknik pemanfaatan lingkungan sebagai sumber belajar, yaitu membawa kelas ke dalam lingkungan yang akan dipelajari (out of class) atau membawa lingkungan itu ke dalam kelasnya, misalnya mengundang seorang dokter setempat untuk berbicara masalah kesehatan.
Teknik yang dapat dilakukan dengan menggunakan beberapa cara sebagai berikut: a) guru bersama siswa melakukan kegiatan karyawisata atau fieldtrip, yaitu mengunjungi lingkungan yang dijadikan objek studi tertentu sebagai bagian integral dari pelaksanaan kurikulum; perlu diperhatikan sebelum melakukan karyawisata, guru dan siswa perlu merencanakan kegiatan apa yang akan dilakukan, apa yang akan dipelajari, bagaimana cara mempelajarinya, serta kapan sebaiknya dipelajari; b) guru bersama siswa melakukan school camping (berkemah); guru dapat memanfaatkan kegiatan berkemah ini bukan hanya untuk kegiatan rekreasi tetapi lebih kepada mengenalkan lingkungan dan mempelajari lingkungan; c) guru dan siswa melakukan kegiatan survey ke daerah sekitar sekolah; dengan melihat dan melakukan survey terhadap kegiatan dan budaya masyarakat sekitar, siswa dapat belajar; d) para siswa melakukan praktik kerja pada tempat-tempat pekerjaan yang ada di sekitar lingkungan sekolah; e) guru dan siswa melakukan kegiatan pelayanan kepada masyarakat di lingkungan sekitar sekolah; dengan demikian siswa dapat belajar bagaimana berinteraksi dengan masyarakat.
Misalnya dengan memanfaatkan lingkungan sebagai media pembelajaran memiliki banyak keunggulan. Beberapa beberapa keunggulan tersebut antara lain: a) Menghemat biaya, karena memanfaatkan benda-benda yang telah ada di lingkungan; b) Praktis dan mudah dilakukan, tidak memerlukan peralatan khusus seperti listrik; c) Memberikan pengalaman yang riil kepada siswa, pelajaran menjadi lebih konkrit, tidak verbalistik; d) karena benda-benda tersebut berasal dari lingkungan siswa, maka benda-benda tersebut akan sesuai dengan karakteristik dan kebutuhan siswa. Hal ini juga sesuai dengan konsep pembelajaran kontekstual (contextual learning); e) Pelajaran lebih aplikatif, maksudnya materi belajar yang diperoleh siswa melalui media lingkungan kemungkinan besar akan dapat diaplikasikan langsung, karena siswa akan sering menemui benda-benda atau peristiwa serupa dalam kehidupannya sehari-hari; f) Media lingkungan memberikan pengalaman langsung kepada siswa. Dengan media lingkungan, siswa dapat berinteraksi secara langsung dengan benda, lokasi atau peristiwa sesungguhnya secara alamiah; g) Lebih komunikatif, sebab benda dan peristiwa yang ada di lingkungan siswa biasanya mudah dicerna oleh siswa, dibandingkan dengan media yang dikemas (didesain).
Berbagai keunggulan tersebut, seharusnya guru dapat tergugah untuk memanfaatkan seoptimal mungkin sumber belajar di sekitar kita untuk menunjang kegiatan pembelajaran. Sumber belajar yang hampir tak terbatas. Sumber belajar seperti lingkungan dapat dimanfaatkan untuk berbagai mata pelajaran. Guru untuk dapat memilih berdasarkan prinsip-prinsip atau kriteria pemilihan media dan menyesuaikannya dengan tujuan, karakteristik siswa dan topik pelajaran yang akan kita ajarkan.

3. Kreatifitas Guru dalam Pengembangan Sumber Belajar
Begitu banyaknya nilai dan manfaat yang dapat diraih sumber belajar dalam pembelajaran siswa bahkan hampir semua tema kegiatan dapat dipelajari. Namun demikian diperlukan adanya kreatifitas dan jiwa inovatif dari para guru untuk dapat memanfaatkannya sebagai sumber belajar yang kreatif, inovatif dan menyenangkan.
Memanfaatkan sumber belajar seperti lingkungan dengan mengamati yang akan menambah keseimbangan dalam kegiatan belajar. Artinya belajar tidak hanya terjadi di ruangan kelas namun juga di luar ruangan kelas dalam hal ini lingkungan sebagai sumber belajar yang sangat berpengaruh terhadap perkembangan fisik, keterampilan sosial, dan budaya, perkembangan emosional serta intelektual. Untuk itu kreatifitas dibutuhkan guru untuk melakukan pengembangan sumber belajar. Dengan memahami karakteristik siswa dalam untuk menilai perkembangan yang akan didapat siswa setelah belajar dalam memanfaatkan sumber belajar.
a. Perkembangan Fisik
Sumber belajar sangat berperan dalam merangsang pertumbuhan fisik siswa, untuk mengembangkan otot-ototnya. Siswa memiliki kesempatan yang alami untuk berlari-lari, melompat, berkejar-kejaran dengan temannya dan menggerakkan tubuhnya dengna cara-cara yang tidak terbatas. Kegiatan ini sangat alami dan sangat bermanfaat dalam mengembangkan aspek fisik siswa antara lain :
b. Perkembangan Aspek Keterampilan Sosial
Sumber belajar secara alami mendorong siswa untuk berinteraksi dengan siswa-siswa yang lain bahkan dengan orang-orang dewasa. Pada saat siswa mengamati objek-objek dan menyampaikan hasil penemuannya dengan siswa atau orang lain. Supaya penemuannya diketahui oleh siswa lainnya tersebut mencoba mendekati siswa yang lain sehinga terjadilah proses interaksi/hubungan yang harmonis.
c. Perkembangan Aspek Emosi
Sumber belajar seperti lingkungan akan memberikan tantangan untuk dilalui oleh siswa-siswa. Pemanfaatannya dan pengembangan akan memungkinkan siswa untuk mengembangkan rasa percaya diri yang positif. Misalnya siswa diajak ke sebuah kebun yang terdapat beberapa pohon yang memungkinkan untuk mereka kenali. Rasa percaya diri untuk mengenali oleh siswa terhadap dirinya sendiri dan orang lain dikembangkan melalui pengalaman hidup yang nyata.
d. Perkembangan Intelektual
Siswa belajar melalui interaksi langsung dengan lingkungan yang menawarkan kesempatan untuk menguatkan kembali konsep-konsep seperti warna, angka, bentuk dan ukuran. Pengembangan sebagai sumber belajar pada dasarnya adalah menjelaskan konsep-konsep tertentu secara alami.
Dibutuhkan persiapan untuk merancang dan melaksanakan sumber belajar. Tanpa persiapan belajar siswa tidak akan terkendali dngan baik senhingga akan berpengaruh terhadap terjadinya tujuan pendidikan yang diharapkan. Demikian beberapa hal yang berkaitan dengan dampak pemanfaatan terhadap aspek-aspek perkembangan siswa. Namun guru juga harus memiliki pengetahuan, kemampuan, dan keterampilan dalam mengembangkan pembelajaran siswa dengan memanfaatkan lingkungan sebagai sumber belajarnya.
Keberadaan sumber belajar sebagai sesuatu yang konkrit seperti peristiwa alam dapat terjadi baik secara langsung maupun tidak langsung dengan diri manusia. Kejadian yang ada berlangsung terkait dan berkesinambungan. Suatu sistem yang terjadi dapat menyebabkan terjadinya sistem yang lain. Dari setiap kejadian alam yang ada, dapat memunculkan pertanyaan – pertanyaan sebagai suatu permasalahan yang pada akhirnya dapat bermanfaat bagi manusia setelah mengalami verifikasi dan pengamatan. Oleh karena itu Pembelajaran memerlukan keterlibatan aktif para siswa.
Pembelajaran dalam pengembangan sumber belajar akan dapat membangun jiwa siswa untuk masa depan yang lebih baik (futuristik) ke arah peningkatan kualitas hidup sebagai anggota masyarakat. Yang perlu diperhatikan dalam pembelajaran antara lain :
a. Topik yang dipilih memunculkan ilmu pengetahuan yang telah dikenal dalam kurikulum, dan dititikberatkan pada keterkaitan hubungan dengan IPTEK,, ataupun masyarakat.
b. Hendaknya diberikan materi pengajaran yang dapat menyentuh rasa kepedulian tentang keberadaan IPTEK,, ataupun masyarakat sebagai satu kesatuan yang tidak terpisah.
c. Pemilihan materi pengajaran hendaklah yang dapat membawa siswa untuk menumbuhkan kepedulian siswa dan tanggung jawab mereka pada pemecahan masalah yang ada.
d. Pembuatan bahan evaluasi dengan menerapkan sesuai karakteristik yang ingin dicapai.

Kreatifitas merupakan potensi manusia yang dibawa sejak lahir Kreatifitas merupakan ciri yang membedakan manusia dengan ciptaan Tuhan yang lain yaitu kemampuan manusia untuk mencipta. Dalam buku bertajuk asli Isaac Newton karya James Gleick, diceritakan bahwa kejadian jatuhnya buah apel mengilhami Newton untuk menemukan hukum yang kemudian terkenal dengan nama "Hukum Gaya Berat (Gravitasi) Newton (1687)". (Rodiyat, 2007) Jadi, hanya karena kejatuhan buah apel, dengan cerdas Newton berhasil menciptakan teori gravitasi bumi. (Furqon, 2005). Begitu juga dengan Septi Peni Wulandari, melalui kreatifitas jari-jemarinya berhasil menemukan metode berhitung cepat yang dikenal dengan metode Jarimatika, (Nggermanto, 2009). Hasil kreatifitas manusia tersebut untuk memakmurkan kehidupan manusia dari mengoptimalkan potensi kreatifitasnya. Guru sebagai perancang dalam pembelajaran mempunyai peran yang strategis untuk meningkatkan kualitas pembelajaran.
Upaya mengembangkan pembelajaran amat penting dilakukan untuk sumber belajar. Dalam usaha meningkatkan kualitas proses pembelajaran dan hasil pembelajaran, atau hal yang sudah pasti kebenarannya, yaitu bahwa siswa harus banyak berinteraksi dengan sumber belajar. Tanpa sumber belajar yang memadai sulit diharapkan dapat diwujudkan proses pembelajaran yang mengarah kepada tercapainya hasil belajar yang optimal. Dengan demikian penggunaan aneka sumber belajar dalam kegiatan pembelajaran mempunyai arti yang sangat penting. Selain melengkapi, memilihara, dan memperkaya proses pembelajaran sumber belajar berkedudukan untuk meningkatkan kegiatan akademik siswa.
Dengan dimanfaatkannya sumber belajar secara optimal, pemahaman tidak akan terbatas pada apa yang diperolehnya melalui kegiatan tatap muka tetapi akan mampu menggali berbagai jenis ilmu pengetahuan terutama yang sesuai dengan bidang keahliannya, sehingga pengetahuannya senantiasa up to date dan mampu mengikuti perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi yang senantiasa berubah. Belajar tidak hanya terbatas menggunakan sumber belajar yang berupa bahan-bahan cetakan saja seperti buku yang hanya menekankan dimensi visual, tetapi lebih dari itu. Proses belajar dapat meliputi pemanfaatan semua indra kita secara total dan terpadu. Buku hanya sebagian dari sarana pembawa pesan kepada kita untuk kita pelajari karena masih banyak lagi sumber-sumber lain yang dapat dimanfaatkan dalam rangka meningkatkan kualitas proses pembelajaran, misalnya audio, video, slide suara, overhead projector, internet, CD-Rom dan lain-lain.
Untuk dapat berkompetisi dalam perkembangan yang semakin kompleks, tidak cukup hanya menggunakan pengetahuan dan alat dalam domain yang tunggal. Hal ini sejalan dengan apa yang dinyatakan oleh Lynton (1989) harus belajar untuk menggunakan dalam domain dan situasi yang baru dan berbeda. Orang harus kreatif dan merupakan pemecah masalah yang fleksibel. Untuk ini dibutuhkan kemampuan untuk memanfaatkan pengetahuan dan pengalaman dalam menentukan jenis permasalahan. Konsekuensinya adalah harus belajar berpikir kritis, menganalisa dan mensintesa informasi, teknik memecahkan masalah social, ekonomi, politik dan ilmu pengetahuan. Demikian juga bekerja secara produktif dalam kelompok adalah merupakan keterampilan krusial untuk berhasil dan penuh partisipasi pada masyarakat modern dan kompetitif.
Peranan pokok sumber belajar dalam proses pembelajaran adalah “mentransmisi” rangsangan atau informasi kepada siswa. Ungkapan “transmisi” dalam konteks ini punya dimensi banyak dan dapat dikaitkan dengan pertanyaan-pertanyaan ini amat berguna sebagai alat bantu mengorganisasi dimensi sumber belajar. Klasifikasi manapun yang dipilih dapat dipakai sebagai penuntun dalam menetapkan strategi penyampaian pembelajaran. Sebenarnya ada dua variable yang mempengaruhi pemilihan strategi penyampaian pembelajaran, yaitu karakteristik bidang studi dan tersedia tidaknya sumber belajar. Karakteristik bidang studi perlu menjadi pertimbangan khusus ketika memilih media pembelajaran yang akan digunakan menyampaikan pembelajaran. Terutama dikaitkan dengan tingkat kecermatan suatu media dalam menyampaikan pembelajaran, kemampuan khusus yang dimiliki oleh suatu media serta pengaruh motivasional yang mampu ditimbulkannya.
Sumber belajar yang dimanfaatkan (learning resources by utilization) adalah sumber belajar yang sudah tersedia dan tinggal dimanfaatkan ini awalnya tidak dirancang secara sengaja untuk keperluan. Contoh yang sederhana misalnya buku-buku pelajaran, gambar dimajalah, berbagai model (tiruan) seperti hati, jantung, dan sebagainya adalah merupakan sumber belajar yang dapat dimanfaatkan untuk kegiatan belajar dan pembelajaran.
Guru harus memiliki kemampuan dalam mengembangankan sumber belajar antara lain dengan :
a. Menggunakan, mengenalkan dan menyajikan sumber belajar
b. Menjelaskan peranan berbagai sumber belajar dalam pembelajaran
c. Menugaskan siswa menggunakan sumber belajar dalam bentuk tingkah laku
d. Mencari sendiri, dan memilih bahan sesuai dengan prinsip dan teori belajar
e. Menilai, merencanakan dan mengembangkan kegiatan penggunaan sumber belajar yang efektif.
Selain itu, guru perlu mengetahui proses belajar mengajar, sifat masing-masing sumber belajar, dan bagaimana cara memperolehnya. Inilah yang menunjukan bagaimana kreatifitas guru dalam pembelajaran untuk mengembangkan sumber belajar sehingga kualitas pembelajaran dapat tercapai.

C. Penutup
AECT (1977) mendefinisikan sumber belajar adalah meliputi semua sumber (data, orang, bahan dan alat) yang dapat digunakan oleh siswa dalam belajar baik secara terpisah maupun secara terkombinasi sehingga mempermudah siswa dalam mencapai tujuan belajarnya. Komponen sumber belajar menjadi 6 (enam) macam: pesan (message), manusia (people), bahan (materials), peralatan (device), teknik/metode (tecnique), Lingkungan (setting). AECT juga membedakan sumber belajar menjadi dua jenis, yakni: a) sumber belajar yang direncanakan (by design), yaitu semua sumber yang secara khusus telah dikembangkan sebagai “komponen system instruksional” untuk memberikan fasilitas belajar yang terarah dan bersifat formal, b) sumber belajar yang dimanfaatkan (by utilization).
Pembelajaran yang selama ini belum mengoptimalkan pemanfaatan sumber belajar yang ada. Padahal sumber belajar itu ada disekitar sekolah, guru, dan siswa. Menunjukan bahwa hal ini guru belum memiliki kreatifitas dalam memanfaatkan sumber belajar yang ada untuk meningkatkan kualitas pembelajaran. Sumber belajar yang dapat digunakan oleh guru dan siswa dalam bentuk gabungan, meliputi pesan, orang, materi, bahan, teknik dan latar. Suatu tantangan bagi guru untuk meningkatkan kreatifitasnya dengan memanfaatkan sumber belajar yang ada sehingga kualitas pembelajaran dapat tercapai. Pengembangan sumber belajar ini tentu dibutuhkan kreatifitas guru dengan mencari alternatif-alternatif sumber belajar yang selama ini yang belum digunakan dengan menggunakan kriteria : ekonomis, praktis, mudah, dekat, fleksibel, dan sesuai dengan tujuan:
Pemahaman untuk merencanakan, mengelola, melaksanakan, memanfaatkan dan mengevaluasi dibutuhkan guru sebagai guru kreatif. Sumber belajar yang melimpah disekitar kehidupan menunjukan bahwa ini menjadi suatu bagian penting yang harus dioptimalkan. Pembelajaran lebih bermakna dan menyenangkan apa yang ada disekitar siswa untuk menjadi pengalaman dalam belajarnya.
Kreatifitas guru yang harus dimiliki dalam mengembangkan sumber belajar untuk meningkatkan kualitas pembelajaran antara lain : Menggunakan, mengenalkan dan menyajikan sumber belajar. Menjelaskan peranan berbagai sumber belajar dalam pembelajaran. Menugaskan siswa menggunakan sumber belajar dalam bentuk tingkah laku. Mencari sendiri, dan memilih bahan sesuai dengan prinsip dan teori belajar. Menilai, merencanakan dan mengembangkan kegiatan penggunaan sumber belajar yang efektif.
Selain itu dibutuhkan kerjasama oleh pihak sekolah, guru, siswa untuk merancang, mengelola, memanfaatkan, pengembangan dan mengevaluasi kegiatan pembelajaran dengan mengoptimlkan sumber belajar ini.

Dafatar Pustaka
AECT.,1977. Defenisi Teknologi Pendidikan. Jakarta: Rajawali
Allison, L. & Hammond, N. 1990. Learning support environment: Rational and evaluation. Computer in Education 15(1) 37- 43.
Berrymen, S.E. 1991. Designing Effective Learning Environment: Cognitive Apperenticeship Models. Eric Document 337 689, 1-5.
Bigge, Morris L. 1982. Learning Theories for Teachers. New York: Harper & Row
Clark, R .E. 1994. Media Will Never Influence Learning. Educational Technology Research and Development 42(2), 13- 25.
Degeng Nyoman Sudana., 1990. Design Pembelajaran: Teori ke Terapan. Malang: PPs IKIP Malang.
Dewi Padmo, dkk., 2003. Teknologi Pembelajaran: Upaya Peningkatan Kualitas Dan Produktivitas Sumber Daya Manusia. Jakarta: Universitas Terbuka
Gafur A. 1986. Desain Instruktional. Solo: Tiga Serangkai
Gagne, Robert M, and Leslie J. Briggs, and Walter W Warge. 1992. Prenciples of Instructional Design, (4thed) Fort Worth, Tx: Hobcourt brace Ivanovich.
Gerlach, Vernon S. and Donal P. Ely. 1971. Teaching and Media: A Systematic Approach. Englewood Cliffs, New Jersey: prentice- Hall.
Gleick, James. 2006. Misteri Apel Newton; Kisah Pergulatan Seorang Isaac Newto. Diterjemahkan oleh Bogie Soedjatmiko, Bandung: Nizam
Hamilton, Donald L. (2002 The MIND of Mankind: Human Imagination, the source of Mankind's amazing power http://novan.com/imagine.htm, diakses tgl12 Februari 2009
Heinich, R., M.Molenda, J.D. Russels dan S.E Smaldino. 1996. Instructional Media and Technologies for Learning. Englewood Cliffs, New Jersey : Merril an imprint of Prentice Hall.
Jonassen, D. H. 1994. Thinking Technology: Toward A Constructivist Design Model. Educational Technology 34(3), 34 – 37.
Joyce, Bruce R., dan Marsha Weil. 1996. Models of Teaching. Boston: Allyn and Bacon
Miarso, Yusufhadi. 2004. Menyemai Benih Teknologi Pendidikan. Jakarta: Prenada Media.
Oemar Hamalik. 1986. Media Pendidikan. Bandung : Alumni
Rawlinson, JG. 1979. Berpikir Kreatif & Brainstorming. Jakarta: Erlangga
Reigeluth, C.M. 1983. Instructional Design Theories and Models: An Overview of Their Current Status. Hillsdale, New Jersey: Lawrence Erlbaum Associates.
Sadiman, Arief S 1998. Perpustakaan sebagai Pusat Sumber Belajar, dalam Buku Dinamika Informasi dalam Era Global. Bandung : Ikatan Pustakawan Indonesia, Jawa Barat : PT.Remaja Rosdakarya.
Seel B. Barbara. 1995. Instructional Design Fundamentals. Englewood Cliff, New Jersey: Educational Technology Publications.
Sudrajat, Akhmad. 2008. Sumber Belajar http://akhmadsudrajat.wordpress.com /2008/04/15/ Diakses tanggal 12 Februari 2009
Suparman, Atwi. Desain Intruksional. Jakarta: PAU universitas Terbuka, 1993
Suthadhi. 1981. Pemanfaatan Alam Sekitar sebagai Sumber Belajar Anak Analisis Pendidikan. Jakarta : Depdikbud.
West Charles K., Farmer James A., and Wolff Philip M., 1991. Instructional Design: Implications From Cognitive Science. Boston: Allyn and Bacon, Inc.





Biodata


Nama : Sofyanto, S.Pd
Tempat/Tgl Lahir : Stabat Lama/22 Mei 1983
Jenis Kelamin : Laki-laki
Alamat Rumah : Jl. Tangkul Gg. Rukun No. 23 - J Kelurahan Indra Kasih
Medan Tembung, 20221
Nomor Telp/HP : 081362244301
Pekerjaan : Guru Geografi SMA Harapan 2 Medan
Alamat Sekolah : Jl. H.M. Djoni No. 70 A Medan
Nomor Telp : 061 - 7366804
Email : sofyan_line@yahoo.com
Asal IPTPI : Sumatera Utara
Alamat : Lt. II Gd. Pascasarjana Unimed
Jl. Williem Iskandar Pasar V Medan Estate, 20222
No. Telp : 061 - 77611345
Email : iptpi_sumut@yahoo.com

Pemberdayaan Sumber Belajar dalam Pembelajaran Geografi

PEMBERDAYAAN SUMBER BELAJAR DALAM PEMBELAJARAN GEOGRAFI
Sofyanto


Abstract

Geography is science which studying various existing phenomenon and happened on the surface of earth, in consequence its study items coverage very wide. Characteristic study of geografi obliging teacher explain relevant between physical indicator and social factor indicator, and also its one with is other, claiming optimal teacher its study process effectively. Using various strategy/model study is powered which can matter of teacher to motivate involvement of student actively use multifariously source of study of geography. This matter is expected can dribble and send student at domination of better interest. Sources learn geography which believe in, hence required by enableness in an optimal fashion so that process that goes on can walk in line with is existing. To reach result instruction optimal student is also required adjustment between student characteristic with characteristic of is source of instruction geography. Enableness of source learn as one of optimise of result learn student in course of study in school so that geography as science having big meaning and meaning to life.


Keyword : Resource Based Instruction, Instruction/Learning, Geography,

A. Pendahuluan
Penyelenggaraan pembelajaran telah dilakukan siswa secara terarah, teratur, dan terencana sesuai perkembangan dan kemampuan siswa. Salah satu keterampilan yang harus dimiliki oleh guru adalah kemampuan menggunakan sumber pembelajaran, kemampuan ini tergantung kepada kajian ilmu yang sedang diajarkan. Geografi sebagai ilmu yang mengkaji relasi, interrelasi, dan interdependensi antara kondisi alam dan makhluk hidup yang ada di atasnya, menuntut keterampilan khusus untuk dapat mengajarkannya kepada peserta didik, sehingga citra dan konsep ke-geografian dapat dikuasai dengan maksimal. Sumber pembelajaran ilmu geografi adalah semua gejala yang ada di alam, namun untuk datang sendiri ke lokasi yang sedang dipelajari tentulah amat sulit dengan begitu luasnya permukaan bumi yang sedang dipelajari. Karena itu gejala-gejala yang sedang dipelajari dapat dilihat di berbagai sumber, dan pada pembelajaran di sekolah digunakan buku-buku geografi, peta, atlas, globe, dan lain sebagainya. Melalui alat ini gejala dan fenomena permukaan bumi dapat dikaji dan dipelajari secara mendalam.
Hasil belajar geografi siswa yang masih rendah dalam pencapaian kompetensinya sebagai suatu masalah yang harus diselesaikan bersama. Upaya-upaya dapat dilakukan untuk pencapaian kompetensi sebagai hasil belajar siswa. Selain pencapaian kompetensi, siswa juga harus dapat melakukan belajar secara mandiri terhadap sumber-sumber belajar yang ada lingkungan sekitar.
Pembelajaran secara optimal dapat tercapai dalam hasil belajar siswa dengan mengoptimalkan sumber belajar geografi yang ada. Melalui upaya ini guru dapat merancang, memanfaatkan, mengelola, mengevaluasi pembelajarannya secara efektif dan efisien. Pemberdayaan aneka sumber belajar baik di dalam atau diluar kelas sangat bermanfaat dan memiliki kesan berharga dalam proses pembelajaran. Berbagai penjelasan materi yang didapatkan oleh masing-masing siswa, akhirnya didiskusikan dalam kelompok belajar di kelas yang tentunya dapat memaksimalkan penguasaan kompetensi.

B. Pembahasan
1. Hakekat dan Ruang Lingkup Pembelajaran Geografi
Secara sederhana pembelajaran geografi adalah geografi yang diajarkan di tingkat sekolah menengah. Karena itu penjabaran konsep-konsep, pokok bahasan, dan sub-pokok bahasan harus disesuaikan dan diselaraskan dengan tingkat pengalaman dan perkembangan mental siswa pada jenjang-jenjang pendidikan.
Hartshorne dalam Sumaatmadja (1983) mengatakan “geography is that discipline that seeks to describe and interpret the variable character from place to place of the earth as the world of man” . Pada defenisi ini Hartshorne menekankan karakter variabel dari suatu tempat ke tempat lainnya sebagai dunia tempat kehidupan manusia. Dalam hal ini geografi sebagai bidang ilmu, mencari penjelasan dan interpretasi tentang karakter tadi sebagai hasil interaksi faktor-faktor geografi yang mencirikan tempat-tempat di permukaan bumi sebagai dunia kehidupan manusia. Kedalam interaksi itu termasuk pemanfaatan semberdaya lingkungan oleh manusia bagi kepentingan hidupnya.
Seminar dan lokakarya peningkatan kualitas pembelajaran geografi di Semarang tahun 1988 (Sumaatmadja: 2001), merumuskan geografi sebagai berikut: Geografi adalah ilmu yang mempelajari persamaan dan perbedaan fenomena geosfeer dengan sudut pandang kelingkungan atau kewilayahan dalam konteks keruangan. Dari konsep ilmu geografi yang dikemukakan, dapat dilihat bahwa geografi dan studi geografi berkenaan dengan: (1) permukaan bumi (geosfer), (2) alam lingkungan (atmosfer, litosfer, hidrosfer, dan biosfer), (3) umat manusia dengan kehidupannya (antroposfer), (4) penyebaran keruangan gejala alam dan kehidupan termasuk persamaan dan perbedaan, serta (5) analisis hubungan keruangan gejala-gejala geografi di permukaan bumi. Oleh karena itu pembelajaran geografi meliputi:
a. Alam lingkungan yang menjadi sumberdaya bagi kehidupan
b. Penyebaran umat manusia dengan variasi kehidupannya
c. Interaksi keruangan umat manusia dengan alam lingkungan yang memberikan variasi terhadap ciri khas tempat-tempat di permukaan bumi
d. Kesatuan regional yang merupakan perpaduan matra darat, perairan, dan udara di atasnya
Ruang lingkup inilah yang memberikan ciri dan karakteristik pembelajaran geografi. Apapun yang akan diproses pada pembelajaran geografi, materinya selalu digali dari permukaan bumi pada suatu lokasi untuk mengungkapkan corak kehidupan manusia yang memberikan ciri khas kepada wilayah yang bersangkutan sebagai hasil interaksi faktor-faktor geografis pada lokasi yang bersangkutan. Secara bertahap dan makin lama makin luas dan mendalam, materi-materi geografi itu dalam proses belajar mengajarnya tidak keluar dari ruang lingkup pembelajaran geografi yang menjadi ciri khasnya.
James dalam Sumaatmadja (2001) mengatakan “geography has sometimes been called the mother of science, since many fields of learning that started with observation of the actual face of the earth turned to the study of specific processes whereever they might be located”. Dengan argumen itu James menjelaskan, bahwa bidang pengetahuan apapun yang dipelajari seseorang selalu dimulai dengan pengamatan di permukaan bumi, sehingga cukup beralasan mengatakan bahwa “geografi sebagai induk dari ilmu”. Geografi yang objek studinya permukaan bumi dengan relasi keruangannya, memiliki kedudukan yang kuat dalam memberikan dasar pengetahuan kepada tiap orang dalam mempelajari dan melakukan studi terhadap berbagai aspek kehidupan.

2. Karakteristik Pembelajaran Geografi
Mengkaji gejala/fenomena geografi dengan baik, haruslah terlebih dahulu melakukan pengkajian faktor manusia dalam alam lingkungannya. Untuk itu, harus dimiliki pengetahuan dasar berkenaan dengan aspek-aspek sosial, ekonomi, budaya, politik, dan lain sebagainya. Untuk kepentingan tersebut, diterapkan pendekatan sosiologi, ilmu ekonomi, antropologi, ilmu politik, dan lain sebagainya. Selain mengkaji aspek manusia, studi geografi juga mengkaji lingkungan fisik yang melatarbelakangi kehidupan manusia. Aspek-aspek fisik yang melatarbelakangi kehidupan manusia itu meliputi cuaca dan iklim, kesuburan tanah, keadaan batuan, kelautan, dan lain sebagainya. Untuk mampu mengungkapkan latarbelakang alami ini, guru geografi wajib memiliki pengetahuan dasar tentang ilmu tubuh tanah, meteorologi, klimatologi, geologi, geomorfologi, kartografi, astronomi, ilmu kimia, ilmu fisika, dan lain-lain. Pendekatan ilmu-ilmu tadi dapat diterapkan untuk mengungkapkan gejala-gejala dan proses-proses alam yang melatarbelakangi kehidupan manusia di permukaan bumi.
Pembelajaran geografi berfungsi mengembangkan kemampuan calon warga masyarakat dan warga negara yang akan datang untuk berfikir kritis tentang masalah kehidupan yang terjadi di sekitarnya, dan melatih mereka untuk cepat tanggap terhadap kondisi lingkungan serta kehidupan di permukaan bumi pada umumnya. Sumaatmadja (2001) menjelaskan bahwa pembelajaran geografi mempunyai nilai ekstensi yang meliputi nilai-nilai teoritis, filosofis, dan ketuhanan. Dengan demikian, jika geografi diajarkan dan dipelajari secara terarah dan baik, dapat membina siswa didik berfikir integratif untuk dirinya sendiri dan untuk kepentingan kehidupan pada umumnya. Dengan begitu, pendidikan dan pembelajaran geografi dapat dijadikan salah satu sarana “memanusiakan manusia”. Mengingat fungsi dan peranan geografi, semestinya pembelajaran geografi mendapatkan tempat yang serasi dan wajar ditengah-tengah pendidikan lain pada umumnya. Pencapaian tersebut sangat dipengaruhi oleh kemampuan guru geografi memprosesnya di lapangan. Oleh karena itu, guru geografi harus memiliki kemampuan dasar keguruan sesuai dengan bidang geografi yang menjadi tanggungjawab profesinya.

3. Sumber Pembelajaran Geografi
Menurut Mangunwijaya yang dikutip Yunanto (2004:20) pengetahuan siswa tumbuh tingkat bagaikan bejana kosong yang lalu terisi oleh cekokan orang dewasa dan lingkungannya, atau bukan seperti alat potret yang memasukkan dan merekam segala apa yang tertangkap oleh lensa pada film di dalamnya. Bermain bagi siswa adalah suatu aktivitas yang mutlak harus dijalankan, demi pengembangan daya pikirnya.
Sumber belajar adalah bahan yang mencakup media belajar alat peraga, alat permainan untuk memberikan informasi maupun berbagai keterampilan kepada siswa maupun orang dewasa yang berperan mendampingi siswa dalam belajar (Yunanto,2004:20). Sumber belajar ini dapat berupa tulisan (tulisan tangan atau hasil cetak), gambar, foto, narasumber, benda-benda alamiah, dan benda-benda hasil budaya. Montessori yang dikutip Yunanto (2004:20) menyatakan bahwa lingkungan atau alam sekitar dapat mengundang minat unutk mempelajarinya.
Sumber belajar Geografi dapat dibedakan menjadi dua kelompok besar, yakni (1) sumber belajar geografi utama, dan (2) sumber belajar geografi lanjutan. Sumber belajar utama menunjuk pada otensitas dan orisinalitas. Pada tahap ini belum banyak dilakukan pengolahan, sehingga unsur subyekvitas masih pada tingkat minimal. Sedangkan sumber belajar lanjutan sudah melalui pengolahan.
Tabel 1. Analisa Kritis Sumber Belajar geografi

No Sumber Belajar Geografi Utama Sumber Belajar Geografi Lanjutan
1 Gunung Gambar/foto/miniatur gunung
2 Planet Planetarium
3 Rupa Bumi Peta/Foto Udara/Citra Satelit
4 Pola Aliran Sungai Sketsa Pola Aliran Air
5 Bumi Globe
Sumber belajar dapat diolah atau dikreasikan dengan berbagai metode agar siswa lebih mudah mencerna nilai-nilai yang terkandung di dalamnya. Dalam usaha mengkreasi itu, sumber belajar bisa menjadi alat yang dapat berfungsi membantu proses belajar siswa. Hal ini sering disebut Alat dan atau Aktivitas Permainan Edukatif (APE). Alat Permainan merupakan fasilitas yang sudah dibuat sedemikian rupa, misalnya menjadi permainan bongkar-pasang, sehingga siswa belajar dengan memainkan fasilitas tersebut. Alat peraga merupakan fasilitas belajar yang dapat mewakili fungsi atau cara kerja sesuatu, misalnya Alat Peraga Anatomi Tubuh Manusia. Sedangkan APE menunjuk pada kegiatan yang dapat dilakukan oleh siswa. Misalnya kegiatan percobaan mencampur warna, kegiatan bermain peran, dan sebagainya.
Sumber belajar dapat berupa hasil cetak, rekaman, dan narasumber/orang. Secara garis besar, menurut Yunanto (2004:24-30) sumber belajar dapat dikelompokkan menjadi (1) lingkungan alam (2) lingkungan sosial (3) lingkungan budaya (4) media (5) hasil cetak (6) realita dan (7) produk pabrik.
a. Lingkungan Alam
Sumber belajar yang masuk dalam kelompok ini merupakan tempat atau alam bebas yang dapat memberikan informasi langsung kepada siswa. Alam menyediakan banyak hal yang dapat dipelajari siswa. Misalnya siswa dapat belajar langsung mengenal tanaman, hewan, tanah, batu, suhu, udara, sungai, pegunungan, gunung, air dan sebagainya.
b. Lingkungan Sosial
Sumber belajar ini lebih menekankan tempat hasil karya manusia, dan di dalamnya terdapat aktivitas hubungan manusia. Misalnya,siswa dapat langsung bertemu dengan Pak Tani (sebagai narasumber) uintuk mengetahui proses penanaman padi. Informasi mengenai alat transportasi dan bagaimana sarana jalan yang menjadi kebutuhan penting mesyarakat pun dapat langsung diakses oleh siswa.
c. Lingkungan Budaya
Pemukiman Penuduk, sebagai lingkungan yang penting sebagai sumber belajar yang beragam dari hasil proses kegiatan manusia terhadap lingkungannya.
d. Media
Kaset, VCD, acara TV dan radio merupakan sumber belajar berupa audio visual. Sementara gambar, foto, film, video dapat dikelompokkan dalam sumber belajar visual. Kaset dan CD benyak membantu ketika digunakan sebagai media belajar (terutama) bahasa asing. Logat, intonasi, dan ciri khasnya dapat dipertahankan seperti pengguna aslinya. CD dapat memuat potret peristiwa secara lebih lengkap, misalnya peristiwa gunung meletus Gunung Krakatau, Puncak Maount Everest, Kutub dan sebagainya. Oleh karenanya, VCD merupakan sumber belajar yang dapat lebih banyak informasi dibanding CD.
e. Hasil Cetak
Koran, majalah, buku, brosur, leaflet merupakan sumber belajar penting bagi siswa. Sumber belajar ini dapat memberikan banyak informasi kepada siswa. Misalnya tentang peristiwa gempa bumi, hujan, angin taufan dan sebagainya
f. Realita
Batu-batuan, bunga-bungaan dapat menjadi sumber belajar penting bagi siswa. Sumber belajar ini penting demi perkembangan siswa. Warna-warrna batu dan jenis-jenis batu dapat memberi khasanah pangetahuan bagi siswa. Berdasarkan konteks kegiatan belajar akan menjadi sumber belajar yang tidak sekedar indah untuk dipandang, namun sekaligus memberikan pengetahuan yang kadang tidak cukup untuk sekedar diceramahkan.
g. Produk Pabrik
Produk pabrik dapat memberi informasi, minimal memberikan gambaran kemajuan teknologi negara produsennya. Misalnya. Selain itu lewat produk pabrik dapat lebih diketahui berbagai informasi tentang negara itu, baik lokasinya di dalam peta, geografisnya, penduduknya, dan sebagainya.
Pemanfaatan alam lingkungan, kehidupan manusia, dan hasil interaksi faktor-faktor geografis di permukaan bumi sebagai sumber materi geografi, guru dituntut kemampuannya melakukan seleksi terhadap materi, sehingga apa yang diproses dalam belajar mengajar menjadi efektif dan efesien sesuai dengan perkembangan mental siswa didik, dengan demikian dapat diperoleh produktivitas yang tinggi dalam merealisasikan tujuan instruksional. Peta sebagai round earth on the flat paper merupakan salah satu sumber utama pembelajaran geografi. International Cartography Assosiation dalam Prihandito (1990), mengatakan peta, adalah suatu representasi/gambaran unsur-unsur atau kenampakan-kenampakan abstrak yang dipilih dari permukaan bumi, atau yang ada kaitannya dengan permukaan bumi atau benda-benda angkasa, dan ummnya digambarkan pada suatu bidang datar dan diperkecil/diskalakan. Atlas disajikan berbagai peta berdasarkan kenegaraan, gejala alam, penyebaran sumberdaya, penyebaran aspek kebudayaan, dan lain sebagainya. Membaca peta dalam menggunakan atlas yang berkenaan dengan jaring-jaring derajad, legenda, dan indeks, harus dibimbing lebih dahulu oleh guru. Semuanya ini menjadi kemampuan dasar dalam menggunakan dan memanfaatkan atlas. Selain memiliki fungsi yang sama dengan peta dan atlas, lebih jauh globe dapat membina dan mengembangkan citra serta konsep tentang waktu, iklim, musim, dan gejala-gejala alam lainnya baik yang berkenaan dengan atmosfer, hidrosfer, litosfer, maupun antroposfer. Dengan demikian, penggunaan dan pemnfaatan globe sebagi sumber pembelajaran geografi dapat lebih meningkatkan kemampuan kognitif, afektif, dan psikomotor siswa didik tentang relasi keruangan gejala-gejala geografi di permukaan bumi.
Sumber pembelajaran lain yang dapat membantu mengembangkan citra dan konsep geografi pada diri siswa didik adalah potret, gambar, slide, dan filem. Pada sekolah-sekolah yang kemampuan ekonominya telah tinggi, video tape recorder juga telah digunakan dan dimanfaatkan. Gambar dan potret yang berkenaan dengan gejala-gejala geografi selain diadakan oleh sekolah dan guru, dapat pula pengadaannya ditugaskan kepada siswa. Untuk mendapatkan gambar dan potret yang sesuai dengan materi pembelajaran, dalam memberikan tugas guru harus memberikan arahan yang jelas. Setelah gambar dan potret terkumpul, guru menampilkan gambar dan potret itu di kelas, dengan demikian fungsi gambar dan potret untuk meningkatkan citra dan konsep kepada siswa didik dapat terpenuhi. Selain itu, secara langsung siswa didik merasa dihargai upaya dan jerih payahnya mengumpulkan benda-benda tadi. Gambar dan potret yang dikumpulkan bukan untuk disimpan, tetapi setiap saat digunakan untuk membantu meningkatkan keberhasilan proses belajar mengajar. Pengumpulan gambar harus senantiasa dilakukan untuk memperbaharui gambar-gambar yang sudah ada sesuai dengan perubahan gejala yang menjadi objek kajian geografi.
Sumber belajar audio visual seperti slide, filem, dan VTR (video tape recorder), dan internet, dewasa ini berkembanag menjadi salah satu sumber pembelajaran yang dapat memberikan data maupun gambar secara lebih hidup dan nyata tentang berbagai fenomena dan gejala-gejala geografi yang terjadi di berbagai belahan dunia. Sumber ini mampu mengatasi kendala pembelajaran geografi untuk mengaktualkan gejala geografi yang sedang dipelajari. Dengan demikian pembentukan citra dan penguasaan konsep ke-geografian sesuai tujuan instruksional yang dicanangkan dapat ditingkatkan. Pemanfaatan aneka sumber pembelajaran geografi pada proses belajar mengajar di sekolah akhirnya membuat siswa mengerti, dan mencintai tanah air dan dunia pada umumnya. Dengan demikian terbina kemampuan memanfaatkan sumberdaya lingkungan secara rasional sesuai dengan tingkat kualitas kehidupan dan kualitas lingkungannya.

4. Pemberdayaan Sumber Belajar Geografi
Amstrong yang dikutip Yunanto (2004) mengemukakan bahwa : ”Elang sangat pandai terbang, tentu saja. Tetapi ketika mengikuti kelas menggali, elang sangat tidak mampu menjalani tugas yang diberikan, sehingga harus mengikuti program perbaikan menggali. Tugas itu begitu banyak menyita waktu, sehingga tak lama kemudian elang lupa cara terbang. Begitu halnya dengan siswa kita. Mereka telah kehilangan banyak waktu untuk melakukan kegiatan yang sia-sia. Ingat, elang diciptakan untuk terbang.”
Mangunwidjaja yang dikutip Yunanto (2004) mengatakan pendidikan sekarang tidak otoriter, anti pengarahan top-down, anti akomodasi, anti serba hafalan model beo, anti sikap dan suasana yang serba menggurui belaka. Yang dicari bukanlah pendidikan berdasarkan kewibawaan yang tumbuh dari penghargaan, kecintaan spontan, dan iklim demokratis. Sumber belajar memiliki keanekaragaman dan tersebar luas di lingkungan sekitar kita. Bagaimana cara agar sumber belajar dapat mendukung dan berdayaguna secara optimal didalam Kegiatan Belajar Siswa?
Keanekaragaman dan sebaran sumber belajar akan dapat berdayaguna secara optimal apabila dapat dengan mudah diakses di dalam proses belajar. Oleh karena itu, perlu adanya persiapan sebelum proses belajar dimulai. Persiapan ini meliputi (1) inventaris sumber belajar yang ada (2) perlunya ruang belajar yang mendukung (dalam hali ini ruang kelas bukan satu-satunya ruang belajar untuk siswa), dan (3) perlunya pemberdayaan yang memberi situasi kondusif dalam melakukan kegiatan belajar.
a. Inventaris Sumber Belajar Geografi
Inventaris ini dapat dimulai dengan mengelompokkan sumber belajar berdasarkan tempat. Artinya perlu dipilah mana sumber belajar yang hanya dapat diakses di luar ruangan. Sumber belajar yang bisa diakses di dalam ruangan perlu kembali dilihat dan diberi catatan berdasarkan kebutuhan, yang bisa berdasarkan multi kecerdasan, mata pelajaran, atau bentuk kegiatan yang akan dilakukan.
Khusus sumber belajar yang berada di luar ruangan dapat dikategorikan mulai dari yang paling dekat dan dilanjutkan pada sumber belajar yang semakin jauh. Kemudian dapat dilanjutkan dengan mencermati satu per satu tingkat kesulitan dalam mengakses sumber belajar tesebut. Apakah memerlukan biaya, misalnya untuk transportasi? Bagaiamana waktu yang disediakan untuk kegiatan belajar? Lalu kegiatan belajar macam apa yang sesuai dilakukan?
Inventaris ini sangat penting dan mendukung di dalam mengelola sumber belajar. Maka tinggal melengkapi mana yang kurang dan mana yang belum dimanfaatkan di dalam kegiatan belajar. Ketelitian dan kreativitas pendidik sangat mendukung kegiatan inventarisasi ini. Dengan kegiatan ini guru, orang tua, calon pendidik, pengasuh siswa, pemerhati pendidikan mendapat stimulus untuk mendapat insight bagaimana sumber belajar tersebut akan diolah manjadi kegiatan belajar aktif.
b. Identifikasi Ruang Balajar
Ruang belajar yang tidak terbatas di kelas. Kegiatan belajar dapat dilakukan baik di kelas maupun diluar kelas, dirumah atau yang jauh dari rumah. Yakni, sejauh hal itu mendukung terciptanya suasana yang kondusif terhadap keberlangsungan kegiatan belajar. Dalam hal ini siswa perlu dilibatkan dalam persiapan pemilihan tempat dan kegiatan yang akan dilakukan. Dengan demikian siswa ikut diberi tanggung jawab ketika kegiatan berlangsung. Jika perlu, tata tertib dan aturan mainnya bisa disepakati oleh siswa sendiri atas fasilitas dari orang dewasa yanh sedang mandampingi siswa.
c. Optimalisasi Kegiatan Belajar
Optimalisasi kegiatan belajar menjadi prasyarat untuk terjadinya interaksi antara siswa-siswa-siswa-guru-sumber belajar, atau orang dewasa-siswa. Interaksi atau dialog yang dimaksud tetap berpusat pada siswa. Ini berarti guru dan orang dewasa lebih berfungsi sebagai fasilitator dan dinamisator, sementara sumber belajar cukup tersedia sehingga memberi keleluasaan kepada siswa unutk semakin mudah melakukan proses belajar. Optimalisasi ini dapat dilakukan dengan memperhatikan hal-hal sebagai berikut:
• Disekolah
 Mobilitas Guru dan Siswa
Dalam proses kegiatan belajar terdapat dua subyek yang tidak dapat berdiri tunggal, yakni guru dan siswa. Guru perlu mengetahui siswa secara pribadi. Artinya, masing-masing potensi yang ada pada siswa perlu dipantau dan dicatat perkembangannya. Dengan demikian, ketika terjadi proses belajar guru dapat memfasilitasi dan memandu siswa berdasarkan perkembangan yang terjadi pada siswa. Hal ini perlu dilakukan mengingat setiap siswa memiliki cara belajar yang beragam. Ada yang visual kinesthic, atau auditory. Masing-masing siswa memerlukan fasilitas yang berbeda kendatipun materi yang dipelajari sama. Ruang gerak sebaiknya diatur dan disesuaikan dengan tata letak fisik seperti bangkul, papan tulis, rak sumber belajar, rak buku, dan kegiatan yang dilakukan siswa. Hal ini dilakukan agar siswa dapat melakukan kegiatan belajarnya dengan aktif dan mandiri. Sementara itu, guru melakukan pendampingan ketika siswa menemui persoalan dan membutuhkan panduan dari guru. Maka ruang gerak guru perlu diatur agar tidak mengganggu siswa lain dalam melakukan kegiatan belajarnya.
 Interaksi Guru dan Siswa
Interaksi dalam kegiatan belajar dengan sebaiknya berlangsung antara guru dengan siswa, siswa dengan siswa. Oleh karenanya perlu disuassiswaan agar interaksi tersebut tidak menimbulkan tubrukan kepentingan. Justru sebaliknya, kepentingan tersebut diorganisir sedemikian rupa, sehingga antara siswa dengan guru, serta siswa dengan siswa dapat saling mendukung kegiatan yang berlangsung.
Ketiga aspek di atas dapat tercipta apabila didukung pengorganisasian komponen-komponen yang terkait dalam proses kegiatan belajar, terutama di dalam kelas. Komponen-komponen tersebut adalah sebagai berikut : 1) pengorganisasian fisik, 2) pengorganisasian kegiatan, 3) pengorganisasian siswa, 4) pengorganisasian waktu.

• Dirumah
Pada dasarnya melakukan kegiatan belajar di sekolah ataupun dirumah tidak banyak berbeda. Di rumah, orang tua, pengasuh siswa, atua orang dewasa yang selalu mendampingi siswa perlu prinsip-prinsip (a) siswa perlu diperhatikan (b) pada dasarnya siswa mengalami tumbuh kembang yang unik (c) fasilitas belajar sebaiknya disediakan dalam ruangan khusus, dan (d) waktu kegiatan belajar di rumah bisa lebih longgar.

4. Pemilihan Sumber Belajar Geografi
Pengertian pemilihan sumber belajar goegrafi adalah kesesuaian antara sumber belajar dengan kebutuhan atau penekanan yang dilakukan di dalam proses kegiatan belajar. Penekanan ini dapat berdasarkan Taksonomi Bloom, multi-kecerdasan, mata pelajaran, pengorganisasian kegiatan yang dilakukan, serta tahap tumbuh kembang siswa sedang berlangsung.
a. Taksonomi Bloom
• Kognisi
Kognisi merupakan wilayah pada diri siswa yang melibatkan kemampuan penalaran, akal, atau logika. Kognisi biasanya dikaitkan dengan pengetahuan, hafalan, dan pemikiran yang linier. Dalam hal ini proses belajar disekolah-sekolah didominasi oleh aspek kognisi tanpa diimbangi dengan aspek lainnya, yakni psikomotor dan afeksi.
• Afeksi
Afeksi merupakan wilayah pada diri siswa yang melibatkan rasa, intuisi, insting, atau emosi. Materi-materi yang dikemas dalam kegiatan belajar seringkali minim muatan afeksinya. Misalnya, prilaku peduli lingkungan, pemanfaatan bahan bekas dan lain-lain
• Psikomotor
Psikomotor merupakan wilayah pada diri siswa yang bersinggungan dengan koordinasi gerakan tubuh. Kegitan yang dapat dilakukan antara lain pembuatan miniatur muka bumi, pembuatan peta dan sebagainya.

Tabel 2. Domain Taksonomi, Sumber Belajar, Dan Kegiatan Belajar

No Domain Taksonomi Sumber Belajar Geografi Kegiatan Belajar
1 Kognisi Globe • Mencari lokasi suatu negara
• Memahami garis astronomi (lintang dan bujur)
2 Afeksi Pemukiman Kumuh • Siswa dapat mengamati pemukiman kumuh di lingkungan sekitar
• Memberikan bimbingan dan sosialisasi dalam pentingnya hidup sehat serta bersih
3 Psikomotor Peta dan Foto Udara • Siswa membuat peta rupa bumi, persebaran penduduk
• Siswa dapat menganalisis persebaran gunung berapi
• Siswa dapat mengelompokan pola atau wilayah pemukiman, industri, perkebunan dan sebagainya

b. Bentuk Kegiatan
• Individu/Perorangan
Dalam kegiatan belajar yang dilakukan secara perorangan, masing-masing siswa melakukan kegiatan. Kegiatan ini bisa dilakukan bersama-sama tetapi juga masing-masing siswa melakukannya secara pribadi.
• Kelompok Kecil
Kegiatan belajar kelompok dilakukan melalui kerjasama lebih dari dua orang. Dalam kegiatan kelompok perlu diperhatikan jumlah anngota kelompok yang terlibat. Dengan demikian masing-masing anggota memiliki peran dan melakukan tugas. Penting untuk dihindari adlaah adanya anggota kelompok yang tidak mendapat dan melakukan tugas.
• Klasikal
Kegiatan belajar ini dilakukan secara bersama-sama dalam satu kelas dengan menggunakan media audio - visual

Tabel 3. Pemberdayaan, Sumber Belajar, dan Kegiatan Belajar

No Pemberdayaan Kegaitan Belajar Sumber Belajar Kegiatan Belajar
1 Individual • Peta • Menentukan lokasi negara dari peta
• Termometer • Menghitung suhu udara di suatu titik ruangan/daerah
2 Kelompok • DAS • Menentukan daerah aliran sungai
• Menentukan besaran air yang mengalir
• Menghitung luas DAS
4 Klasikal • CD Film • Menonton dan menganalisis proses terjadinya gempa/hujan dan sebagainya
Hubungan kesesuaian tersebut di atas dapat kreasi menurut kebutuhan. Yang perlu diperhatikan adalah bahwa siswa maengalami tumbuh kembang. Oleh karenanya, sumber belajar dalam format kegiatan belajar perlu disesuaikan dengan perkembangan yang terjadi pada siswa.

C. Penutup
Geografi adalah ilmu yang mengkaji berbagai fenomena yang ada dan terjadi di permukaan bumi, karena itu cakupan materi pembelajarannya sangat luas. Karakteristik pembelajaran geografi yang mengharuskan guru menjelaskan keterkaitan antara indikator fisik dan indikator faktor sosial, serta keterkaitannya satu dengan yang lain, menuntut guru mengoptimalkan proses pembelajarannya secara efektif. Menggunakan berbagai strategi/model pembelajaran adalah hal yang dapat diberdayakan guru untuk memotivasi keterlibatan siswa secara aktif menggunakan aneka sumber pembelajaran geografi. Hal ini diharapkan mampu menggiring dan mengantarkan siswa pada penguasaan kompetensi yang lebih baik.
Sumber-sumber belajar geografi yang beragama, maka dibutuhkan pemberdayaan secara optimal sehingga proses yang berlangsung dapat berjalan sesuai dengan tujuan yang ada. Untuk mencapai hasil belajar siswa yang optimal juga dibutuhkan penyesuaian antara karekteristiik siswa dengan karakteristik sumber belajar geografi tersebut. Pemberdayaan sumber belajar sebagai salah satu pengoptimalan hasil belajar siswa dalam proses pembelajaran di sekolah sehingga geografi sebagai ilmu yang mempunyai arti dan makna yang besar bagi kehidupan.


Daftar Pustaka

Angkowo, Robertus, dan A.Kosasih. 2007. Optimalisasi Media Pembelajaran. Jakarta: Grasindo.
Arsyad, Azhar. 1997. Media Pembelajaran. Jakarta : Raja Grafindo Persada.
Harsanto, Radno. 2007. Pengelolaan Kelas yang DInamis : Paradigma Pembelajaran Menuju Kompetensi Siswa. Yogyakarta: Kanisius.
Hasan, S. Hamid. 1996. Pendidikan Ilmu-Ilmu Sosial (Buku 1). Jurusan Sejarah FIPS IKIP Bandung.
Joko, Yunanto, Sri. 2004. Sumber Belajar Anak Cerdas. Jakarta: Grasindo.
Kidwai, Zeenat. Environmental Approach in Geography Teaching. New Delhi: Sarup & Sons.
Prihandito, Aryono. 1990. Kartografi. Yogyakarta : Mitra Gama Widya.
Silberman, L, Melvin. 2006. Active Learning. Bandung : Penerbit Nusamedia.
Salim, Basha. S.A dan Digumarti Bhaskara Rao. 2004. Methods of Teaching Geography. New Delhi: Discovery Publishing House.
Sanjaya, Wina. 2006. Strategi Pembelajaran. Jakarta : Kencana.
Slavin, Robert, E. 1983. Cooperative Learning. Maryland : Jhon Hopkins University.
Sukmadinata, Syaodih, Nana. 2004. Landasan Psikologi Proses Pendidikan. Bandung : Remaja Rosdakarya.
Sumaatmadja, Nursyid. 1983. Geografi Sebagai Nilai Ekstensi Untuk Menunjang Perwujudan Kesatuan Bangsa dan Negara. Disertasi. Yogyakarta : IKIP Yogyakarta
. 2001. Metodologi Pengajajaran Geografi. Jakarta : Bumi Aksara.

Setiap Anak Cerdas

BOOK REPORT AKAN CERDAS

Judul Buku : Setiap Anak Cerdas! “Panduan membantu anak belajar dengan memanfaatkan multiple intelligence-nya”
Pengarang : Thomas Armstrong
Penerbit : PT. Gramedia Pustaka Utama Jakarta
Tahun Terbit : Agustus 2002
Halaman : 302 + xi halaman
Jumlah Bab : 13 Bab + Penutup

A. Pendahuluan
Anak memiliki kecerdasan tersendiri dari lahir dan akan nampak perubahan ketika mempunyai minat terhadap seseuatu yang merangsangnya. Bakat kecerdasan itu dibawa sejak lahir dan minat tumbuh karena faktor lingkungan internal dan eksternal. Selama ini di sekolah sebagian guru dan sekolah telah mematikan kreatifitas anak-anak karena memiliki kelainan dalam belajarnya sehingga dianggap memiliki kelainan psikologis. Oleh karena itu kreatifitas yang seharusnya dihidupkan dengan cara-cara atau pendekatan tertentu tetapi berbeda halnya dengan dengan kondisi di sekolah.
Anak-anak itu dilahirkan ke bumi memiliki kecerdasan yang berbeda-beda sehingga kita diharapkan mengetahuinya itu dan membantu anak tersebut untuk memanfaatkan kecerdasan yang dimilikinya. Kecerdasan itu seperti belajar-linguistik, logis-matematis, spasial, kinestetik-jasmani, musik, interpersonal, antarpersol dan naturalistik dapat kembangkan sesesuai dengan kecerdasan masing-masing. Dengan inilah book report ini disusun untuk mengkaji tentang kecerdaasan pada anak yang sebagian orang tidak mengetahuinya. Kita diharapkan bisa membantu anak tersebut untuk belajar sesuai kecerdasan yang dimilikinya. Maka dengan ini book report dapat menjadikan kita juga ikut cerdas dan menambah wawasan tentang psikologi anak.

B. Pembahasan
Buku yang ditulis Thomas Armstrong membuka wacana baru dunia pendidikan teruatama di Indonesia yang terkait dengan hasil penelitian Gardner tentang kecerdasan majemuk pada diri anak-anak. Kondisi menjadikan Thomas Armstrong membuat buku yang menggugah kita terutama guru untuk bisa membantu kecerdasan anak ini dengan berbagai cara. Selam ini terjadi di sekolah telah terjadi hal pematian kecerdasan anak sehingga anak-anak tidak cerdas dalam penyelesaian masalah. Dengan demikian perlu membaca buku ini untuk menjadi renungan bersama sebagai baban perbaiakan pembelajaran di Indoensia.
Dalam buku ini terdiri dari 13 bab dan topik sebagai penutup pada buku ini. Pada bab 1 membahas Dunia Gersang Lembar Latihan : Terabaikannya Bakat dan Kemampuan di Sekolah. Anak-anak sebagai manusia diberikan keunikan sebagai karunia, bakat dan kemampuannya yang diabaikan oleh sekolah yang kemudian diberikan label sebagai penderita attention defecit disorder (ADD) atau yang dikenal dengan gangguan kurang perhatian, attention defecit hyperactivity disorder (ADHD) atau gangguan hiperaktif kurang perhatian, learning disabled (ketidakmampuan belajar), atau underachiever (berprestasi di bawah kemampuan). Jutaan pelajar tampak seolah mencapai kemajuan akademis yang memuaskan, tapi batin meraka sekarat karena karunia dan kemampuan sejati meraka tidak dibangkitkan oleh sekolah. Sekolah-sekolah selama ini telah menghilangkan kemampuan untuk menanggapi perbedaan individual. Tujuan buku ini adalah untuk membantu kita terutama guru untuk mengembalikan martabat anak-anak dengan menemukan cara anak-anak belajar yang terbaik dan belajar menurut mereka sendiri.
Pada bab 2 membahas tentang Delapan Cara untuk Berkembang : Menemukan Multiple Intelligence Anak. Sebagian orang dalam masyarakat kita, meski mungkin mereka sebenarnya mempunyai kesadaran yang lebih besar, berbicara seolah semua individu bisa dinilai dengan menggunakan satu takaran, yaitu takaran seberapa pandai atau bodohnya meraka. Cara pandang ini sangat dalam tertanam pada diri kita. Secara ilmiah evaluasi sesempit ini sebenarnya salah dan mempunyai konsekuensi sosial yang sangat merusak. Dalam bab ini dipaparka delapan melihat dunia anak-anak yang sangat penting walau tidak mencakup semua cara belajar yang ada. Setidaknya delapan cara ini memberi gambaran yang lebih menyeluruh dari pada evaluasi kita selama ini.
Bab 3 membahas Menguji Kegagalan: Perangkap Tes Formal. Emile Zola mendapat nilai nol dalam mata kuliah sastra di Lycee St. Louis di Prancis dan juga tidak lulus mata kuliah bahasa jerman dan retorika. The Beaux menolak Cezanne ketika ia mendaftar menjadi mahasiswa. Einstein tidak lulus ujian masuk bidang zoologi, botani dan bahasa. Maka dalam bab ini bagaimana kegagalan menjadi sebuah tes yang formal dan tidak memberikan arti baik pada dunia pendidikan. Inilah pengatar dari bab ini akan membahas tirani tes, tes generasi baru, mitos “tes objektif”, mimpi buruk persentil, melindungi anak anda dari tes formal, meneliti catatan sekolah, metode evaluasi alternatif, penilaian sebagai pengalaman positif, membahas hasil tes dengan anak anda, mengajar untuk tes. Inilah akan mengungkapkan tes yang selama ini terjadi di sekolah dan kritikannya tes sangat menggungah pembaca buku ini dengan logis dan sistematis.
Dysteachia: Alasan Sebenarnya Mengapa Anak Tidak Berkembang di Sekolah. Pendidikan formal adalah topik pada bab 4. Kegiatan yang begitu rumit, kaku dan terlalu diatur sehingga proses belajar dianggap sebagai sesuatu yang sulit dan otak lebih suka tidak melakukannya. Guru cendrung berfikir bahwa belajar adalah suatu peristiwa khusus, membutuhkan insetif dan imbalan istimewa, bukan sesuatu yang secara alami akan menjadi pilihan orang untuk dilakukan. Otak tidak bisa dituding sebagai penyebab kengganan untuk belajar.
Belajar adalah fungsi utama otak, pusat perhatiannya yang pernah tergeser dan menjadi gelisah serta prustasi jika tidak ada pembelajaran yang harus dilakukan. Kemampuan belajar yang besar dan tak terduga tanpa perlu bersusah payah. Oleh karena itu dalam bab ini menggambarkan latar belakang sekolah itu tidak berkembanga dengan kreatifitasnya. Dalam bab ini pula ada empat yang membunuh semangat belajar (talk, text book, task analysis dan Tracking) yang diungkapkan dengan bagian topik tersebut seperti terlalu banyak teacher talk, penggunaan textbook, yang berlebihan, penekanan yang berlebihan pada pengajaran ketrampilan, terlalu mengandalkan pengelompokan anak berdasarkan prestasi atau kemampuan. Selanjutnya bab ini akan mengkaji pendidikan khusus: sebuah ekologi yang berdiri sendiri.
Akibat yang paling menghancurkan dari keseluruhan mitos LD dan ADD adalah bahwa para guru jadi semakin mudah menyingkirkan murid yang mempelajari materi dnegan cara ditetapkan ke luar ruang kelas normal mereka. Seperti yang dinyatakan sebuah penelitian federal tentang pemberian label “learning disability” mempunyai daya tarik karena istilah ini menyiratkan kondisi saraf khusus yang tidak bisa ditentukan siapa penyebabnya. Begitu juga dengan bagian topik dibalik kebosanan : cara sebenarnya anak-anak belajar. Banyak anak-anak yang dianggap salah dalam mereka melakukan gaya belajarnya sehingga terjadi kebosanan yang sangat cepat. Dan bagaimana anak akan mendapatkan pendidikan terbaik untuk anak anda. Ada juga akan diungkapkan lima pilihan untuk menyekolahkan anak anda. Inilah bahasan terakhir pada bab ini untuk mencari solusi dalam menyekolahkan anak untuk mengembangkan kecerdasan pada dirinya.
Thomas Amstrong menuliskan pada bab selanjutanya dengan judul Belajar dengan Cara Mereka Sendiri : Memberikan di Rumah Apa yang Mungkin Tidak Di dapat Anak di Sekolah. Bab ini akan memberikan gambaran tentanga bagaimana cara yang tepat untuk memotivasi anak dan menciptakan perubahan di dalam kelas dalam pemamaparan yang singkat terkait dengan delapan kecerdasan anak.
Menemukan cara yang tepat untuk memotivasi anak anda dengan cara-cara yang sesuai. Menciptakan perubahan dalam ruang kelas sehingga anak mampu belajar sendiri. Dalam bab ini akan ditemukan bagaimana anak-anak akan dapat menemukan kecerdasan-kecerdasan yang dimiliki seperti pada kecerdasan bahasa-linguistik diajarkan membaca spasial dan sebagainya.
Bab ke enam menjadi kelanjutan bab 5 tentang pembahasan buku ini. Penguasaan Tubuh: Belajar secara Fisik. Kata-kata dan bahasa sesuai yang ditulis atau diucapkan tampaknya tidak memainkan peran apapun dalam mekanisme pikiran. Kesatuan fisik yang tampaknya berfungsi sebagai unsur sedikit banyak gambaran jelas bersifat visual serta beberapa yang berkaitan dengan otot. Bab ini akan digambarkan kecerdasan dimulai dalam tubuh, mengembalikan tubuh ke dalam proses belajar, menghilangkan stres tubuh saat periode belajar akademis dan strategi belajar kinestetik serta menggunakan tubuh untuk mengajarkan 3 M. Papan Tulis Mental: Mengolah Daya Khayal dalam Belajar sebagai bab pertengahan dalam buku ini. Bab ini akan memarkan bagaiaman melihat berarti memahami dari image ke pikiran abstrak, memvisualisasikan keberhasilan dalam belajar.
Pada bab 8 Mengajar dengan Perasaan: Membuka Hati untuk Belajar yang akan mengambarkan pada bagian terakhirnya dengan melibatkan anak dalam perencanaan pendidikan sebagai proses belajar dan pembelajaran. Dunia batin stress yang akan dituangkan dengan sistematis dan menyeluruh. Stres yang terjadi pada anak terlahir dari tekanan dan kondisi lingkungan. Kecerdasan emosi : ketrampilan dasar baru, dan menghapus stres lingkungan belajar akan dibahas dengan cara mengurangi stres itu dari lingkungan anak. Meringankan beban anak di rumah dan sekolah tidak akan menjadi beban dirinya sehingga stres dapat dikurangi. Cara lain mengurangi stres perubahan dari kemarahan menuju membaca: belajar secara emotif, memilih untuk belajar dan terakhir adalah melibatkan anak dalam perencanaan pendidikan sehingga anak akan merasa dihargai dan bisa berpartisipasi dalam kegiatan belajarnya.
Demikian juga pada bab 9 Jaringan Belajar : Membangun Sistem Pendukung dalam Kehidupan Akademis Anak. Berdua lebih baik dari pada seseoarang diri karena mereka menerima upah yang baik dalam jerih payah mereka. Karena kalau mereka jatuh, yang seorang mengangkat temannya tetapi celakalah orang yang jatuh yang tidak mempunyai orang lain untuk menganggkatnya. Pembahasan pada pembelajaran simbiosis ini menjadi bagian utama dalam bab 9 atau bekerja sama anak dan guru dan temannya.
Di balik lembar PR : Belajar bersama dalam kehidupan nyata adalah memberikan anak untuk berinteraksi yang terjadi antara anda dengan anak dan belajar dalah satu ketrampilan yang paling rumit di dunia. Mempraktekan apa yang diajarkan dengan contoh-contoh. Anak dan guru belajar dengan bekerja sama, belajar dengan teman sebagai bahasan akhir bab ini. Dengan demikian anak didukung oleh diluar kehidupan akademis anak sehingga jaringan belajar itu dapat tumbuh dan berkembang.
Pengharapan Besar: Menciptakan Keyakinan Positif dalam Diri Anak dan Anda Sendiri untuk bab 10 sebagai suatu hal yang diberikan guru terhadap anaknya. Perlakuan orang seolah mereka sudah menjadi apa yang mampu mereka wujudkan dengan demikian guru membantu mereka mewujudkannya adalah rangkaian kalimat yang ada pada bab ini. Ini harus dilakukan guru terhadap anak didiknya. Waspadailah label-label sekolah yang akan mempengaruhi perkembangan anak sehingga tidak akan tumbuh keyakinan pada diri anak. Alkimia pengharapan untuk melihat prilaku belajar sebagai sifat positif dan menemukan ketrampilan dan minat.
Memupuk yang positif dengan menghindari pujian yang berlebihan dan menggunakan minat dan kemampuan sebagai sarana belajar anak dan membiarkan anak berkembangn cara mereka sendiri adalah pembebasan pada anak sehingga tumbuh keyakinan kemandirian.
Bab 11 Sikap Sabar: Menghargai Kecepatan Belajar Anak. Pelan sebagai ssesuatu yang baik adalah bagian pertama sub bab ini dengan mengutamakan kesabaran terhadap setiap pembelajaran yang berlangsung. Pelan sebagai sesuatu yang baik sehingga memberikan keuntungan menjadi Late Bloomer. Seni kesabaran : beberapa pedoman dalam membangun pentingnya kesabaran pada diri anak dalam membangun sikap tersebut dengan keyakinan. Mengenali kuntum ketika kita melihatnya sebagai apresiasinya dan menghormat kebun masa kanak-kanak sebagai suatu pencerminan kita terhadap anak-anak. Anak-anak ada perbedaan dalam kecepatan belajar sehingga dibutuhkan penghargaan dengan melihat ini sebagai suatu keunggulan untuk mengembangkan kemampuannya dengan kesabaran yang dimiliki. Oleh karena perkembangan alamiah seorang anak tidak mengikuti jalan yang mulus dan bisa ditebak. Anak-anak itu akan tumbuh impulsif dan tidak teratur sehingga anak dianggap bermasalah. Oleh karena itu kita diharapkan untuk memiliki kesabaran untuk menghargainya.
Pada bab 12 Pintu Persepsi: Membantu Mengembalikan Kepekaan Indra Anak. Jika anak menanyakan sebuah nama dan etah mengapa tidak mendapatkannya, anak itu akan merasa bahawa orang tua tidak ikut berbagi pengalaman itu atau memberinya sanksi. Konsep peristiwa ini takkan terisi, makanya akan tetap dangkal dan akhirnya lenyap begitu saja. Terjadilah pengabaian selektif.
Teori indra terpadu sebagai sub bagian dari bab ini untuk mengungkap tentang indra yang dimiliki anak-anak. Semakin banyak “petunjuk cara mengerjakan” yang diterima seorang pelajar, semakin besar kemungkinan dia menghalangi upayanya sendiri.
Bab 13 Ekologi Belajar: Memberikan Lingkungan yang Membangun bagi Anak. Anak sedang berkembang adalah sebuah kesatuan psikologi dan biologis yang memerlukan gizi optimal. Gizi dapat didapat dai banyak sumber termasuk penglihatan, pendengaran, sentuhan, gerakan, pendampingan, kasih sayang dan makanan. Ruang untuk bergeraka yang dijadikansebagai sebuah variabel ekologi, meluangkan waktu untuk belajar : faktor temporal, dampak suara-suara lingkungan pada belajar, menjernirhkan udara untuk atmosfer belajar yang lebih baik.
Ekologi belajar sebagai suatu faktor yang dapat mempengaruhi kehidupan anak terutama dalam perkembangan pertumbuhan dan kecerdasannya. Dengan demikian perkembangan anak cepat dan kreatifitasnya tidak terhalang. Kondisi udara dan kegaitaan yang alamiah menjadi kekuatan dan motivasi bagi anak untuk mensesuaikan dengan gaya belajarnya.
Bab 14 Pelajar Masa Depan yang mengkaji bahwa semua pendidikan bersumber dari gambaran masa depan. Jika gambaran masa depan yang diyakini masyarakat melenceng jauh, maka sistem pendidikan akan mengkhianati kaum muda. Bagian ini memberikan berbagai sumber materi yang akan membantu kita menerapkan beberapa saran dalam buku ini. Program-program menarik bagi anak-anak yang mengekploitasi spektrum kemampuan belajar-linguistik, logis-matematis, spasial, kinestetik-jasmani, musik, interpersonal, antarpersol dan naturalistik. Dengan menciptakan lingkungan yang khusus dibuat sesuai kebutuhan mereka, kita akan membantu meraka untuk benar-benar mulai belajar.
Inilah pembahasan buku ini yang dipaparkan oleh Thomas Amstrong dan ia juga memberikan pedoman bagi orang tua mengenai multiole intelligence. Inilah kelebihan buku ini sehingga mudah untuk dibaca bersama teruatama guru dan orang tua sehingga anak akan berkembang kecerdasannya yang dimiliki. Buku in juga diambil dari berbagai buku dan makalah yang menarik yang diseminarkan di seluruh dunia tentang pendidikan terutama tentang kecerdasan pada anak.

C. Penutup
Buku ini diterbitkan oleh pengarang Thomas Armstrong menjadikan bahan refensi bagi kita terutama yang terjun di dunia pendidikan termasuk orang tua. Buku yang menggambarkan tentang anak-anak yang memiliki kecerdasan diungkap dan faktor yang mempengaruhinya serta bagaimana menemukan kecerdasan itu. Bukan saja menemukan kecerdasan itu saja tetapi kita diharapkan dapat membantu anak untuk belajar sesuai dengan kecerdasan dominan yang dimilikinya.
Sedikit buku yang menerbitkan tentang kecerdasan anak ini di Indonesia, tetapi beberapa buku telah terbit yang berkaitan tentang kecerdasan anak ini. Buku-buku yang juga mengupas tentang hal ini misalnya karya Andi W. Gunawan tentang Genius Learning Strategy dan Born to be A Genius yang mengangkat tentang kecerdasan anak serta gaya belajar anak serta kepribadiannya. Begitu juga dengan Amir Tengku Rampli dengan Pumping Teacher, Pumpung Student dan Pumping Talent.
Dengan demikian kita harus membaca buku kecerdasan ini sebagai referensi kita dan ini kecerdasan majemuk merupakan sebagai teori dan dapat diterapkan dalam pendidikan kita.